"Heii dessy, kamu denger suara aku ga?"
Aku membuka mata, betapa kagetnya ketika melihat ke arah depan. Ada sebuah bangunan kraton tua di depan ku.
Sungguh terlihat kuno, berdebu dan sepi.
"Apa yang kamu liat des?"
Suara itu.. Suara elsa, ya suara elsa, aku sekarang berasa di dunia ghaib.
"Aku liat ada bangunan kraton tua"
"Masuk lah, jangan takut, kami melindungimu"
Dengan perlahan aku pun mulai melangkah masuk kedalam kraton tua itu. Terlihat masih ada barang barang diluar kraton, sisingaan, payung adat, kursi. Berarti didalam kraton tidak terlalu kosong.
Aku sampai didepan pintu kraton itu san mecoba membuka pintunya.
"Pintunya dikunci el"
"Kamu ambil jalan kiri dulu, jangan langsung ke pintu. Kalo ada jendela kebuka jangan ditengok",
Aku melangkah kekiri dari pintu kraton dan berjalan lurus. Ya Kraton itu memiliki jendela, dan jendelanya terbuka. Aku mencoba untuk tidak melirik ke arah jendela kraton itu. Aku berhasil melaluinya dengan aman hufftt...
Setelah di ujung, ada jalan ke kanan menuju belakang kraton.
" jangan kesitu!!!"
Beruntung, hampir saja aku melangkah ke situ.
"Liat kesebelah kiri ada peti, buka petinya itu tidak terkunci"
aku melihat ada sebuah peti yang tertutup kain merah. Aku mencoba membuka peti itu dan ada sebuah kayu runcing didalam nya.
"Ambil kayu itu, dan selendangkan kain itu untuk dilehermu, tujuannya untuk membuka pintu kraton"
Aku kembali menuju pintu kraton, aku membukanya dengan perlahan.
Krek... Cekiiiit..
Berisik sekali pintu ini. Mungkin karna engsel nya berkarat dan tidak terawat.
Betapa kaget nya aku ketika membuka pintu. Banyak sekali mahkluk yang berdiri didalam kraton ini. Kaki ku gemetaran, serasa mati langkah. Aku tak bisa kemana mana, untuk melangkah berat rasanya kaki ini.
"Jangan panik dess, tetap berjalan lurus dikarpet merah"
Aku melihat ke bawah ternyata ada karpet merah, dan mahkluk itu semua berdiri disamping karpet merah itu. Dengan tekad yang kuat dan sejumlah nyali aku berusaha berjalan perlahan melangkahkan kakiku. Aku tak lupa aku melirik ke kiri dan kanan. Makhluk makhluk itu sangat jelek, sungguh. Muka mereka semuanya ancur. Dari yang mulai matanya coplok, bibir nya sobek, kepalanya terbelah, tengorokan terlihat. Dan ada satu yang paling aku takuti, dia bertubuh tinggi memakai jubah hitam tidak memiliki kepala, ada kepalanya tapi dijinjing oleh tangannya. Ya itu hantu jeruk purut. Masih banyak lagi yang lainnya, bahkan suster ngesot ada di situ, dia ngesot disebelahku diluar karpet merah mengikuti arah jalanku. Sungguh rasanya mau mati. Tapi aku tetap berjalan dengan tekad yang kuat.
Ketika terus berjalan aku melihat ke depan ada sebuah singgasana, seperti tempat duduk kanjeng. Ada yang duduk disitu memakai gaun putih sambil menyisir nyisir rambutnya. Dan di belakang singgasana itu, ada makhluk besar berambut panjang. aku menghentikan langkahku.
"Itu siapa el?"
"Itu ningsih, dan dibelakangnya itu genderuwo, kamu pasti masih inget"
"Iya aku inget, terus gimana cara ngebunuhnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Pohon Beringin
Horreur[COMPLETED] Ini kota tempat tinggalku, Ada sebuah pohon beringin yang besar, sangat besar. Tapi ntah mengapa sedikit kejadian aneh menimpa kami semua. Dan kami bertemu dengan mereka penghuni pohon itu... "Jika tempat tinggal kami dirusak, maka...