11. Hancur I

176 10 0
                                    

Elsa segera berlari menuju pohon beringin tumbang itu.

"Elsa mau kemana?" teriak sinta,

Sinta pun mengejar Elsa yang sedang menuju pohon, dan tanpa berfikir panjang aku mengikuti mereka di susul dibelakangku Tiara ikut berlari.

Lumayan banyak warga yang menonton penebangan pohon itu membuat jalan menjadi sempit.

Elsa dan Sinta hanya bisa melihat pohon itu dinaikan ke atas truk besar pengangkut pohon. Kami tidak bisa melakukan apa apa, sudah terlambat kami untuk mencegah penebangan pohon ini.

Proses pengangkutan pohon ke truk cukup sulit karna terlalu besarnya pohon itu.

Aku mendengar ada suara seseorang menangis. Aku mencoba menengok ke segala sudut, mencoba memerhatikan satu persatu orang yang ada d situ tapi mereka kelihatan baik baik saja. Tak ada yang menangis seorang pun. Aku mulai berfikir, mungkin bukan manusia yang menangis tapi mereka.

Tangisan itu semakin kuat, makin banyak suara tangisan itu, mungkin lebih dari 3 suara tangisan. Ada pun yang menggeram, mengerang seperti kesakitan. Sampai sampai tiara menutup telinga, "ahh berisik sekali"

"Mereka marah" ucap elsa,

"Apa yang harus kita perbuat elsa?", tanya sinta sembari memegang tangan elsa,

Elsa hanya melihat sinta dengan raut wajah yang terlihat sedih dan takut sambil menggelengkan kepala.

Sosok perempuan pun muncul diatas potongan pohon, sontak kami melirik ke arahnya. Dia Ningsih, dia menangis sambil menundukan kepalanya, "ningsih maafkan kami", aku mencoba meminta maaf padanya. Ningsih berhenti menangis, dan perlahan menaikan kepalanya.

Ningsih menyeringai dan dia berteriak dengan nada tinggi " bodoh!!!! Hahahaha kalian akan merasakan akibatnyaaaaaa", sia tertawa jahat mukanya berubah menjadi menyeramkan, mata merah dengan gigi - gigi yang runcing, lalu angin bertiup kencang. Angin ini tidak hanya dirasakan oleh kita saja, tapi juga orang orang yang ada disitu merasakan anginnya membuat mereka panik.

"JANGAN NINGSIH!!!!!" , teriak Elsa,

Ningsih tertawa dengan suara tinggi. Aku berusaha menutup telinga agar suara itu tidak terlalu merusak telingaku.

Wushhh...

Ningsih tiba tiba menghilang dan angin pun berhenti.

"Kemana dia?" tanya sinta,

"aku tidak tau dia kemana, energinya cukup besar disini" jawab elsa,

Lalu keruman orang dibelakang kamu panik dan ada yang berteriak. Tanpa basa basi kami menghampiri kerumunan itu. Ternyata ada seorang perempuan yang kerasukan.

"Yang benar saja?!" , teriak sinta kaget,

"Tenang, dia pasti ingin menyampaikan sesuatu pada semua orang disini", elsa menenangkan,

Perempuan itu berdiri, seperti orang kerasukan biasanya perempuan itu memejamkan matanya.
" kalian manusia seenaknya menghancurkan rumah kami, kalian semua tidak memikirkan kami, sekarang hancur sudah rumah ku dan aku akan menghancurkan rumah kaliaaannn hahahahaha",

Orang yang kerasukan itu tertawa, dan terjatuh, terlihat seperti orang gila yang mengamuk. Orang orang disitu tak tinggal diam mereka semua memegangi yang kerasukan itu, ada yang membaca doa, ada yang panik tak karuan, ada yang ketakutan. Aku melihat ada asap merah yang keluar dari badan yang dirasuki itu. Elsa menyuruh Tiara dan sinta untuk menyadarkan yang kerasukan , dan Elsa mengajak aku untuk pergi ke rumah sinta. Sementara aku lihat pohon beringin yang runtuh itu sudah mulai bisa dinaikan ke atas truk.

Sesampainya dirumah sinta aku dan elsa masuk menuju ruang tamu. Elsa menyuruhku untuk membantunya mengangkat meja tamu yang ada ditengah sofa untuk dikepinggirkan agar tengah nya kosong dan kami duduk ditengah dikelilingi sofa. Aku tidak tau apa yang akan dilakukan oleh elsa. Sedikit berisik saat kami mengangkat meja sehingga terdengar oleh novi, fitri juga santi.

"Aduhh ada apa sih ribut ribut?!!" teriak fitri dari ruang keluarga.

"Kalian bertiga sini bantu aku diruang tamu!!" , teriak elsa.

Mereka bertiga pun datang dengan kebingungan , "ada apa sih? Ko rusuh amat" , ujar novi

"Sini, kita duduk melingkar"

Kami semua duduk melingkar diruang tamu dikelilingin oleh sofa. Mereka bertiga bingung apa yang sedang terjadi, tapi elsa tidak menceritakan nya dulu karna sekarang keadaan sedang terdesak.

"Oke sekarang gini, dessy, kamu harus pergi ke dunia ghaib dan bunuh ningsih. Ningsih dalang dari semua ini" jelas elsa,

"Hah? Kenapa harus dibunuh? Sebenarnya ada apa sih?", tanya novi ngotot,

" tenanglah dulu, nanti aku ceritain. Sabar sekarang kita dalam keadaan terdesak" kata elsa.

"Kamu tadi liat asap merah kan dess? Itu aura jahat dari ningsih, jika kita terlambat membunuhnya maka dia akan membunuh orang yang tadi dirasuki, dan bakal ada banyak korban jiwa lagi. tak ada pilihan lain pohon sudah ditebang dan kita terlambat. kita harus melenyapkan Ningsih agar semua aman, bisa dibilang ningsih ratu dari penghuni yang ada di pohon itu" jelas elsa,

"Jadi pohonya udah ditebang?", tanya fitri, tapi elsa tak menjawabnya

Elsa menyuruh kita semua untuk duduk bersila dan berpegangan tangan.

" fitri , novi, santi berikan energi kalian ke dessy. Kalian ikut ke dunia ghaib tapi kalian tidak terlihat oleh makhluk yang ada disana, kalian bantu dessy cari dimana ningsih berada",

Kami semua mengangguk, dan memejamkan mata.

Penghuni Pohon BeringinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang