Balikan

23 1 0
                                    

Raka mengajakku berkeliling kota Surabaya, menggunakan CB yang ia tumpangi. Iya, motor 90-an.

Kita berkeliling mulai dari Surabaya-Sidoarjo-Surabaya.

Banyak sekali yang kita perbincangkan saat mengendarai motor.

" tangan kirimu mana, sini tak pegang." Kata Raka

Lalu Raka memegangnya dan memangku dipaha kirinya. Tangan kanannya mengemudikan motor dengan kecepatan yang bisa dibilang lamban.

"Aduh sumpa deg deg-an"

"Kenapa sih yangg" Jawabku

"Ahh! Deg deg-an anjing."

"Ya biasa ajaa anjiing"

"Kan gini, aku udah nunggu kamu dalam setahun. Jadi, mau ngga balikan sama aku?" Saut Raka sambil menepuk nepuk tangan kiriku yang berada di pangkuan paha kirinya.

"Eh iya ya! Aku lupa kan belum balikan ya! Hahaha."

"Tapi kalo emang kamu gabersedia, biar aku yang nyerah gapapa."

"Ngomong apa sii yaanggg, iya balikaaaaaaan" jawabku.

Lalu aku memeluk Raka, tak menyangka aku kembali singgah dihatinya. Pelukanku sangat erat, aku terharu jadinya.
Setelah setahun aku menunggu Raka menjadi pribadi yang lebih baik, dan dia telah membuktikannya dihadapan mata kepalaku sendiri. Raka juga masih mampu menunggu jawabanku untuk bertahan dengannya.
Aku tak menyangka, semua yang kualami, Jatuh dan bangun, susah dan senang, terbang dan tenggelam semua berhasil kulalui.

"Jangan kayak dulu yangg." Kataku

"Iya sayangg, uda jangan nangis. Aku nggajadi pergi."

Aku memeluk Raka, terharu sepanjang perjalanan. Sampai Raka berhenti dipinggir jalan memastikan apakah aku baik baik saja atau tidak.

" ko nangis terus sihh. Jadi ikutan ikilo." Kata Raka

"Aku sayang sama Raka ihh, aku gamau kesalahan dulu kamu ulang yang kesekian kali."

Lalu Raka memutar menyamping posisi duduk di motornya.

"Enggak sayangg, wes udah udah jangan nangis. Dilihat orang orang ikilo, ga malu ta."

"Gabisaa berhentii." Aku menjawabnya dengan tertawa tapi air mataku tetap menetes

"Hahaha, wes tak anter pulang sekarang. Wes malem."

Lalu Raka melanjutkan perjalanannya. Aku menikmati sejuknya udara, dengan memeluk Raka kembali dijiwa raga.

"Aku sayang Raka." Sautku

"Iya iya sayang waduh, tamba tak cium loh ya."

"Iya mana ciume!"

Aku menjulurkan pipi kiriku, membiarkan Raka yang menoleh kebelakang dan mencium pipiku.

Sebenarnya saat itu pukul 19.30 tanggal 7. Tapi nggatau kenapa, aku dan Raka merayakan anniversarry pada tanggal 20.

----

Dia, 2014kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang