Seiring Berjalannya Waktu

47 1 0
                                    

" ayo jalan."

"Kemana ih"

"Nonton ayoo buruan ganti"

Pertama dating sama Raka. Masih malu malu juga sih. giliran perjalanan naik motor,

"Ngga meluk ta?"

Aku memeluknya. Lalu Raka memegang tanganku dan membuatnya erat dalam pelukan. Angin berhembus dan daun daun berguguran seakan jalanan milik berdua.
Kita jalan, nonton dan makan. Awalnya memang bisa dibilang kita dating ditempat yang berkelas. Karna awal hubungan itu masi enak enaknya aja, belum ada pahitnya.

Seringkali Raka membeli baju untukku juga, serasa sweet sweet aja bagai orang orang pacaran pada umumnya.
Disaat awal awal berpacaran dengan Raka, ngga sering sering banget keluar sih.

----

di sekolah aku juga mengikuti ekskul basket. Hari ini Raka menjemputku pulang.
Dalam perjalanan pulang, Raka membawaku keliling kota. Saat itu cuaca agak tidak baik karna awan dingin mengelilingi kota Surabaya.

"Yangg, mendung" kataku

"Gapapa, enak dingin dingin"

"Ihh.. seriuss" kataku lagi.

"Buruan peluk! Ngebut nihh keburu ujan"

Raka berkendara kencang, mengejar agar terhindar hujan. Namun terlambat.

"Neduh dulu disini, kamu basah semua" kata Raka.

"Iya gapapa yangg basah."

"Dingin ya? Peluk ngga nih?" Tanya Raka.

"Jangaaan ih, neduhnya didepan rumah orang. Gaenak tau"

Menunggu hujan reda, tapi tak kunjung reda. Namun Raka dapat membuatku nyaman dalam sekejap saat hujan didalam senja.

"Hujannya ditunggu, gabakal juga reda. Mending tunggu aku, membahagiakanmu" kata Raka.

"Dih apaan sih yaaangg"

"Biar kek sinetron sinetron gituu, asli gaseru kamu. Payah ahh" jawab Raka

"Hahaha"

" udah ayo pulang, gapapa ya diterjang? Kasian kamu kalo nunggu. Terus kalo keburu sakit gimana? Kamu pikir nunggu itu enak"

Perjalanan pulang, suasana semakin dingin. Raka mengendarai motornya semakin kencang, aku pun tak kalah kencang memeluk Raka.

-----

Rutinitas Raka selama bertemu denganku adalah menggenggam tanganku dan menempelkannya dipipi Raka, terkadang Raka juga menciumnya.

"Aku menyayangimu" kata Raka

" aku juga yangg"

Raka menatap mataku dan memegang kedua pipiku. Dia membuat hatiku berdegub dan suasana menjadi redup

"Tinggal lah dihatiku, aku tak ingin kamu pergi"

Melihat posisi Raka yang serius menatapku, hatiku terasa lemah dan tak sadar aku meneteskan air mata. Saat Raka mengetahui itu, ia memelukku.

" terimakasih." Kataku saat Raka memelukku

***

Tak terasa aku dan Raka telah menjalani selama 2-5 bulan. Masi bisa disebut ini adalah tahap awal berpacaran, belum ada masalah masalahnya. Semua masalah tergantung dari keseriusan dalam berpacaran sih.

Namun beberapa hari ini, Raka tidak pernah mengirim SMS duluan kepadaku. Raka juga tidak pernah menengok di kelasku

"Aku ingin kamu aja yang datang ke kelasku, aku malas"  Kata Raka

Ntah kenapa Raka mudah badmood. Sehingga aku yang turun untuk menemui Raka. Aku mencarinya, namun Raka berada di kelas lain

" kemana aja ih kamu, cape nyarinya"

" kamu pikir aku ngga cape naik turun ke kelasmu?" Jawab Raka.

Batinku mengatakan, itu adalah hal yang manusiawi. Kita jalan pake kaki, lari pake kaki, pasti juga capek. Manusiawi Raka! Itu manusiawi.
Tapi aku tak berani mengatakannya pada Raka.

Seringkali Raka membalas SMSku lama, dan Raka juga tidak mau untuk membahas sesuatu. Sebenernya aku juga bingung mencari topik pembicaraan.

" yangg kenapasii kamuu"

" gapapa dih, uda ah! Aku main dulu" Jawab Raka.

Iya. Raka suka menghilang, Raka suka marah, Raka tak mau usaha lagi. Sudalah!

Dia, 2014kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang