BAB 4 : Him

24.1K 1.2K 20
                                    

Happy Reading.

Lelaki berhidung mancung itu mengamati sang adik yang akhir-akhir ini terlihat berbeda. Dia meletakkan selang air yang di pegangnya.

"Mas! lanjutin sendiri ya," katanya pada lelaki yang sedang menyabuni bagian depan mobil.

"Mas e ini mau kemana toh? Katanya mau bantu saya nyuci mobil."

"Al ke Salsha dulu. Urgent!" Diberi kosa kata asing yang tak dimengertinya ia pun hanya menggaruk rambut membuat busa itu menempel di sana.

"Angel tenan ngomong karo wong bule."

Sementara itu, Al yang baru saja tiba di kamar sang adik mengamati geraknya. Lelaki itu memilih untuk diam menyandarkan punggungnya di jendela balkon menatap Salsha yang bahkan tak menyadari kehadirannya.

"Dek?" sontak saja suaranya membuat Salsha langsung terbuyar dari lamunan. Gadis itu langsung menoleh ke arah sang kakak yang entah bagaimana bisa sudah berada di situ.

"Kakak sejak kapan berdiri di sana?"

"Sejak kamu ngelamun mungkin," ujar Al diiringi gerakan angkatan bahu, "ada masalah?" tanyanya yang langsung dijawab gelengan Salsha.

"Enggak. Aku gak apa-apa kok." Salsha memasang senyum sebaik mungkin agar kakaknya tak curiga.

"Kalo ada problem, cerita ke Kakak. Jangan dipendem sendiri," peringat Al yang di sambut gerakan hormat oleh Salsha.

"Siap, Bos!"

Al pun mengacak gemas rambut adik kesayangannya itu. "Yaudah Kakak mau mandi dulu."

"Mau jalan?"

Al mengangguk, "Mau ikut?" tawarnya.

Salsha langsung menggeleng cepat. "Aku? Jadi obat nyamuk lagi? Makasih, tapi gak minat."

"Daripada di rumah sendiri bengong kayak gini mending ikut Kakak."

"Gak makasih," tolak Salsha yang begitu enggan menjadi satpam penjaga makhluk pengumbar kemesraan seperti kakaknya.

"Padahal mau beliin tas keluaran terbaru yang ada di katalog meja depan," kata Al memasang wajah cemberut, "tapi... gak apa lah, nanti dikasih ke---"

"Oke, aku mau!" kata Salsha, "udah sana pergi mandi! Awas aja kalo sampai Kak Yuki dateng Kakak belum siap. Entar aku berangkat sendiri ke sana," ancamnya.

"Emang kamu mau beli tasnya pakai uang siapa? Mas Joko?"

"Kak!!! Nyebelin ih! Sana mandi," kata Salsha sembari mendorong Al untuk keluar dari kamarnya.

***

Salsha memilih untuk berjalan di belakang kakaknya. Malas juga jika dianggap sebagai orang ketiga ketika kedua manusia di depannya ini berjalan berdampingan dengan jemari bertaut. Dari sini pula Salsha dapat melihat beberapa perempuan yang menengok dua kali ketika berpapasan dengan kakaknya.

Aldriano Angelo adalah kakak paling hebat bagi Salsha. Sifatnya yang cuek dan dingin pada orang lain akan berubah ketika berhadapan dengan sosok-sosok yang disayanginya. Al-panggilannya-adalah satu dari sekian orang yang pelit dalam tersenyum. Pribadinya yang tertutup itu membuat ia selektif dalam memilih teman.

Salsha berbohong jika kakaknya adalah sosok yang sempurna. Meski parasnya tampan dan terkesan dingin, Kak Al adalah anak muda seperti semuanya. Dia sering mengikuti balap liar, merokok, atau bahkan clubing. Walau begitu, Kak Al bukanlah sosok lelaki yang bergonta-ganti kekasih setiap bulannya. Setahu Salsha, dia hanya punya satu mantan kekasih bernama Shareena yang saat ini berada di Jerman.

My Sweetest ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang