7. Pocong

432 15 0
                                    

Pukul 01.00 dini hari, shitt!! Kami semua menuju pohon itu dengan berjalan kaki tanpa mengendarai kendaraan, karna kami berjalan bersama ningsih, tidak mungkin kalau ningsih ikut naik kendaraan, tapi mungkin juga sih. Untungnya pohon beringin tidak terlalu jauh.

Suasana dini hari sangat dingin. Berjalan bersama sesosok hantu cantik, tapi rasa takut tetap ada.

Aneh, malam malam begini tidak ada sesosok makhluk yang terlihat, padahal mata batin kami sudah dibuka otomatis bisa melihat makhluk lain selain ningsih.

"Ningsih, teman mu ada sekitar sini?", aku mencoba bertanya pada ningsih yang berjalan di depan sebagai pemimpin. Hmmm kita dipimpin berjalan oleh sesosok hantu cantik.

Ningsih menengok ke arahku, dengan muka tanpa ekspresi, bisa dibilang flat ya, dan dia mengangguk. Mengangguk menandakan dia menjawan 'iya', berarti makhluk lain juga ada di sekitar sini, tapi kenapa kami semua tidak ada yang melihatnya. Bahkan Elsa pun tidak melihat makhluk selain Ningsih.

"Ga ada yang liat emangnya?", Novi berbicara pada semuanya,

" engga ada nov, disini kosong", kata Sinta,

"Tapi kata Ningsih ada", ucap Santi,

Tiba tiba Ningsih menghentikan langkahnya, dan kami semua ikut berhenti.

" ada apa Ningsih?" Elsa mencoba bertanya,

Ntah mengapa seketika angin berhembus kencang, kami semua mencoba melawan angin dan mendekati Ningsih.

Pohon Pohon disekitarnya bergoyang tertiup angin. Sampah Kertas, kresek, dan benda benda ringan lainnya berterbangan.

"Ningsih, ada apa?" , Elsa sedikit berteriak pada Ningsih.

Tapi Ningsih tetap diam sambil tertunduk.

"Aaaahh ada apa ini?", Fitri berbicara,

"Kayanya ada sesuatu tapi gatau apa", Santi menebak nebak.

Lalu seketika angin itu berhenti berhembus. Ningsih berbalik, dan menatap kami semua. Kami tidak tau apa yang sedang terjadi, Ningsih tidak menjelaskan apapun, dia hanya terdiam dan menatap kami semua.

Ningsih berteriak dengan suara tinggi, memekik, seperti suara kaca yang digesek oleh benda tajam.

Kami semua menutup telinga.
Aaaaaaaaaa!!!!!!!. Ahh suara nya membuat telinga menjadi sakit.

"NINGSIH BERHENTI!!!" Elsa berteriak pada ningsih, tapi sepertinya ningsih tidak mendengar teriakan Elsa.

"STOOOPP NINGSIH!!!", Teriak Novi,

Wusshhhhh... Ningsih berhenti berteriak.

" hufftt, kamu kenapa ningsih?", tanya Sinta,

Ningsih menatap kami dan menjawab,
'Ada yang jahat disini'

Mendengar jawaban Ningsih, kami saling menatap satu sama lain. Siapa yang jahat? Apa salah satu dari kami jahat??

Elsa bertanya pada Ningsih siapa yang jahat, dan dimana yang jahat itu berada.

Ningsih menjawab,
'Dari jenis ku'

"Jenis kamu?" tanyaku,

Ningsih mengangguk.

Disitu suasana menjadi hening, angin berhembus dengan perlahan mengelus kulit. Ntah mengapa bulu kudu menjadi berdiri, rasa takut muncul kembali. Semuanya menjadi merinding, Ntah siapa yang akan datang tapi ini benar benar membuat semua ketakutan.

Tak lama ada semriwing aroma aroma wewangian, seperti parfum tapi baunya tidak dikenal.

"Nyium bau bau aneh ga?" Fitri bertanya,

Penghuni Pohon BeringinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang