Mama Papa

548 11 0
                                    


Bella senang melihat Albert menjemputnya dengan mengendarai mobil berwarna silver.

"Mobil baru?" goda Bella saat Albert keluar dari mobil.

"Silahkan masuk, permaisuriku" Albert membukakan pintu mobil.

Bella tersenyum. Senyuman berubah menjadi rasa kaget dan kecewa. "Albert, apa-apaan nih?".

"Sorry, di rumah lagi ada arisan ibu-ibu kompleks jadi aku disuruh ngajakin mereka keluar biar nggak ganggu. Nggak apa-apa ya?".

Bella tetap cemberut melihat di belakang ada anak-anak kecil. Ia menghitung dalam hati.

"Satu...Dua...Tiga...Empat...Lima. Hah... Albert emang raja tega. Bodohnya aku. Seharusnya curiga waktu ngeliat dia datang pakek mobil biasanya Vespa"  keluh Bella dalam hati.

Sesampainya di taman Albert segera memasang tikar. Ia menata bekal dan beberapa bawaannya di atas tikar. Sementara Bella merasa kesulitan menggendong Sasya, bayi yang baru saja berusia 13 bulan.

"Mama... tolong bukain sepatu Casey" suara mungil itu mengejutkan Bella.

"Tadi aku bilang ke mereka, kita akan main rumah-rumahan. Mereka jadi anaknya, kita jadi orangtua".

Penjelasan Albert sukses membuat Bella melongo.

"Ini makanan favorit keluarga kami. Tada... Lumpia rebung ayam" tunjuk Albert dengan penuh kebanggaan.

"Aku mau... aku mau" teriak yang lainnya kecuali Bella.

"Sayang, kamu mau?" tawar Albert.

"Huwek...." Bella merasa ingin muntah. Gadis berdarah Jawa ini tidak menyukai rebung, terutama baunya yang menyengat.

"Aduh... mereka gak ikutan KB ya? Masak udah punya lima anak, mau hamil lagi?" Bisik salah satu ibu.

"Iya ya. Kok mereka masih muda udah punya lima anak?" sahut ibu bergaun merah muda.

"Mungkin mereka menikah muda" kata ibu yang pertama.

"Atau mungkin mereka itu hamil sebelum nikah".

Tampak kedua wanita itu lebih menyetujui alasan kedua.

Albert menggenggam tangan Bella. "Ini teh hangat, maaf aku nggak tau kamu nggak suka rebung".

"Aku sebal sama ibu-ibu itu. Gosip dan Fitnah aja yang diomongin".

Albert terkekeh melihat tingkah Bella.

"Bella, maafin aku ya?".

"Nggak apa-apa. Emang tuh ibu-ibu" gumam Bella.

Albert kembali menggoda Bella, "Ma demi anak ke enam kita yang kuat ya?" Albert sengaja mengeraskan suaranya.

Tanpa melihat ibu-ibu itu, Bella dapat merasakan ibu-ibu itu semakin panas menjadikan dia bahan gosip di pagi hari.

"Albert" rengek Bella.

"Kamu ngidam apa sayang?" Albert memperhatikan gerombolan ibu-ibu telah pergi.

"Puas?" Bella kesal.

"Mama, papa, kita main ke sana dulu ya?" teriak James

"Hati-hati ya sayang adiknya dijaga" Albert terlihat menikmati permainan,"Ma, si kecil mulai ngantuk ya?".

Bella mendengus kesal. Sementara Albert menggendong bayi itu, menyanyikan lagu nina bobo.

"Menyenangkan, bukan?" bisik Albert sambil meletakkan bayi itu ke tikar.

Mau tak mau gadis itu tersenyum. Bella teringat perkataan Albert di mobil bahwa ia sangat menyukai anak kecil.

"Hai..." Sheryn tiba-tiba datang.

"Sheryn, kamu buat orang kaget aja" kesal Bella namun seketika wajahnya kembali cerah, "Sheryn...".

"Ada apa sayang?" Sheryn sangat tidak suka saat Bella mulai merajuk.

"Hari ini Albert nyebelin banget" adu Bella.

"Kamu apain sahabatku?" Sheryn memukul Albert dengan kipas tangannya.

"Nggak aku apa-apain kok" jawab Albert enteng, "Pelan-pelan ya kalo ngomong si kecil baru ja tidur".

"Oke" Sherly mulai memelankan suaranya, "Sebuah Hil yang awalnya mustahal hingga mustofa. Sahabatku yang gak ada cantik-cantiknya ini..."

Bella menyenggol bahu Sheryn, "Maksudnya, sahabatku yang biasa-biasa aja ini nggak mungkin tiba-tiba merengek gak jelas".

"Kamu bisa diam nggak?" Albert kesal.

"Nggak" jawab Bella dan Sheryn barengan.

"Aduh... aku tadi ngomong sama Sheryn" jelas Albert.

Bella dan Sheryn diam.

"Sayang, aku nggak maksud..." kata Albert.

"Apa? Kamu manggil Sheryn 'sayang'?" potong Bella tak terima.

"Itu tadi buat kamu, Bella" Albert menarik rambutnya frustasi.

"Kalo ngomong itu yang jelas dong" omel Sheryn.

"Mama, Papa adek mukulin aku" teriak Casey.

Albert segera pergi menghampiri gadis cilik berambut pirang

"Albert udah punya anak?".

"Ya nggaklah..." kemudian Bella menjelaskan hal yang telah terjadi.

"Pantesan aja si bule itu kesal, kamunya aja nggak bantuin dia".

"Trus aku harus ke sana?" tanya Bella.

"Ya nggaklah ini bayi siapa yang jaga?"

"Kamu".

"Enak aja, nggak bisa. Nggak mau. Aku ke sini mau jalan-jalan. Refreshing. Bukan jadi babysitter" kata Sheryn sebelum bersiap pergi.

"Please bantuin aku" pinta Bella. Memelas.

"Bel, ikhlas ya? Itung-itung latihan jadi ibu" Sheryn segera pergi sebelum mendapatkan cubitan dari sahabatnya.

Bella merengut menatap bayi tertidur lelap. Berpacaran dengan Albert selalu tak romantis seperti pasangan yang lain. Tiba-tiba ia merasa bahagia, setidaknya Albert tak pernah melirik cewek lain.

Selesai

Dear Diary - Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang