Raka berbeda

47 1 0
                                    

Di tahun 2015, adalah tahun dimana aku dan Raka berpisah kelas.
Dan di tahun ini, adalah tahun dimana mental, perasaan dan kesetiaan akan diuji. Maka disini, akan ku jabarkan beberapa yang kualami.

Keseringanku saat ini hanya menahan emosi, mengalah, sedih dan terdiam.
Karna aku merasa banyak perubahan setelah kita tidak satu kelas.
Aku melihat Raka semakin tidak peduli denganku. Bahasanya bosan, seakan dia juga bosan menjalani hubungan ini bersamaku.
Bosan itu manusiawi, gamasuk akal kalo dibawa putus.

-----

Raka sedang marah kepadaku, ntah aku tidak tahu apa sebabnya.

"Sini lu!" Raka langsung menarik tanganku

"Kenapa si yanggg"

"dimodusin cowo ko mau aja si?! Mau jadi perek? Ha!"

"Dih siapa yang bilang gitu. Deket aja gaperna! Jangan ngada ngada!"

Siapa yang ga nyolot kalo difitnahnya tanpa bukti, nyolot lagi.

" gue tau dari Arya. Goblok banget si dimodusin cowo bangke"

"Gue gapernah sama sekali deket cowo anjing! Kalo gaada bukti gausa nyolot"

Raka hanya diam, tapi dia memandangku dengan penuh amarah. Jangan bilang aku ga takut sama Raka, 100% jelas takut banget. Andai kalian tau Raka secara langsung, kalian juga akan merasakan seberapa takut apa aku ke Raka.

" Arya! Sini lu" Raka memanggil temannya

"Apaan woy" jawab Arya

" gimana nih! Gamau ngaku dia."

"Ya mana bisa ngaku, dimodusin aja kagak. Kamu ko gampang percaya sama temen si yangg!!" Kataku.

" diem lu!" Jawab Raka

"Bener kan yang lu omongin? Dia dimodusin cowo mau aja kan!?" Tambah Raka.

"Iya, serius" Jawab Arya.

" panggil yang ngemodusin dia!"

Lalu Raka mengantarku ke lorong sebelah, iya waktu itu lagi istirahat. Raka menyuruhku untuk tetap menunggu. Aku takut bila Raka memukul korban fitnah dari Arya.

"Oh ini yang ngemodusin cewe gue?!" Kata Raka

" ngapain bang, saya gatau apa apa bang serius"

"Banyak bacot" (lalu Raka menampar lelaki yang dituduh oleh Arya.)

"Pergi lu! Awas deket deket cewe gue" Tambah Raka.

Raka memanggilku untuk bertemu dengannya. Raka menatapku dan menggenggam tanganku sangat erat. Itu sakit. Raka yang kukenal sebelumnya, telah berubah menjadi kasar, keras kepala, dan tidak mau mendengar perkataanku.

" mau apa sekarang?"

" masi gamau ngaku dimodusin cowo? Uda ada buktinya kan?!" Jawab Raka

" ya Arya aja yang ngefitnah aku!! Sirik hidupnya!"

" masi mau nentang!?" Saut Raka

" aku ga salah sama sekali! Aku gabohong! Jangan percaya Arya!"

Raka menamparku. Sakit, namun aku hanya bisa diam. Aku tak berani berkutik, aku takut! Jiwa Raka bagai hewan yang lantang.
Jelas aku menangis. Bukan karna sakitnya tamparan, namun sakitnya fitnahan. Disitu aku baru merasakan ditusuk teman sendiri. Ntah salah apa aku ke Arya, sehingga ia tega untuk menusukku dari belakang.

Dia, 2014kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang