Chapter 1: Pertemuan Pertama "Lelaki Misterius"

3.5K 213 48
                                    

"Tegasnya, sesungguhnya kemuliaan seseorang tidak dilihat dari penampilannya ataupun banyaknya materi yang dimilikinya. Tetapi dilihat dari sejauh mana manfaat yang diberikan kepada orang lain."


***

Gerak langkah kaki itu semakin bertempo cepat. Beriringan dengan hatinya yang masih kacau, Azkiyya tidak tahu harus pergi kemana sekarang. Pikirannya masih terus bercabang memikirkan tentang takdir buruknya. dalam kesendiriannya, di malam-malam seperti itu ia berjalan sendiri. Di pikirannya ia masih sadar. Jam 2 lebih. Mana ada sebuah kendaraan umum lewat? Jangankan kendaraan umum lewat. Kendaraan-kendaraan pribadi pun kentara sepi. Lambat laun, ia merasa kedinginan saat udara malam itu berhembus di sekitarnya, terasa memasuki tulangnya.

Tak sengaja, ia melihat sebuah bangunan masjid kota. Disana masih ada beberapa orang yang berseliweran walau sekurang-kurangnya paing tiga orang. Tampak yang masih beraktivitas di halaman masjid itu rata-rata mereka seorang pengunjung yang sedang mampir di masjid. Ada keniatan khusus bagi diri Azkiyya untuk masuk ke dalamnya. Ia butuh istirahat. Ia belum sholat tahajjud dan hajat. Kesempatan itu tak disia-siakan lagi baginya. Ia langsung mengunjunginya.

Azkiyya segera pergi ke tempat wudhu bagian wanita. Ada perasaan khusus yang ia dapatkan setelah melaksanakan wudhunya. Hatinya terasa lebih ringan, longgar, dan lega. Ia sadar, karena nikmat Tuhan apabila mau disadari betapa indahnya segala sesuatu yang datang dari Tuhan. Namun entahlah, apakah sesuatu yang ia alami sekarang merupakan sebuah kenikmatan yang indah pula? Seusai berwudhu, Azkiyya melaksanakan sholat sunnah itu sebagai tamabahan. Tak lupa ia selalu memohon diri untuk selalu berada dalam lindunganNya. Memohon agar Tuhan mau menata hatinya kembali yang telah berantakan ini.

Sekelebat bayangan mengenai orang tuanya terus mengusik keseriusan Azkiyya saat berdoa. Membuatnya lagi-lagi menangis. Dan entahlah, ia tak bisa merasakan ketenangan ketika bayangan kedua orang tuanya itu muncul. Sungguh, anak mana yang hatinya tak hancur ketika mendengar bahwa orang tuanya sendiri sudah bercerai...?

Ia ingat betul bagaimana dirinya dulu yang selalu menikmati hidup bersama keluarganya. Terasa begitu hangat, indah dan membahagiakan. Namun untuk sekarang, ia malah merasakan semuanya menjadi serba bertolak belakang. Seiringan dengan bayangan itu, lamat-lamat ia merasa matanya berat. Ia tertidur diatas tempat ia sholat. Membiarkan dirinya unuk beristirahat karena untuk nanti pagi ia juga harus sudah pergi untuk melakukan perjalanan yang mungkin agak panjang.

***

"Dimohon untuk para penumpang Kereta Api, agar segera mempersiapkan diri. Karena lima menit lagi akan diberangkatkan!"

Seruan pengumuman itu membuat semua orang mendadak berhilir-hiliran menempatkan posisi yang nyaman dan tepat. Termasuk juga seorang gadis berhijab merah muda yang kini tengah duduk di jok bersebelahan dengan jendela. Hanya duduk sendirian, tak ada yang duduk di sebelahnya seperti halnya jok yang lainnya.

Azkiyya, ia tak tahu kenapa tiba-tiba ia bisa menaiki sebuah kereta yang bertujuan ke kota Jakarta. Awalnya, ia sugguh bingung harus pergi kemana. Tak mempunyai tujuan untuk kepentingan kali ini. Yang ada hanyalah sebuah kenekatan yang kuat demi menghindar dari takdir buruknya. Pada intinya, ia hanya ingin berpisah dari semua orang yang mengenalnya, terutama orang terdekatnya, orang tuanya. Ia sungguh tak akan kembali andai mereka belum bersatu lagi.

Dalam lamunannya yang masih menghadap ke jendela, tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang hadir di dekatnya. Ia menoleh melihat seorang laki-laki bertubuh kekar serta berpenampilan sedikit menyerupai preman. Kaos polo berwarna hitam yang dirangkap dengan sebuah jaket abu-abu dan celana panjang yang sudah cacat di bagian lutut. Memiliki wajah yang sedikit sangar, namun memancarkan aura yang wibawa. Telinganya bertindik hitam. Entahlah, siapa lelaki ini yang Azkiyya temui dan duduk tepat disisinya.

30 Juz dalam Cahaya Cinta [ SUDAH TERBIT ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang