rose masih terjaga dari tidurnya kalau saja ia tidak mengingat ini sudah jam berapa. disampingnya masih bertengger tiga perempuan yang saling menghimpit di kasur kamarnya yang untungnya cukup lebar ini.
sore tadi setelah pulang dari kafe, keempatnya berjanji untuk singgah ke rumah rose untuk sekedar menghibur jennie sembari memadamkan emosi mereka.
untung saja jisoo dan lisa tidak sampai membuat keributan dengan menyerat yuju ke luar kafe, karena perempuan itu dan yerin sudah diungsikan keluar.
dengan informasi dari jaehyun, ketiganya menemukan jennie yang sudah terduduk diam di meja komplotan yerin, ditemani sinbi dan eunha yang berusaha memberikannya tissu.
semenjak itu jennie hanya diam hingga mereka sampai di rumah rose. untung saja dengan ajakan lisa untuk berkaraoke di rumahnya cukup membuatnya untuk tidak membisu lagi.
keempatnya menggila hingga tertidur asal-asalan.
rose terkikik menemukan wajah lisa yang tertimpa kaki kiri jisoo dan wajah jisoo yang mendekap bokong jennie.
sebagai teman yang baik, ia memperbaiki posisi ketiganya agar mereka tidak terbangun dengan posisi salah tidur. rose masih menyayangi tubuhnya karena tidak ingin jisoo mendepaknya.
membalutkan selimut biru mudanya kepada mereka, kemudian rose bangkit untuk mematikan speaker yang masih menyala dan mengutip bekas makanan dan minuman mereka.
untunglah orangtuanya sedang tidak ada di rumah sehingga ia bebas mengijinkan ketiganya memporak-porandakan rumahnya. kalau tidak rose sudah menendang mereka saat ini juga.
benda yang berada diatas speaker itu terus menerus menghasilkan bunyi yang terdengar di telinganya. ia meraih kemudian membukanya. ponsel jennie telah dibanjiri notifikasi dari orang-orang yang mungkin melihat langsung kejadian di kafe tadi. mereka mungkin menuntut penjelasan untuk menghindari merebahnya gosip yang tidak-tidak menyangkut diri jennie.
rose menggeleng-gelengkan kepalanya. menjadi orang terkenal dikampus itu tidak seenak yang orang bayangkan.
🐝
"woi lis bangun gak lo?!!!"teriak jisoo malas sambil menguap pelan. sejujurnya ia masih ingin tidur menyusul lisa yang mendengkur halus hingga terdengar di telinganya. namun setelah merasakan perut yang kembang-kempis, ia tidak bisa menolak untuk diajak rose makan.
"LALISAAAA LO GAK LAPER APA??"rose mendatangi kamar dengan celemek dan spatulanya. "dipentung sakit gak nih?"tanya rose hati-hatu sebelum ia memukulkan spatulanya ke wajah lisa.
"PANAS BEGO, LO MAU LIHAT JIDAT LISA BENGOR KARNA ITU?"jisoo membela. rose hanya menggidikkan bahunya kemudian meninggalkan kamarnya sebelum berteriak lagi, "makanannya udah siap"
jisoo mengangguk terharu. percayalah bahwa ia sangat lapar saat ini dan akan sangat tega meninggalkan lisa kalau perempuan ini tidak segera bangun.
"LISA LO GAK MAU MAKAN APA? GAK LAPER LO HA? WOI BANGUN GAK NI???"
lisa cuma menutup telinganya merasa terganggu, kemudian memekik, "RIBUT JABLAY"
"YAUDAH TIDUR LAGI AJA, JATAH LO BUAT GUE, MAKASIH!"sahut jisoo sambil menutupkan kembali selimut itu ke arah lisa. ia bersyukur kalau perempuan itu tidak bangun, maka piring lisa bisa untuknya.
"gak usah bangun bangun lagi kalo bisa lis"teriak jennie dari luar. jisoo berlari menyusulnya keluar dari kamar. ia meloncat ketika menatap nasi goreng itu sudah dibagikan ke piring-piring mereka.
"GUE MAU MAKAN, MAUUUU"
rose menutup telinganya mendengar jeritan bahagia jisoo yang siap untuk makan. tetapi jennie memukul tangan perempuan itu cepat. "cuci tangan, cuci muka, masih ileran"
jisoo cemberut. ia pun mengikuti perintah jennie kemudian kembali lagi ke meja makan.
"KOK LO BANGUN SI?? GAK LIKE AKU TU!!"teriak jisoo tak suka menatap lisa yang sudah duduk manis disana.
"kalo gue gak bawain pancinya ke kamar, dia gak bakal bangun sampe kiamat"desis rose sambil mengibaskan tangannya.
lisa hanya tersenyum dan mengangguk polos kemudian menyuapkan sendok itu ke mulutnya. "enak, buatan siapa nih?"
"gue lah jelas"pekik jennie bangga.
lisa dan jisoo membulatkan matanya, "KOK LO SIH YANG BUAT????"
"tuan rumah mah dihormati"seru rose. "gak kayak kalian, gak tau diri"
"PASTI INI ASINNYA KARNA AIR MATA BUAYA ELO JEN, ISH GAK SUCI MULUT GUE"sahut lisa sambil terbatuk-batuk.
"iya iya, pantes asinnya beda"komentar jisoo namun masih melahapnya.
jennie hanya mendesis, "komen aja terus, sampe piringnya bersih"
rose terkikik, "seenggaknya gak buruk buruk amat daripada lo berdua yang masak"
"IH GUE PINTER MASAK KALI"jisoo tak terima. lisa mengangguk, "untungnya sih gue tidur, jangan sampe gue yang masak"
rose, jennie dan jisoo mengangguk setuju. "alhamdulillah lisa masih tau diri"
lisa mengangguk juga. "alhamdulillah alhamdulillah, TAPI SISA DI PANCI BUAT GUE YA"soraknya sambil menuangkan panci goreng itu ke piringnya.
ketiganya cengo melihat nasi di piring lisa yang mirip gunung.
"cantik cantik rakus anjay"
🐝
jennie terhenyak dengan ponselnya sambil menyenderkan diri di punggung kasur. setelah mengetahui jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh, ia kembali menatap layar itu.
"udah jangan dibuka dulu sampe besok. belom redaan gosipnya"tukas jisoo sambil menarik hp jennie. namun pandangan mereka harus kembali ke layar karena panggilan dari seseorang tertuju ke ponsel itu.
"taeyong? masih berani dia nelpon elo? ckck"desis jisoo. ia mereject panggilan tersebut lalu berniat mematikan hp jennie.
"jangan, sinting"larang pemiliknya.
jisoo menggeleng.
"udah enam jam gue matiin, ntar makin penuh karna notif dia"
"yaudah tinggal di block"
jennie yang menggeleng balik. "gue masih mau bicara"
"bicarain apa lagi, gila? gak tau kalo dia mainin lo mulu?"
jennie merampas ponselnya. "udah pokoknya lo tenang aja"ujarnya sambil berusaha menjauh dari jisoo.
🐝
taeyong yang masih uring-uringan dikasurnya, malam itu dibuat geger oleh pesan masuk dari jennie.
jennie
taun baruannya tunggu aja di taman kota, disitu rametaeyong terkesiap, kemudian bergerak akan menelpon perempuan itu lagi, namun..
jennie
jgn telfon2 gue lg, itu yg terakhir
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Jennie
Fanfiction[#49 in short story] tentang Jennie yang dibayang-bayangi sama Hanbin, mantannya, ketemu sama Taeyong yang awalnya kasihan ngeliat Yerin. ©2017, nervousmevoyez