Keadaan kelas 12-IPS-1 pagi ini terlihat ramai. Suara gaduh dari beberapa penjuru bangku mendominasi keadaan kelas.
Vika duduk dibangku seraya menekuri sebuah novel favoritenya. Tiba-tiba tepukan dibahu membuatnya mendongak dan mendapati Sela.
"Anterin gue Yuk." Ajak Sela.
Vika menautkan kedua alisnya "kemana?"
"Tadi gue disuruh sama Bu Melly buat ngambil buku tulis anak kelas ini, dikantor."
"Sama gue aja!" seru Tania yang saat ini sudah berdiri di samping Sela.
"lo gamau ikut Vik?" tanya Sela.
Vika menggeleng.
"Yaudah. Ayo Tan,"
Kedua gadis itu pun berjalan keluar kelas. Vika kembali membaca Novelnya.
***
Sela berjalan dengan membawa beberapa tumpukkan buku karena tadi dimintai tolong gurunya untuk membawa ke kelasnya. Kemudian seseorang menabraknya dari belakang membuat keseimbangan Sela goyah buku ditangannya terjatuh begitu juga tubuh Sela yang rasanya akan terjatuh juga.
Untungnya seseorang menahannya dengan waktu yang tepat membuat Sela tidak sampai jatuh. Sekilas mereka saling menatap tapi dengan cepat sela bangun dan berdiri seperti semula melihat buku yang berserakan didepannya. Sela segera berjongkok dan mengambili buku didepannya itu. Vano yang telah menolongnya tadi pun juga ikut membantu Sela memunguti buku yang jatuh dilantai.
"Sorry." Ucap Vano.
"Iya gapapa." Sela mengangguk pelan. Mereka pun memungut buku-buku itu.
"Thanks ya, sini biar gue aja yang bawa." Ucapnya.
"Engga usah. Gue aja yang bawain.lo sendirian bawa buku sebanyak ini?" Tanya Vano sambil mengangkat tumpukkan buku itu. Vano dan Sela berjalan beriringan menuju kelas.
Sela menggeleng, "Enggak tadi gue sama Tania tapi tadi dia bilang mau ke toilet."
"Dikelas kan banyak anak cowok, kenapa gak lo suruh mereka aja."
"kayak gak tau aja, anak cowok dikelas kan gak ada bisa diandelin." Sela menoleh kearah Vano lalu terkekeh ketika menyadari ucapannya. "engga semuanya sih,"
"nyindir secara halus." Gumam Vano.
"Tapi yang barusan gue ucapin itu sebuah fakta, bukan sindiran." kekeh Sela.
Tak ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua. Mereka hanyut oleh pikiran mereka masing-masing. Vano dan Sela memasuki kelas bersamaan. Vano menaruh buku itu di meja guru.
"Thanks ya Van, lo udah bawain bukunya." Ucap Sela tersenyum.
Vano mengangguk pelan. Dan berjalan kearah tempat duduknya. Vano baru menyadari kalo cewek itu memiliki senyum yang manis.
"SELA!!" pekik seseorang dibelakang Sela.
Sela menoleh dan mendapati Tania yang berlari kearahnya. Sela menatap Tania dengan sebal.
"Kemana aja sih lo?!" kesal Sela.
"Abis dari toilet."
"lama banget."
"Yakan gue mampir kantin dulu bentar."
"pantes." Sela berbalik, dan berjalan ketempat duduknya.
"Vika, gurunya belum dateng?" Tanya Sela yang sudah duduk disamping Vika.
Vika menggeleng "Belum."
"WOI BU MELLY DATENG." Teriak Fito sambil berlari kedalam kelas, dan membuat kelas yang tadinya ramai menjadi hening, semua murid pun sudah kembali ketempat duduknya masing-masing.
YOU ARE READING
(I'm)Possible
Teen FictionHidup ini tentang pilihan. salah satunya cinta . kamu hanya tinggal memilih, mencintai atau dicintai. kalau boleh aku tidak ingin memilih. Sebab yang aku inginkan aadalah keduanya. Tetapi aku ingin mencintai tanpa rasa sakit dan dicintai tanpa rasa...