Bad Holiday! [Kim Jisoo]

591 68 2
                                    

"Jis berenang yuk!"

"Nggak ah ... mager."

"Jis ikut main voli gak?!"

"Nggak! Panas!"

"Yeu kalau gitu ngapain lo mau ikut ke pantai bego!"

"Males di rumah! Kak Jin sama cemcemannya mesra-mesraan mulu, serasa jadi obat nyamuk."

Jisoo membenarkan letak kacamatanya, sekilas ia dapat melihat teman-temannya yang sedang asyik melakukan aktivitas pantai seperti berenang, membangun istana pasir dan bermain bola voli, mengabaikan sengatan matahari yang membakar kulit.

Ih kalau Jisoo sih ogah, walaupun liburan  itu waktu yang paling ia tunggu-tunggu, Jisoo sama sekali tidak berniat untuk menjadikan kulitnya eksotis seperti yang dilakukan Nayeon dan Sowon. Bahkan di saat teman-teman perempuannya memakai bikini, Jisoo lebih memilih menggunakan t-shirt dan shortpants.

Ia melipat tangannya di bawah kepala saat Nayeon berlari kecil ke tempat Jisoo berbaring seraya membawa sebuah bola voli. Di balik kacamata hitamnya, Jisoo diam-diam melotot melihat dada Nayeon yang ikut bergoyang setiap kali gadis itu menapak dan pandangannya tidak sengaja jatuh pada Bobby yang memadang Nayeon dengan senyum mengerikan. Jisoo rasanya sangat ingin mencolok mata Bobby yang jelalatan sekaligus membenturkan kepala Nayeon ke tembok agar sadar untuk tidak memakai bikini yang terlalu terbuka.

Tapi emangnya ada bikini yang tertutup Jis (?)

"Eh Jis."

Jisoo sontak berdiri dan menarik tangan Nayeon untuk berdiri di belakangnya. Ia menatap tajam Bobby yang sekarang menatapnya kikuk "BOB PUNYA MATA DIJAGA DONG, NGAPAIN LO NGELIATIN NAYEON SAMPE SEGITUNYA!" Teriak Jisoo karena posisi mereka yang cukup jauh, padahal Jisoo berbisik pun Bobby pasti denger, secara suara Jisoo dari lahir sudah seperti toa sekolah.

"REZEKI GAK BOLEH DITOLAK JIS HEHEHE."

"MINTA DITABOK SENDAL LO YA!"

Jisoo ingin berlari ke arah Bobby sebelum ditahan oleh Nayeon "Udah lah Jis, lo mau pukul pake batako juga dia ga bakalan sadar. Percuma, buang-buang tenaga lo doang." Nayeon menunjukan bola voli yang ia bawa dan tersenyum lebar "Gimana kalau tenaga lo buat bantuin gue dan tim gue menang main voli aja?"

Jisoo menatap Nayeon tidak percaya lalu bergeleng ngeri, bahaya kalau nanti dia harus melompat-lompat saat bermain bola, dadanya pasti sakit "Gue gak mau!"

"Ayolah Jis, ya ya ya please lo kan jago main bulutangkis," ucap Nayeon.

"LAH TERUS HUBUNGANNYA SAMA VOLI APA NJENG." Jisoo menoyor kepala Nayeon.

"Kan sama-sama bola hehehe." Nayeon menarik tangan Jisoo yang langsung meronta.

"Udah lah jangan banyak cingcong, nanti gue traktir es krim kesukaan lo deh."

Menarik tangan Jisoo bukanlah suatu hal mudah, apalagi jika gadis itu meronta, Nayeon harus mengeluarkan tenaga ekstra dan merelakan setengah uang sakunya untuk Jisoo. Dari pada kalah main voli, ya mending nraktir Jisoo. Bukannya kenapa, tapi yang kalah harus ikutin permintaan yang menang dan kebetulan Jisoo cukup jago olahraga. Walau belum tentu menang, tapi apa salahnya mencoba.

Mendengar rayuan Nayeon, Jisoo tanpa basa-basi menangguk setuju dan malah balik menarik Nayeon menuju tempat bermain "Hehehe gitu kek dari tadi." Sementara Nayeon sudah menangisi dompetnya yang menipis.

Permainan terus berlanjut dan berkat Jisoo, tim Nayeon berhasil menambah skor mereka sehingga skor mereka sekarang seri. Jisoo mengusap dahinya yang berkeringat, sepertinya Jisoo sudah tidak peduli lagi dengan panas matahari karena membayangkan es krim yang dijanjikan Nayeon. Ia menyeringai senang, satu poin lagi ujarnya menyemangati diri sendiri.

"Wkwkwkwk lo bisa main gak sih hyun?" Celetuk Jisoo di tengah-tengah situasi yang kian memanas. Yahh, salah satu sifat alami Jisoo selain toa dia juga ... kompor.

Bona menyikut lengan Jisoo "Hush jangan songong Jis, ntar lo bisa kena sial. Kalau kata Nenek zul, menang dulu baru sombong." Nasihat Bona yang rupanya hanya dianggap angin lalu oleh Jisoo.

"Untung cantik Jis," ucap Minhyun dalam bahasa kalbu.

Jisoo sudah bersiap melakukan awalan "Siap-siap kalah ya hehehe," kata Jisoo dengan bangganya, padahal menang aja belum. Tapi semua sudah bersiap menerima serangan Jisoo, pas Jisoo memukul bola ternyata terlalu keras sehingga mengenai rumah pasir Joshua dan Yuta hingga hancur.

Reflek Jisoo menutup mulutnya "Shit, mati gue!"

"RUMAH PASIRRR TIDAKKKKK!!!!"

"ASTAGA PUNDI PUNDI UANG GUE!!!"

Jadi si Yuta ini bakalan dapet upah kaalau bisa bantuin Joshua buat rumah pasir, tapi karena sekarang rumah pasirnya hancur maka hancurlah harapan Yuta untuk memberi makan celengan ayamnya.

"SIAPA YANG MUKUL BOLANYA!" Yuta berkacak pinggang "KALAU KAGA ADA YANG MAU NGAKU GUE LEMPAR BOLA INI KE LAUT BIAR KALIAN GA BISA MAIN!!"

"Alamak mas Yuta marah."

"Angry Yuta."

"Tamatlah sudah riwayat bola voli gue, baru juga beli kemarin." Ringis Bobby bergelayut pada tiang net karena Nayeon menolak mentah-mentah dipeluk Bobby.

Maunya berbagi suka dan duka pada sang pujaan hati. Sayang Nayeonnya jijik.

Jisoo meneguk ludah kasar, bisa miskin mendadak ia jika Yuta tahu kalau ia yang menyebabkan salah satu sumber pendapatan pria itu lenyap. Yuta pasti akan menerornya sampai mendapatkan apa yang inginkan. Uang.

'Nyesel gue ngajak Yuta nonton Unyil. Lama-lama kelakuannya sebelas dua belas sama Pak Ogah.' Ujar Jisoo, menyesali tindakannya selama bertahun-tahun yang tak pernah absen mengajak Yuta yang merupakan tetangga masa kecilnya menonton unyil setiap jam dua siang.

Tapi tidak masalah, selama teman-temannya tidak mengatakan apapun pada Yuta, Jisoo dan tabungannya pasti aman

Karena tidak ada yang mengatakan apapun, Yuta dengan wajah menekuk kesal segera mengangkat kedua tangan ... memposisikan diri seolah akan melempar bola ke arah laut sampai suara nyaring Bobby memecah ketegangan yang dibuat Yuta.

"JISOO PELAKUNYA YUT! PLEASE JANGAN LEMPAR BOLA GUE, UANG JAJAN GUE SEBULAN TUH!"

watdepak gitong.

Yuta menatap Jisoo penuh dendam.

Jisoo menatap Bobby horror.

Dan Bobby yang tidak peka akan tatapan Jisoo, menatap kasihan bola voli miliknya.

Dan detik berikutnya Jisoo dan Yuta sudah berlari, saling mengejar. Yuta berteriak-teriak meminta Jisoo berhenti sementara Jisoo sudah menyumpahi Bobby karena kelakuannya.

"Berhenti dong Jis, gue capek lari mulu, udah cukup gue lari dari kenyataan dan sekarang harus lari buat ngejar lo!"

"GAK MAU, NANTI DUIT GUE LO MALING!" Teriak Jisoo, ia menambah kecepatan larinya hingga Yuta tertinggal jauh di belakang karena kelelahan. Namun samar ia mendengar Yuta mengatakan sesuatu seperti awas dan tenda, Jisoo menoleh ke belakang sesaat untuk melihat Yuta dan saat ia kembali melihat ke depan seseorang sudah menghalangi pandangannya.

Karena Jisoo tidak mampu menghentikan laju larinya secara tiba-tiba, ia pun menabrak orang itu hingga mereka terjengkang dan mendarat diatas sebuah tenda camp yang sudah dibangun sampai tenda itu rubuh karena tidak bisa menampung berat Jisoo dan orang yang gadis itu tabrak.

Jisoo reflek menutup kedua matanya, ia kira liburan kali ini akan berjalan baik seperti sebelumnya tapi hari ini kesialan berturut-turut menimpanya.

Apa hari ini tidak bisa bertambah buruk lagi heh?

Ya tentu saja bisa.

Karena ketika ia membuka mata, mata elang itu menatap tajam matanya seakan tidak ada hari esok lagi untuk seorang Kim Jisoo.

Ia Lee Taeyong.

Pria dari kelas unggulan yang digadang-gadang akan menjadi ketua Osis menggantikan kak Sehun.

Sial.

Kim Jisoo Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang