9. Tempat tinggal

197 16 1
                                    

Genderuwo itu mendekati elsa sambil mengelurkan tangannya ke atas kepala elsa.

Iwh.. Tangannya terlihat menjijikan, kulitnya yang busuk dengan kuku kuku panjang nya yang kotor.

"Haloo?", sapa elsa pada makhluk itu,

Aku melihat sebelah mata nya yang menyala terang berwarna merah menatap elsa. Tatapan yang tajam membuat wajahnya semakin menyeramkan.

Setelah menatap elsa makhluk itu menatap satu persatu dari Fitri, Novi, Tiara, Sinta, Santi dan Aku.

Elsa berkata bahwa makhluk itu berasa aman bertemu dengan kita semua. Tidak seperti bertemu dengan orang lain.

Makhluk itu memang baik, tapi bentuknya saja yang terlihat menyeramkan. Udara menjadi hangat, aku melihat semua makhluk yang ada disini keluar, menatap kita semua. Berlarian, berterbangan, sungguh ramai tempat ini oleh makhluk aneh. Tapi memang disini tidak ada yang menyakiti, semua ramah, menyambut kedatangan kami meski tadi hawa panas dan berubah menjadi hangat. Kami tak melihat makhluk sejahat pocong tadi.

Genderuwo itu hanya diam, Dan menunduk.

" hai kawan? Ada apa?" tanya elsa padanya,

Tapi genderuwo itu tetap terdiam.

5 detik kemudian dia berbalik badan melangkah menjauhi kami. Kami hanya melihatnya dengan heran kenapa dia pergi begitu saja tanpa memberikan keterangan.

"kenapa dia pergi begitu saja?" Novi bertanya,

"Dia.. Bersedih" jawab Ningsih.

"Kenapa? Coba jelasin sebenarnya ada apa?" tanya Fitri pada Ningsih,

"Kenapa hanya dia yang bersedih? Aku liat disini semua baik baik aja", aku menambah pertanyaan itu.

Dengan perlahan Ningsih duduk, lalu kami mengikuti nya dan duduk. Kami semua duduk dibawah pohon tapi tidak tepat dibawahnya. Alene duduk dengan lucu dipangkuan Sinta.

Ningsih terdiam sebentar, tak lama hawa hangat disitu sedikit menghilang. Kami melihat sekitar semua makhluk halus yang ada disitu berubah menjadi seperti manusia, semuanya termasuk alene dan ningsih. Tak ada satupun dari mereka yang berwujud seram, semua menjadi seperti manusia dan duduk diantara kita.

Waw kita semua dikelilingi oleh mahkluk dari dunia lain. Kebayang ga sih rasanya? Kiri, kanan, depan dan belakang itu banyak mahkluk-mahkluk dari dunia lain.

"Disini kami tinggal, disini kami beraktifitas..." Ucap Ningsih dengan suara lembut.

"Hmmm kaya manusia ya, mereka juga beraktifitas" ujar Fitri.

Ningsih melirik pada Fitri dan tersenyum.

"Coba kalian lihat sekitar pohon ini, coba lihat wajah wajah bahagia mereka yang tinggal disini, kita juga punya perasaan kaya manusia"

Kami semua melihat sekitar, memang benar, wajah mereka semua tersenyum kepada kami layaknya manusia.

Ningsih melanjutkan pembicaraan...

'Kami disini tak pernah mengusik tempat tinggal kalian, tapi kenapa kalian mengusik tempat tinggal kami?'

"Hah? Ngusik tempat tinggal kalian?" , Novi berbicara dengan kebingungan.

Memang kami tidak mengerti apa yang ningsih katakan. Sinta pun bertanya pada ningsih
"Apa maksdunya kami mengusik tempat tinggal kalian?"

'Kalian manusia, seperti yang tanpa dosa' nada ningsih sedikit tinggi, mungkin karna sedikit marah karna kami tidak mengerti apa yang dia bicarakan.

'Tenang ningsih, coba jelaskan ada apa? Kita semua emang ga ngerti" , Aku mencoba menenangkan dan mencoba menyuruh agar dia menjelaskan.

Ningsih tersenyum..
'Ada manusia yang akan menebang pohon ini, mereka akan menghancurkan tempat kita tinggal. Jika tempat tinggal kita dihancurkan kita akan mencari tempat tinggal baru, mungkin dirumah kalian'

Kami terkejut ketika mendengar ningsih berbicara seperti itu. Tapi aku pernah dengar memang pohon ini akan ditebang dan dijadikan tugu, ntah apa dan kapan tepatnya. Seketika semua makhluk yang ada disitu menangis, tapi tidak lama mereka semua tertawa kecil, seperti tertawa meledek.

"Oke, kita akan bantu kalian ,kita usahakan agar pohon ini tidak jadi ditebang" ucap Elsa.

"Tapi elsa, kita kan gatau seluk beluk tentang penebangan pohon ini" , jelas Fitri

"Tak apa, kita cari infonya nanti" jawan elsa.

"Siap ya semua?"

"Siap" kita menjawab serentak.

'Terima kasih kalian, tapi jika kalian gagal mencegah penebangan pohon ini, kalian beserta yang lain akan merasakan akibatnya'

"Percaya pada kami, kami akan berusaha sebisa mungkin" aku meyakinkan..

Ningsih tersenyum kembali, dan semua mahkluk itu mengucapkam terima kasih pada kami semua, lalu tak lama setelah mereka tersenyum mereka semua menghilang dari padangan kami.

"Ehh?!! Mereka kemana?" Fitri terkejut..

"Ihh ko ngilang sih? Kaya dia aja ngilang tiba tiba" , Novi juga terkejut tapi ya seperti itu ...

"Jangan baper nov hahaha", ucap tiara.

"Elsa.... Pengelihatan kita ditutup?" tanya santi,

"Engga, mereka semua hanya tidak menampakan, tapi mereka ada disini ko" jelas elsa

'Ohhh begitu' santi mengangguk tanda mengerti.

"Yaudah kita sekarang pulang, siap siap buat besok cari info tentang penebangan pohon ini" suruh elsa,

"Baiklah" ucap novi

Kami pun berdiri dan pergi dari pohon itu pulang menuju rumah sinta.

Fajar hampir tiba dan kita berjalan pulang dengan sedikit menggigil. Ya lumayan dingin , malam malam begini kita ada diluar rumah, pulang membawa misi yang harus diselesaikan dengan cepat. Karna jika tidak, pohon itu akan segera ditebang dan ntah apa yang akan terjadi pada mereka nantinya.

Angin berhembus sedikit kencang tapi tidak menandakan adanya kedatangan makhluk lain , ini hanya angin biasa. Cahaya lampu yang menyinari jalan kami juga cahaya bulan yang menerobos dari sela sela awan hitam dilangit menjadikan malam ini cukup indah untuk dinikmati. Sesekali teman temanku menyanyikan lagu. Bercanda, tertawa seperti yang tanpa beban..




Maaf ya gais untuk kelanjutan nya mungkin update nya lama, karna banyak kesibukan yg harus dilakukan, tapi aku usahain buat cepet cepet ngeberesin cerita ini ko heheh😁😁

Terima kasih loh sebelumnya yang udah baca cerita ini sampe sini, aku harap kalian menikmati cerita nya sampe nanti tamat. Oiya makasi juga yang udah ngasih bintang buat setiap part nya, yang belum bisa tolong kasih bintang nya ya eheheheh😁😁💕💕

Sekali lagi terimakasih.

Penghuni Pohon BeringinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang