16. Permintaan Maaf

11.1K 557 117
                                    

Part 16

"Alvin Pov"

Seminggu sudah, dia belum sadarkan diri dan selama seminggu ini juga aku, yang selalu menjaganya dirumah sakit. Aku juga melakukan rutinitasku dari rumah sakit, seperti berangkat dan pulang kerja. Aku melakukan semua itu, karna rasa bersalahku terhadapnya yang menyebabkannya jadi seperti ini.

Aku masih tidak percaya, dengan apa yang dia lakukan terhadapku. Dia rela mengorbankan nyawanya demi diriku, yang selama ini sudah sangat jahat terhadapnya. Bahkan aku juga sempat menjualnya, kebeberapa pria penyuka sesama jenis yang sengaja kucari diinternet. Akibat aku yang terlalu marah pada saat mengetahui dirinya menjalin hubungan dengan sesama pria, bahkan aku juga sempat memukulinya beberapa kali hingga mengusirnya dari apartemen milik bang varo, karna pada saat itu aku tidak bisa mengendalikan emosiku dan sekarang aku sangat menyesali semua perbuatanku terhadapnya, yang sudah sangat baik kepadaku selama ini. Meski aku tahu penyesalan selalu datang belakangan, tapi aku berjanji jika diberi kesempatan, aku akan memperbaiki semuanya.

"Frand...frand, bangunlah. Aku ingin meminta maaf, atas apa yang telah aku lakukan terhadapmu.", ucapku pelan, dengan salah satu tanganku menyentu mukanya yang terlihat pucat. "Aku janji jika kamu sadar, aku akan selalu menjagamu dan tidak akan pernah menyakitimu lagi.", lanjutku, dengan tangan yang masih terus membelai mukanya dan beberapa bayangan masa lalu tentangnya, terlintas dipikiranku.

Dari pertemuan pertama kami, yang tanpa sengaja dibandara yang membuatku sangat membencinya, karna ulahnya yang menumpahkan minumannya kejasku. Sehingga, membuatku hampir ketinggalan pesawat dan membuatku tidak sempat menemui pacarku, yang tengah menungguku. Sehingga membuatnya marah dan kami hampir putus. Untungnya saat aku menjelaskan semuanya, dia mau mengerti dan hubungan kami bisa kembali.

Hingga kami kembali dipertemukan, dirumahku. Saat aku memutuskan untuk pulang, setelah menyelesaikan kuliahku dan yang lebih membuatku marah lagi adalah dia yang diangkat cucu oleh omaku. Sehingga membuatku semakin membencinya, karna otomatis perhatian dan kasih sayang oma dan bang varo akan teralihkan kepadanya, yang bukan siapa-siapa dikeluarga kami.

Namun hubungan kami sempat membaik, saat dia menjemputku diklub malam, akibat aku yang mabuk berat pada saat itu dan kembali memburuk. Saat aku memergokinya berciuman, dengan security diapartemenya tinggal. Aku memakinya, menjualnya hingga memukulnya dan anehnya dia tidak pernah melawanku. Hingga berujung security yang merupakan kekasihnya itu tewas kecelakaan dimalam, dimana aku menjualnya yang membuatnya sangat marah kepadaku, bahkan dia memutuskan untuk pergi sendiri dari apartemen milik bang varo, tanpa perlu aku mengusirnya.

Pada saat itu, aku sangat menyesali atas apa yang aku lakukan terhadapnya dan memutuskan untuk mencarinya. Saat menemukannya, ternyata dia mala menghindariku hingga aku menemukan alamat kontrakannya dan memaksanya pulang yang berujung dia jadi seperti ini.

"Vin, gimana kondisinya?", tanya seseorang, yang membuatku tersadar dari lamunanku dan mendapati bang varo beserta istri dan oma. "Masih sama bang, belum menunjukan perkembangan apapun.", jawabku, oma menghampiriku dan aku segera berdiri, memberikan kursi yang aku duduki tadi untuk oma duduk.

"Kamu kapan bangun sayang, oma kangen sama kamu, kangen dengar kamu bercerita tentang pekerjaanmu, kangen dengan masakanmu dan kangen jalan-jalan bersamamu.", ucap oma, sambil terisak dan kumenatap oma iba, karna aku semua ini terjadi. Padahal selama ini, hanya frand yang selalu menemani oma dan selalu nurut pada oma.

Aku mendekat kearah oma dan memeluknya pelan. "Maafin alvin, oma. Karna alvin dia jadi seperti ini.", ucapku dan oma menggeleng pelan. "Mungkin ini semua sudah menjadi takdir dari yang diatas.", ucap oma menenangkanku dan kumengangguk pelan.

My New Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang