BAB 16 : Try to Move On?

20.4K 1K 84
                                    

Happy Reading.


Alwan menoleh ketika mendapati seseorang berdiri di sampingnya. Laki-laki dengan setelan baju basketnya itu menatap lurus ke arah lapangan mengabaikan pandangan Alwan padanya.

"Ngapain lo liatin gue?" Bryan menatap Alwan sinis.

"Harusnya gue yang tanya, mau apa lo kesini?"

Laki-laki tampan itu tertawa pelan. Tangannya mengusap surai cokelatnya, kemudian menatap Alwan dengan seringaian tipis.

"Mau gue? Gampang kok, jauhin Salsha. Udah itu aja."

"Punya hak apa lo nyuruh gue jauhin dia?"

Bryan memasukkan tangannya ke saku celananya, "Menurut lo pantes seorang cowok yang udah punya pacar anter jemput cewek lain?"

Sorakan-sorakan ramai di sekeliling mereka pun seolah tak terdengar. Kebisingan itu seolah mengendap oleh ketegangan hawa di antara kedua anak adam.

"Jangan jadi cowok brengsek yang mainin perasaan cewek. Kalo lo emang suka sama Salsha, tinggalin pacar lo dan ayo bersaing sama gue buat dapetin hati Salsha." Bryan menepuk bahu Alwan kemudian berjalan meninggalkan laki-laki yang hanya diam itu.

Alwan mencerna ucapan Bryan. Perkataan laki-laki itu membuat langkahnya berjalan ke arah seseorang.

***

"Morning Princess," ucap laki-laki yang tiba-tiba saja duduk di sebelah Salsha.

Gadis yang tengah memotong kukunya itupun dibuat memutar matanya jengah, memilih mengabaikan laki-laki di sampingnya.

"Jalan yuk pulang sekolah nanti."

"Gak bisa."

"Kalo besok?"

"Gak bisa juga."

"Besoknya lagi?"

Salsha mendelik. Memusatkan pandangannya pada Bryan yang malah menunjukkan senyuman manisnya. Laki-laki ini... mengapa tak ada lelahnya menganggu dirinya.

"Gak capek apa gangguin gue mulu?"

Bryan tertawa kencang-yang sialnya menarik perhatian beberapa orang di dalam kelas. Salsha menginjak kaki Bryan karena berhasil membuat dirinya malu.

"Awh! Sakit darl," keluh Bryan karena merasa perih di jempol kakinya.

"Ya abisnya lo it---"

"Kenapa masih ada di dalam kelas? Bukannya pengumuman untuk ke lapangan udah dari lima menit yang lalu?" Sebuah suara di depan pintu mengalihkan atensi lima belas siswa di kelas. Mereka terkejut kemudian mulai berjalan ke luar kelas dengan alasan yang sama-tidak ingin dapat poin pelanggaran.

Bryan berdecak kemudian berdiri dari duduknya karna sadar tatapan ketua OSIS mengarah padanya.

"Princess, ayo keluar," ajaknya pada Salsha.

Salsha malas. Demi apapun ia malas untuk ke luar kelas hanya demi ke lapangan yang pasti sesak akan siswa siswi SMA Garuda.

"Itu yang di belakang mau dikasih tambahan poin?" Kali ini suara ketua MPK yang berkumandang.

Salsha menatap tajam ke arah laki-laki bertubuh besar itu. Dia beranjak dari duduknya dengan kasar hingga menimbukan suara decitan keras. Gadis itu berjalan mendahului Bryan yang masih menunggunya. Ketika sampai di pintu pandangan matanya bertubrukan dengan iris gelap Iqbaal. Laki-laki itu memandangnya dan Salsha mengacuhkannya, untuk pertama kalinya. Hanya karna ucapan Cassie yang masih berputar-putar di otaknya.

My Sweetest ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang