The Accidental Visit

19.8K 2.1K 57
                                        

There was this guy


~

"Ras, kamu belum makan sore ini, kan?" Aulia menyodorkan semangkok soto di depan Rasi. "Aku beliin,"

Rasi melihat Aulia tajam, sudah tahu ancang-ancang temannya itu jika bertingkah super baik seperti ini. "Apa?"

Aulia nyengir, lalu duduk di samping Rasi. "Tolong make up kelas aku malem ini, ya. Aku mau vaksin ke dokter,"

"Malem banget vaksin ke dokter? Nggak bisa pagi aja?" tanya Rasi. "Aku ada kelas malam. Jam 8 sampe jam 10."

"Eh, kamu nggak punya kelas malem hari Rabu." Aulia mendelik. "Please, ini demi masa depan teman kamu, Ras. Kalau aku nggak vaksin makin lama aku kawinnya,"

"Ih!" gerutu Rasi. "Masa cuma soto?"

Aulia memukul bahu Rasi. "Iya, ntar aku beliin kerupuknya!"

"Sialan!" Rasi menutup laptopnya, lalu menarik mangkok soto mendekat. "Cabenya banyak nggak nih?"

"Seperti biasa," kata Aulia. "Mereka ntar kasih vocab aja, Ras."

"What?" Rasi tak jadi mengaduk sotonya. "Kelas apa sih, Aul?"

Aulia kembali nyengir. "SMP,"

"SMP? Yang benar aja!"

"Iya, aku tahu. Ini juga satu-satunya kelas noviceku, Ras. Kan ini gantiin kelas Zaki yang resign kemarin,"

"Siapin materinya, aku nggak mau bikin materi. Pergi sana, aku mau makan!"

Aulia tertawa seraya kembali ke bangkunya yang tak jauh dari posisi Rasi. Sambil menyendoki soto, Rasi memeriksa lembaran pengumuman yang diletakkan di mejanya. Ada pemberitahuan lomba, undangan menjadi juri, juga daftar harga ponsel paling baru.

"Ul, ngeroom yuk," ajaknya.

"Males ah, nggak ada dalam listku. Kamu tahu nggak aku lagi ribet ngurusin ini. Belum lagi hafalan yang mesti disetor, pusing aku, Ras."

"Ya makanya, senang-senang dikit. Ntar juga hafal sendiri,"

"Apanya yang hafal sendiri? Ras, sumpah deh, ini banyak amat. Stuktur organisasi, sejarah, lambang, argh!"

"Susah juga ya berarti kalau mau nikah sama anggota gitu."

"Menurutku, setelah jadi istri nanti lebih sulit," Aulia terkekeh sendiri. Dasar aneh. "Sana aja sama Arbil."

"Dia sudah punya pacar, Ul."

"Hah?" Aulia melihat Rasi, lalu bangkit dari kursinya. Dia kembali mendekati Rasi, meminta lebih dari kenyataan yang baru didengarnya barusan. "Bodoh banget dia! Siapa pacarnya?"

"Siapa yang punya pacar?" sela suara yang baru masuk kantor.

"Fi, sini." Aulia mengkode teman segengnya itu mendekat. "Arbil punya pacar!"

Bukannya prihatin, Fiona justru tertawa keras. "Rasi bego!" hujatnya. "Sudah dibilang nyatain dari lebaran kapan tahun, masih aja dipendam-pendam. Bego kan kamu, Ras." Fiona duduk di pinggir meja Rasi, lalu mengambil sendok dari tangannya.

"Fi, kamu nih ih, prihatin dikit. Kamu aja deh di posisi Rasi!"

"Umh-" Fiona menelan satu suap soto. "Aku sudah pasti bilanglah. Yakali nahan sampe bertahun-tahun gitu!"

"Aku sumpahin jadi perawan tua kamu, Fi!" oceh Rasi sambil mengambil alih sendok.

"Rasi, kita sudah sepakat cowok kayak Arbil, yang baik ke semua cewek nggak akan bisa baca tanda-tanda yang cuma kamu kirim setengah-setengah. Dia akan nganggap kebaikan kamu sebatas itu saja, hanya membalas kebaikan yang dia buat ke kamu."

The Accidental TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang