Ketika surya dinyatakan mengalami kelumpuhan total maka sejak itu pula, radit mengemban tanggungjawab yang besar dipundaknya. Dia yang selama ini bersikeras enggan ikut campur kedalam bisnis papanya, kini harus legowo mengalah dengan prinsipnya, memimpin perusahaan besar papanya agar tetap berjalan. Kini hari-hari radit dipenuhi dengan kesibukan dikantor serta pergi ke beberapa kota untuk menangangi semua pekerjaaan yang kini tidak bisa lagi dilakukan papanya.
Dan tidak hanya tanggungjawab besar yang harus dipikul radit. Pria itu juga dipaksa untuk mengalah dengan permintaan papanya. Ya demi menjaga nama baik keluarga, kini radit harus bisa membuang jauh-jauh perasaannya pada jelita serta menganggap wanita yang memenuhi hatinya itu sebatas adik semata seperti kemauan papanya.
Berat namun radit harus tetap tegar demi menjaga amanat sang papa.
Ditempat lain, jelita sudah mendapatkan pekerjaan yang baru setelah dipecat dari perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya. Jelita harus ikhlas menerima keputusan bosnya itu setelah satu minggu lamanya tidak masuk kerja, resiko dari tingkah lakunya yang kabur dari rumah bersama radit.
Sejak hari dimana radit memutuskan untuk tetap berhubungan namun sebagai kakak dan adik, sejak saat itu juga jelita memutuskan untuk meninggalkan rumah mewah surya namun ia masih berstatus sebagai anak kandung surya dan laura dan ia tidak keberatan akan hal itu. Jelita hanya sesekali saja pulang ke rumah jika ada acara-acara besar. Gadis itu tidak sanggup menatap radit setiap harinya jika harus berada disatu atap yang sama.
"Kamu sudah mengertikan" kata wanita bersetelan stylis itu.
Jelita mengangguk saja meskipun dalam hatinya masih banyak pertanyaan. Tempat dan pekerjaan baru, jelita harus memulainya dari awal lagi. Dia harus belajar dari pangkal lagi. Dan hari ini akan menjadi hari yang berat untuknya.
Satu minggu berlalu, jelita mulai mengerti dengan apa saja yang menjadi bagian pekerjaanya. Meskipun terbilang lambat namun jelita adalah wanita yang pantang menyerah. Ia terus giat belajar hingga ia bisa sampai dititik ini.
"Ada apaan sih? Kok semua pada aneh?" Jelita merasa heran dengan tingkah rekan-rekan yang senyum sumringah serta merapikan pakaian mereka.
"Wi ada apaan sih?" Tanya jelita penasaran.
"Kamu gak tau?"
"Gak. Emangnya ada apa?" Jelita balik bertanya.
Wiwik membuang nafas jengkel. Apa sih yang jelita tau, gadis itu selalu ketinggalan berita.
"Hari ini direktur kita balik dari amerika dan aku dengar dia akan lama berada di Indonesia" jelas wiwik dengan volume kecil seperti orang berbisik.
Jelita mengangguk mengerti.
"Oh....trus kenapa kalian pada senyum-senyum sendiri?" Jelita masih belum paham.
"Direktur kita itu pria yang sangat perfect. Tampan, gagah, kaya pokoknya sempurna deh dan yang aku tahu dia belum punya pacar. Nah siapa tau dia kecantol sama aku" harap wiwik halu. "Udah cepat rapiin baju kamu karna dari info yang aku dapat, direktur kita itu suka sama wanita yang rapi" sambung wiwik.
"Hemmm kamu ada-ada saja" jelita merapikan bajunya bukan karna ingin mencari perhatian pada si direktur seperti yang wiwik lakukan namun ia melakukan itu karna tidak mau dibilang minus kerapian.
Tak lama setelah jelita merapikan bajunya. Direktur berperawakan tinggi dengan kaki jenjangnya masuk melewati satu persatu karyawannya yang sudah berjejer rapi menunggu kedatangannya. Sang direktur sebenarnya tidak pernah menyuruh mereka berdiri karna ia bukanlah orang yang gila hormat namun ia membiarkan hal itu karna mungkin mereka suka melakukannya pikir sang direktur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Love [Tamat]
RomanceSejak kecil kamu selalu bersama, melakukan apapun selalu berdua. Namun saat beranjak dewasa kamipun harus terpisah. Dia pergi ke New York untuk melanjutkan studinya dan aku tetap disini. Entah apa yang terjadi, perasaan itu ada begitu saja. Aku beru...