Radit melajukan mobilnya ke arah Tangerang lebih tepatnya menuju ke apartementnya. Ditemani jelita yang duduk manis disebelahnya, radit melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Sepanjang perjalanan, jelita terus merasa deg degan yang luar biasa. Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi dirinya dan gumara atau juga akan menjadi malam yang panas.
Ketika mobil berhenti tepat di parkiran apartement, keduanyapun turun dan berjalan beriringan sambil saling mengenggam tangan erat.
"Kamu mau minum?"tawar radit basah basih.
"Heemm ya"jawab jelita malu.
Radit tersenyum geli melihat muka merona jelita, ia tau wanitanya itu sedang malu setengah mati. Bagaimana tidak malu? Seorang wanita mengajak pria tidur duluan!
Itu merupakan hal yang paling memalukan di dunia ini.
Radit lalu memberikan gelas berukuran minimalis pada jelita lalu menuangkan anggur merah kedalamnya.
Dan hanya sekali teguk kini gelas itu sudah kosong kembali seperti semula.
"Wahh ternyata selera minum mu besar juga. Pelan-pelan saja jangan terburu-buru" ucapan radit itu seperti sebuah sindiran.
Hal itu membuat jelita semakin merasakan malu yang luar biasa. Rasanya ia ingin pulang saja. Radit sepertinya sengaja mengulurkan waktu untuk membuatnya marah. Karna memang dari dulu pria ini sangat suka melihatnya marah. Bagi radit, jelita terlihat semakin mengemaskan jika sedang marah.
"Kamu sudah tidak sabar?"
Pertanyaan radit membuat jelita melongo. Wajahnya menjadi merah padam karna pertanyaan singkat itu.
"Ti...dak sa bar. Maksudnya?"tanya jelita salah tingkah.
Ekspresi jelita membuat radit gemas. Ia sebenarnya juga sudah tak sabar ingin melumat bibir merah mudah itu namun ia sengaja mengulurkan waktu untuk membuat gadis itu marah. Sudah lama ia tidak melihat ekspresi jelita seperti saat ini.
"Haa sudahlah. Aku mau tidur saja" kesabaran jelita sudah habis. Sudah cukup ia dipermalukan. Setelah tadi dirumah ia mempermalukan diri sendiri dan masa sekarang dia juga yang harus duluan menggiring radit ke kasur. Oh tidak tidak jangan lakukan itu. Itu sangat memalukan.
Begitu jelita akan bangkit dari duduknya, tiba-tiba saja radit mendorong tubuh jelita hingga duduk kembali ketempatnya.
Tanpa ba bi bu radit dengan ganasnya mencumbu bibir ranum itu. Ia tidak memberi ampun pada jelita untuk membalas kecupannya. Radit terus melumat bibir jelita tanpa jeda. Jelita pun dibuat kewalahan dengan pergerakan radit yang begitu cepat seperti angin itu. Jelita bahkan harus memundurkan tubuhnya agar bisa mendapatkan sedikit udara karna sejak tadi radit terus menghimpit tubuh juga mulutnya hingga hanya sedikit sekali udara yang bisa masuk kedalam paru-parunya.
"Ra...ra...dit" Rintih jelita berusaha mendorong radit dari tubuhnya.
Radit mengabaikan panggilan jelita, ia seakan telah terhipnotis dengan segala kenikmatan yang kini telah merasuki seluruh tubuhnya. Kini bibir radit tidak lagi bermain dibibir manis itu, bibir tebal radit kini telah turun ke leher jenjang jelita. Dengan sangat lembut, radit mencumbu leher mulus itu dan sesekali memberi hisapan disana hingga meninggalkan jejak kepemilikannya.
Jelita hanya melenguh panjang menerima sensasi yang baru pertama didapatnya itu. Kepalanya menengadah kebelakang hingga membuat radit memiliki banyak ruang untuk mengeksplor leher menggiurkan ini.
"Aahhh"desahan itu akhirnya keluar juga dari mulut manis jelita saat dengan lihainya radit menggoyangkan lidahnya diarea belakang telinganya.
Ditengah lidahnya yang terus menjamah setiap bagian wajah jelita, tangan radit pun tak tinggal diam. Tangan lebarnya dengan gemasnya meremas dua daging tumbuh itu, begitu kenyal dan nikmat. Setelah puas meremas buah dada itu, tangan radit lalu turun ke bagian bawah jelita. Jemarinya merabah paha mulus memabukkan itu. Bibirnya juga dengan terlatih menghisap menyedot paha indah itu hingga membuat desahan jelita semakin panjang memenuhi seisi ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Love [Tamat]
RomanceSejak kecil kamu selalu bersama, melakukan apapun selalu berdua. Namun saat beranjak dewasa kamipun harus terpisah. Dia pergi ke New York untuk melanjutkan studinya dan aku tetap disini. Entah apa yang terjadi, perasaan itu ada begitu saja. Aku beru...