4. Kejadian Baru Tak Terduga

9.9K 495 41
                                    

Part 4

Setelah bertemu dengan ervan dan menjawab pernyataan cintanya. Aku segera kembali kedepan kantor dan mendapati mas alvaro telah menungguku didepan mobilnya yang terparkir didepan kantor, maka cepat-cepat aku menghampirinya dan segera masuk kedalam mobilnya, agar tidak ada orang yang melihatku.

"Dari mana saja?, kenapa lama sekali?", tanyanya tajam, setelah kami berada didalam mobilnya. "Maaf mas, dari taman depan, habis bertemu ervan.", jawabku jujur dan dianggukin olehnya. Kelihatan sekali mukanya kurang senang, akan jawabanku. 'Apa dia marah kepadaku, karna membuatnya terlalu lama menungguku.', batinku.

Sebenarnya, tadi ervan juga memaksa mengantarkanku pulang, namun aku menolak, karna alasanku masih sama, yaitu tak ingin sampai dia mengetahui aku tinggal dirumah mas alvaro, selaku CEO diperusahaan kami bekerja.

Sepanjang perjalanan, mas alvaro bersikap dingin kepadaku, tidak seperti biasanya yang selalu banyak bertanya kepadaku, tentang pekerjaanku dikantor dan sikap karyawan lain terhadapku, namun sekarang dia berbeda, memandang kearahku saja dia tidak mau. 'Apa dia beneran marah kepadaku, karna menunggu terlalu lama atau dia sedang ada masalah pada pekerjaannya dikantor.', pikirku.

Sesampainya dirumah, aku masuk kedalam bersama mas alvaro dan mendapati oma tengah membaca diruang tamu, kemudian kami menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Tumben, kalian malam pulangnya?", tanya oma, saat kami tengah duduk disampingnya. "Itu gara-gara dia, bertemu temannya sampai lupa waktu.", jawab mas alvaro sinis menunjuk kearahku, kemudian langsung meninggalkan kami. Aku dan oma menatapnya tak peracaya, akan sikapnya itu. 'Ternyata, mas alvaro beneran marah kepadaku, akibat aku yang terlalu lama, saat bertemu dengan ervan tadi.', batinku.

Aku cuma diam menanggapinya, karna aku tahu aku salah yang membuatnya menunggu terlalu lama. "Ya sudah, lebih baik kamu mandi sana, habis itu kita makan malam bersama.", ucap oma dan aku mengangguk nurut. 'Ternyata oma masih belum makan malam. Apa oma menunggu kami, untuk makan malam bersama. Jika itu benar, berarti aku telah melakukan kesalahan besar, karna membuat oma menunggu.', batinku.

Selesai mandi, aku menuju kemeja makan, ternyata oma dan mas alvaro telah menungguku. Aku pun langsung duduk, setelah itu kami makan dalam hening dan sepertinya mas alvaro masih marah kepadaku, kelihatan sekali dari sikapnya itu.

Selesai makan malam, mas alvaro langsung berlalu kekamarnya, sedangkan aku menemani oma menuju keruang tamu, menonton tv. Diruang tamu, oma menanyakan sikap mas alvaro tadi, karna bingung mau menjawab apa, akhirnya aku memberi alasan, mungkin mas alvaro sedang ada masalah dikantor dan berusaha meyakinkan oma, jika mas alvaro akan baik-baik saja.

Setelah itu, kami pun menuju kekamar kami masing-masing, karna hari semakin malam. Dikamar, aku tak bisa tidur, karna terus memikirkan mas alvaro yang masih marah kepadaku semenjak kejadian sore tadi. Akhirnya aku memutuskan untuk kekamarnya dan menanyakannya, jika dia memang masih marah soal menungguku yang terlalu lama yang menyebabkan oma terlambat makan, aku akan meminta maaf kepadanya.

Sesampai didepan kamarnya, tiba-tiba perasaanku menjadi gugup. Aku perlahan mengetuk pintunya, namun tak ada sahutan dari dalam. Aku memberanikan diri membuka pintunya, saat pintu terbuka aku mendapati mas alvaro tengah duduk dimeja kerjanya, sambil mengetik sesuatu dilaptopnya, namun dia tidak menghiraukanku sama sekali, seolah menganggapku tak ada. Aku segera menghampirinya, sesampainya didepannya, dia melihatku sekilas dan kembali menatap laptopnya.

"Mas, marah ya kepadaku?", tanyaku langsung dan dia masih diam, tidak menanggapiku. "Jika soal tadi, aku minta maaf, mas. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi.", tambahku bersungguh dan dia menatapku tajam.

My New Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang