Vika melangkah memasuki kelas. Suasana kelas pagi itu cukup gaduh. Karena terjadi keributan disana. Siapa lagi kalau bukan Fito dan Rangga pelakunya. Entah apa yang mereka berdua perebutkan Vika memilih untuk tidak perduli. Gadis itu kembali melangkah ke tempat duduknya.
"Sendirian aja Vik?" suara dari arah belakang Vika yang membuat gadis itu terkejut. Lalu kepala gadis itu menoleh ke sumber suara.
Vika menggelengkan kepalanya "tadi gue bareng Vano." ucapnya seraya menaruh tas di atas meja.
David mengalihkan pandangannya kearah pintu kelas mencari seseorang yang namanya tadi disebutkan oleh Vika.
"Mana? Gak nongol tuh orangnya." Tanya David yang kembali menatap gadis itu.
"kantin sama sella." Ucap Vika datar.
David menyernyit bingung saat melihat ekspresi yang diberikan gadis itu. seperti ada yang aneh dengan Vika saat mengucapkan kalimat itu.
"Gak ikut?" Tanya David yang memainkan alisnya.
"engga lah, ngapain." Ucap Vika yang kini sudah duduk dibangkunya dengan ponsel ditangannya.
Seakan mengerti David menganggukkan kepalanya. "kalau gitu mau nyusul gak?" tanya David lagi dengan muka yang meledek.
Vika mengangkat kepalanya keatas dan menatap David dengan ekspresi wajahnya yang datar. "eng-ga." lalu gadis itu mengalihkan pandangannya kembali keponsel.
David mengangkat bahunya acuh "yaudah." Cowok itu kemudian melangkah menjauh dari tempat berdirinya tadi dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana.
"Lo mau kemana?" Tanya Vika yang berhasil membuat cowok itu memberhentikan langkahnya.
David menyerongkan tubuhnya sedikit untuk melihat gadis itu. "Kantin." ucapnya santai.
"Jangan disusulin yang ada ntar si Vano ga balik ke kelas." Sinis Vika.
Mendengr ucapan gadis itu, David hanya menaikkan sebelah alisnya. "Gak salah? Bukannya kalau engga disusulin mereka yang gabakal balik ke kelas?" tanya David dengan senyum smirknya.
Vika menyernyitkan dahinya pertanda kalau ia bingung dengan ucapan cowok itu.
"Apaan sih" gumam Vika.
David membalikkan tubuhnya dan kembali melanjutkan langkahya yang sempat terhenti.
***
"Udah?" Tanya Vano kepada Sella yang berada dihadapannya kini.
Gadis itu hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan dari Vano.
"Yauda ayo balik ke kelas." Vano bangkit dari duduknya dan berdiri sebentar menunggu gadis itu bangkit dari duduknya juga.
"Ayo." Ajak Sella.
Keduanya berjalan untuk meninggalkan kantin namun kedua orang itu dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba merangkul pundak Sella.
"Selamat pagi Sella." Sapa cowok yang tiba-tiba merangkul pundak Sella.
Sella terkejut dan langsung menoleh untuk tahu siapa orang itu. saat ia melihat wajah cowok dengan cepat Sella menepis tangan asing yang berada di pundaknya.
"Apa-apaan sih lo gas?!" Bentak Sella kepada cowok itu yang bernama Bagas.
Vano diam melihat keduanya. Namun terlihat jelas sarat kebingungan dari wajah Vano.
"eits, biasa aja dong jangan galak-galak. Gue kan nyapa lo baik-baik." Ucap Bagas dengan muka tengilnya.
"Iya, tapi cara lo gak baik!" Ucap Sella dengan tatapan tajamnya.
"Iyaudah si maaf yaelah, dimaafin gak nih?" Tanya Bagas seraya memajukan wajahnya mendekat ke wajah Sella.
Vano yang melihat itu lantas mendorong tubuh Bagas dengan kasar. Hingga cowok itu terjatuh di lantai.
"Shit!" Kesal Cowok itu.
Vano menarik tangan Sella agar gadis itu berdiri di belakangnya.
"Van udah Van." Ucap Sella dari arah belakang Vano berupaya menenangkan Vano. Sarat kemarahan terlihat jelas di wajah kedua cowok itu. Vano tidak mengubris sedikitpun ucapan Sella.
Cowok itu bangkit dan melangkah mendekati Vano. "Lo siapa sih? Seenaknya dorong-dorong gue kaya tadi?" Tanya Bagas dengan suara yang tenang.
"gak penting gue siapa, yang jelas gue gak suka liat lo bersikap kaya tadi ke Sella." Ucap Vano dengan suara yang terdengar kesal.
"udah Van ayo kita balik ke kelas aja." Ajak Sella suaranya terdengar seperti orang yang sedang ketakutan.
"Gak suka? Emang lo siapanya? Pacarnya? Saudaranya? Atau bodyguard lo Sel?" Bagas menaikkan sebelah alisnya lalu memiringkan kepalanya untuk menatap Sella yang berdiri dibelakang Vano.
"GAS!" geram Sella.
"Sella pacar gue." Ucap Vano spontan. "dan gue gak suka lo bersikap kaya tadi ke pacar gue!" ucap Vano dengan penuh penekanan.
///
hallo guy!! apa kabar????? ada yang rindu sama Vano?? atau Vika?? atau Sella?? maaf ya udah hampir setahun ga update:((
semoga masih suka sama jalan ceritanyaa dan insyaallah mulai sekarang akan terus sering update:)))
I MISS UUUUUUUUUUU guys :'(((((((
SELAMAT MEMBACAAA JANGAN LUPA VOTE&COMMENT YAA!!!
TERIMAKASIH BANYAK UNTUK KALIAN YANG MASIH SETIA MEMBACA CERITA KU :*
ILOVE U!!!!!!!!!!!
YOU ARE READING
(I'm)Possible
Teen FictionHidup ini tentang pilihan. salah satunya cinta . kamu hanya tinggal memilih, mencintai atau dicintai. kalau boleh aku tidak ingin memilih. Sebab yang aku inginkan aadalah keduanya. Tetapi aku ingin mencintai tanpa rasa sakit dan dicintai tanpa rasa...