Salah satu kebahagiaan saat bersamamu yaitu menjadi teman kecilmu.
Aku teringat pada waktu kebersamaan bersamamu, Ayah. Kau selalu mengajakku ketika kau ingin pergi. Lalu, aku tertawa dengan riang. Ketika sampai di perjalanan, di sana terlihat ramai dipenuhi oleh makanan. Tanpa kau menanyakanku terlebih dahulu, makanan itu sudah ada di tanganmu. Aku mengambilnya dengan seringai yang mantap.
Ah, kau juga sering menemaniku bermain, bukan? Dengan perlahan, Ayah memegang tanganku. Sedikit demi sedikit membantuku tuk melangkah--meninggalkan caraku berjalan dengan merangkak. Aku melihat matamu kala itu. Kau terlihat bahagia karena melihat kakiku yang mungil mencoba berjalan.
Dan...
Hup!
Aku terjatuh di pelukanmu. Kau memelukku dengan erat sambil menggendongku dengan kuat. Sangatlah jelas terlihat ukiran senyum di wajahmu. Aku tertawa sekali lagi. Memperlihatkan gigi susuku yang sedikit dan kecil.
Aku rindu waktu-waktu itu. Apakah kau juga merindukannya, Yah? Aku harap begitu. Maka, tetaplah menjadi teman kecilku.
Aku rindu. Aku menginginkanmu.
18/01/18
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Rindu untuk Ayah
PoetryAyah, aku rindu. Tak bisa kujelaskan bagaimana rindu itu, Yah. Pastilah sangat berat. Ayah, apakah engkau rindu padaku juga? Ayah, janganlah pergi dulu. Ini sajak untukmu. Tanpamu, sajak ini takkan pernah ada. Tak apa jika ayah tidak membacanya. T...