4. Arwah

420 16 0
                                    

Aku berangkat menuju griya mengendarai motor dengan sangat perlahan karna angin malam yang begitu dingin , padahal aku sudah memakai jaket.

"Pelan pelan dess, dingin banget ini",

"Kenapa ga pake jaket? Aku aja udah pake jaket tetep dingin",

"Ahh lupa"

Mengendarai motor dengan perlahan membuat aku dan Tiara bisa melihat remang remang lampu dimalam hari.

Aku berhenti sejenak dan melihat ke arah depan yang kira kira berjalan 400m lurus kedepan. Aku melihat Pohon besar itu, pohon yang besar dengan daunnya yang rindang, dan juga akar gantung. Tanpa penerangan disekitar pohon itu, menjadikan pohon itu terlihat sangat seram seperti sarang sarang makhluk lain.

"Kenapa berhenti dess?", tanya Tiara
"Liat ke depan ra",

Tiara melihat kedepan, dan dia pun terfokus pada pohon besar itu. Pandangan nya seperti yang kosong, menatap dengan penuh kekagetan.

"Ga ada jalan lain dess? , Tiara menelan ludahnya sendiri,

" please kata Sinta ini kan jalan satu satunya"

"Terus mau maksain?"

"Mau gimana lagi, kamu baca kertas yang dikasih Elsa"

"Iya nanti kalo ada penampakan",

aku mulai maju nge gas motorku dengan sedang, tidak kencang atau pun pelan.

Semakin dekat, semakin semakin dekat dengan pohon itu aku merasakan perbedaan aura di dekat pohon ini. Seperti aura negatif, yang membuatku ingin menjauh dengan cepat , tapi aku tetap berhati hati.

"Aku baca ini sekarang?" tanya Tiara di belakang,

"Jangan dulu, belum ada tanda tanda", jawabku

Dekat dengan pohon itu, aku berada di jalur kiri, belok kiri untuk memutari pohon itu. Terlihat dari sebelah kiri pohon itu memang gelap tak mempunyai lampu, hanya sorotan dari bulan dan bintang yang menyinari pohon itu, angin bertiup sedikit kencang membuat suasana bercampur dingin dan panas.

Daun yang rindang dan ranting serta akar gantung bergoyang tertiup angin. Angin melambat dan terasa panas kembali, rasa panas itu semakin kuat jika berada dekat pohon itu.

Aku dan Tiara mulai menjauhi pohon itu. Aura panas pun mulai mereda, dan aku merasakan dingin kembali.

Aku bertemu dengan jalan raya, suasana mengerikan itu telah berakhir karna bertemu dengan keramaian dijalan raya. Toko toko masih pada buka, baru beberapa toko yang sudah tutup. Aku dan Tiara pun langsung segera menuju Griya.

***

Sesampai diGriya, aku dan Tiara berkeliling untuk mencari dan membeli bahan makanan apa saja yang ada didaftar.

"Aaaa ada boneka, ini lucu bangett liat deh", kata Tiara histeris melihat boneka kucing, ya karna boneka itu emang lucu.

"Mau beli?", tanyaku,

"Mauuu, tapi uang aku ga di bawa gimana dong?",

" lahh haha, yaudah entar aja sekarang kita beli dulu makanan", kataku.

"Yaudh deh",

Aku dan Tiara pergi ke tempat dimana sayuran sayuran berada.

"Sekalian sama cemilan ga dess?",

"Kan bukannya ada di rumah ya?"

"Tambah tambah aja eheheh"

"Hadeuhhh, kamu mah ke cemilan teh.."

Penghuni Pohon BeringinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang