Cinta cinta dan cinta adalah suatu kata tidak akan selesai dibahas. Kata yang mempunyai makna luas dan arti berbeda dalam setiap individu. Love is never die, karena dari masa ke masa "Cinta" tetap menjadi "Trending topic".Saat pertama aku lahir ke dunia, cinta telah menyertai. Sebelum diberi nama Ajeng Citra Reynaldi, tuhan telah memperkenalkan dengan cinta yaitu cinta dari mama dan papa. Kemudian mama dan papa mengajarkanku untuk cinta pada tuhan, kakek, nenek, kakak, tetanggaku, hingga hewan kesayangan mama dan mbak Vio yaitu Leon si kucing hobi buang hajat sembarangan tanpa rasa bersalah. Menjijikkan...!!
Orangtuaku tidak perlu susah payah mengajarkanku tentang cinta ke lawan jenis. Secara naluri, aku belajar mencintai dan tertarik pada pria pada awal masa pubertas. Pertama kali aku merasakan cinta pada temen sekelasku di kelas 1 SMP 45 Merah Putih, Malang.
"Kenalkan namaku Daufik Firdaus panggilannya Dafid, nama kamu siapa?" tanyanya padaku sambil mengulurkan tangan. Dia berdiri di depan bangkuku, setelah berkenalan dengan teman sebangkuku.
Aku tidak langsung menjawab untuk memperkenalkan diri. Karena aku sedang sibuk mencoba memperbaiki pulpenku yang ada 4 pilihan warna dalam satu tempat. Entah mengapa, pulpen itu rusak saat aku mencoba memilih dua warna sekaligus.
"Ada apa? pulpen kamu rusak ya?" tanya Ivi, teman sebangkuku.
Aku hanya mengangguk tanpa menolehkan wajahku. Di benakku hanya terbayang wajah seram mbak Vion. Saat ia tahu pulpennya yang aku ambil diam-diam dari tasnya rusak. Sebenarnya ini kesalahan mama, masak aku dibelikan gambar Power Rangers sedangkan pulpen mbak Vion bergambar Hello Kitty. Seharusnya mbak Vion dibeliin yang polos tanpa gambar kan dia udah masuk SMA, kelas tiga pula.
"Sini, aku coba baikin" kata Dafid yang tanpa menunggu jawaban dariku, mengambil pulpen dari tanganku.
Dafid mencoba memperbaiki pulpen Hello Kitty itu. Sementara itu aku dan Ivi menunggu dengan Harap-Harap Cemas. Akhirnya pulpen yang sok manis itu bisa kembali seperti semula.
"Terima kasih ya? siapa tadi nama kamu? Dafid ya? Perkenalkan namaku Ajeng Citra Reynaldi, cukup kamu panggil Ajeng" kataku dengan penuh semangat.
Dafid hanya mengangguk dan tersenyum. Oh My God!!! ternyata dia cakep banget, apalagi hidungnya yang mancung itu. Aku pun membalas senyumannya. Aku tetap memandanginya meski dia telah pergi menuju lapangan.
"Cie... cie... kamu suka sama dia ya?" goda Ivi sambil menyenggol bahu kananku.
"Apaan? ke kantin yuk ntar ku traktir".
Setiap hari aku suka merhatiin Dafid baik di kelas, di kantin, di tempat parkir dan semua sudut di sekolah. Aku suka banget sama dia tapi rasa itu tiba-tiba hilang. Cukup satu alasan karena makanan favoritnya adalah yang paling aku benci di dunia ini yaitu paetae alias pete. Informasi ini didapatkan, saat wawancara mewakili JSP (Jurnalis Siswa Prestasi yaitu ekstrakulikuler jurnalis di sekolah) untuk mengisi profil siswa berprestasi di majalah sekolah. Saat itu Dafid meraih juara 1 Lomba Catur se- kota Malang. Sumpah ilfeel abisss sama dia.
**
HARI PERTAMA
Sabtu, 12 Januari 2013 pukul 15.48 di lapangan basket SMA Tunas Bangsa, Aku dan Reifan resmi jadian. Dia adalah pacar pertamaku dan aku juga pacar pertama baginnya. Sebenarnya aku lebih berharap Denny, kapten basket yang nembak. Tapi setelah aku melakukan berbagai usaha pedekate alias pendekatan, bukan dia yang nempel malah dideketin sama anak buahnya. Walaupun menurut teman-teman Reifan jauh lebih tampan dan keren daripada Denny. Awal dideketin masih ngerasa kecewa. Lama-kelamaan aku luluh dengan semua perhatian diberikan.HARI KELIMA
Emang ya? Kalau sudah punya pacar rasanya pengen hubungin si dia terus. Mulai dari bangun tidur sampai mau tidur, bahkan di tengah-tengah tidur rela bangun bentar buat balas sms atau sekedar memberikan ucapan "Good Night". Tiap hari pulang-pergi sekolah bareng naik motor boncengan. Lumayan, motorku bisa istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary - Kumpulan Cerita Pendek
Short StoryKumpulan cerita pendek tentang kisah percintaan dalam berbagai genre