All Ends

538 13 1
                                    

Ku hirup napas dalam-dalam. Berusaha mengumpulkan kenangan indah yang pernah hadir dalam hidup. Semakin mengingatnya, kepalaku semakin sakit. Air mata menetes mengingat kenangan palsu.

Mataku menatap ke bawah. Tampak orang-orang berlalu lalang di jalan. Anak-anak berkejaran. Pedagang sibuk menjajakan barang. Semua tampak hidup. Sibuk. Bahagia. Perlahan-lahan ku tutup kedua mataku yang akan segera menutup tuk selamanya.

Aku pergi suaraku bergetar.
Hati sangat menolak namun logika mengatakan keputusan yang ku ambil tepat. Dua koper telah masuk dalam bagasi mobil. Kedua permataku menangis membuat luka semakin dalam. Ingin rasanya ku bawa mereka ke sisiku namun aku sadar mereka bukanlah milikku.

"Ayah... Ayah..." panggil Saras dan Laras.

"Nak diam ya? Jangan menangis" terdengar wanita itu berusaha menenangkan.

Wanita itu memeluk erat keduanya yang berusaha menahanku.

"Ayah. Jangan pergi" teriak Laras pilu.

Tanpa menoleh sedikitpun. Ku mantapkan kaki berjalan memasuki mobil. Tangisan si kembar semakin kencang. Segera ku hidupkan mesin sebelum berubah pikiran.

Tidak. Aku tidak boleh goyah. Apapun yang terjadi takkan kembali ke keluarga semu itu. Mobil mulai bergerak meninggalkan rumah. Suara tangisan perlahan-lahan menghilang.

Tak menyangka wanita yang telah kuanggap sebagai belahan jiwa ternyata selama ini tega membohongiku. Di mataku Lidya adalah wanita idaman. Sempurna. Hatiku masih sangat sakit mengingat setiap perkataannya.

"Maafkan aku mas Lidya bersimpuh di kakiku, Aku terpaksa melakukan semua ini. Maafkan aku yang tidak menunjukkan hasil pemeriksaan itu. Saat itu aku hanya berpikir kamu akan sedih jika tahu yang sebenarnya" tangannya erat memeluk kakiku.

"Anak siapa mereka?"

Tangisannya semakin keras.

"Mereka anakku dengan Nugie. Aku pikir menerima tawarannya adalah penyelesaian yang terbaik" jelasnya tersendat-sendat.

"TERBAIK KATAMU?" kulepaskan paksa ia dari kakiku, "SELINGKUH DAN MEMBODOHIKU ITU TERBAIK".

Berkali-kali ia ucapkan penyesalan. Hasil pemeriksaan kesehatan tujuh tahun lalu ku genggam erat. Hanya enam kata yang mewakili semua ini. Enam kata yang membuatku dibohongi. MANDUL.

Tamat

Nb: Ini dulu kubuat karena dapat tugas dari Book Oryzaee di grub fb penulis. Saat ini Book Oryzaee gak ada. Bener-bener penerbit yang menganggap kita keluarga.

Dear Diary - Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang