3. Teman Baru, Pacar Baru

10.6K 474 44
                                    

Part 3

Besoknya, aku bangun lebih awal, karna aku berniat menyiapkan sarapan untuk oma dan mas alvaro. Selesai mandi, aku segera menuju kedapur.

Didapur, aku mendapati bi ina tengah berberes. "Eh den frand, ada apa? kok pagi-pagi uda didapur?", tanya bi ina bingung melihatku yang pagi-pagi sudah berada didapur, tidak seperti biasa.

"Mau, bibi bikinin sesuatu, den?", tambah bi ina dan kumenggeleng pelan. "Aku ingin membuat sarapan untuk oma dan mas alvaro.", jawabku dan bi ina menatapku tak percaya. "Memangnya, aden bisa masak?", tanya bi ina tak percaya dan kumengangguk pasti. "Bisa dong, bi. Kan sebelum aku disini, hidupku juga susah, bi. Apa-apa selalu saya lakuin sendiri, termasuk memasak.", jelasku. dan bi ina mengangguk paham.

Setelah itu, aku mulai membuat sarapan pagi, tentunya dibantu bi ina yang menyiapkan bahan buat masakanku.

Selesai membuat sarapan, kemudian aku menyiapkannya diatas meja makan. Tidak lupa juga aku menyisahkan untuk bi ina dan pak tarjo selaku supir dirumah ini.

Setelah itu, aku kembali kekamar untuk mengganti pakaianku dengan pakaian kerja. Selesai mengganti pakaian, aku kembali kemeja makan sembari menunggu oma dan mas alvaro keluar.

Tak lama, oma dan mas alvaro muncul dan menghapiriku dimeja makan. "Tumben pagi-pagi uda duduk dimeja makan. Pasti lapar ya?", tanya mas alvaro menggodaku dan kumenggeleng pelan.

"Den frand yang membuat sarapan pagi ini, den.", jawab bi ina atas pertanyaan mas alvaro. Seketika itu, mas alvaro dan oma menatapku tak percaya.

"Kamu yang membuat sarapan ini?", tanya mas alvaro tak percaya dan kumengangguk pasti. "Ayo makan oma, mas. Semoga enak.", ucapku dan mereka mengangguk mengiyakan.

Setelah itu, kami makan dan terlihat mereka menikmati, sarapan buatanku. "Sarapan buatanmu, ternyata sangat enak.", puji mas alvaro dan dianggukin setuju, oleh oma. "Oma tidak menyangka, ternyata kamu jago masak juga.", timpah oma dan kumengangguk senang, mendengar pujian mereka.

"Sering-seringlah, membuatkan sarapan untuk kami.", ucap mas alvaro dan kumengangguk pasti. Selesai sarapan, aku dan mas alvaro segera pamit berangkat kerja.

Dikantor, aku berusaha bersikap seperti biasa dan berusaha untuk tetap tersenyum, menanggapi sikap mereka yang tidak suka kepadaku.

Meski dalam satu bagian, kita diharuskan untuk bekerja dalam satu kelompok, tapi hanya karna aku yang merupakan karyawan baru dan kontrak, jadi sebagian dari mereka menghindari bekerja bersamaku dan selalu membebankan kerjaan yang berat, kepadaku.

*********👬*********

Sebulan sudah, aku bekerja diperusahaan mas alvaro. Selama sebulan ini, aku sudah mulai terbiasa dengan sifat orang dikantor ini, terkadang mereka juga masih bersikap keterlaluan, namun aku berusaha sabar.

Selama sebulan ini juga, aku sudah mulai akrab dengan ervan. Dia yang selalu bersamaku disaat istirahat dan makan siang dikantin. Terkadang, dia juga mengajakku pulang bersamanya, namun aku berusaha menolaknya, karna aku tak ingin sampai dia mengatahui rahasiaku, yang tinggal dirumah mas alvaro.

Siang ini, aku makan siang bersama ervan diluar, katanya dia sudah bosan dengan makanan dikantin. Awalnya aku menolak ajakannya itu, karna aku sedang malas keluar kantor, karna aku takut jika kembali telat, bakal dimarahin pimpinanku, namun dia yang terus memaksa dan menjamin tidak akan pulang telat, akhirnya aku pun menyetujuinya, tentunya aku meminta ijin terlebih dahulu ke mas alvaro, karna dia pernah berpesan jika aku ingin keluar kantor, aku harus meminta ijin terlebih dahulu, kepadanya.

My New Life StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang