Normal POV
Teriknya matahari siang itu, juga gemericik air mancur di kolam telah menjadi saksi buta atas pertemuan kedua skater hebat.
Pada awalnya, kau memang cemas dengan keadaan tersebut. Namun, setelah apa yang terjadi di depan matamu, kau pikir mungkin semuanya baik-baik saja. Bahkan lebih baik.
Sekarang, disinilah kalian bertiga berakhir dalam pertemuan mencengangkan di taman, Ice Castle Hasetsu, tempat yang paling sering kau datangi bersama Yuuri.
"Woah~ jadi disini tempatmu berlatih selama ini, Yuuri?" Tanya Victor saat pandangannya mulai menyapu setiap sudut castle tersebut.
"Ya, begitulah. Tempat ini tidak hanya untukku berlatih. Tempat ini juga sudah sering menjadi saksi saat diriku depresi oleh kegagalan," ujarnya sambil menerawang jauh ke area ice ring.
"Ehem...mumpung kalian berdua sudah bertemu dan sedang berada di sini, kenapa tidak kalian coba untuk berseluncur bersama?"
Kau mengutarakan idemu dengan percaya diri dan senyuman polos terpahat jelas di wajah ceriamu.
Dua lelaki dengan aura yang berbeda menatapmu sejenak, bebarengan. Kemudian mereka saling menatap satu sama lain.
"Well, kenapa tidak? Coba tunjukkan padaku bakatmu, Yuuri."
Si surai legam hanya mengangguk mantap sambil menyunggingkan senyum pada seniornya itu. Begitu pun denganmu yang juga tersenyum puas.
Sekarang, dua lelaki yang sama-sama memiliki kasih sayangmu tengah menari riang di tengah ice ring. Sebuah pemandangan menyenangkan bagimu. Kau fokus memperhatikan dua jagoan itu sembari menopang dagumu di pinggir area ice ring.
"(Y/n)! Kemarilah. Apa kau tak ingin mengenang kembali masa kecil kita dulu? Ayo menari bersama lagi," ujar Victor sedikit berteriak dari tengah ice ring. Tangan panjang dan jemari lentiknya melambai padamu. Salah satu hal favoritmu dari lelaki jangkung itu.
Kau terkikik geli sebelum mengambil satu pasang skate shoes lalu memakainya. Kau perlahan menggerakkan kedua kakimu di atas lempengan es tersebut. Namun, belum sampai hingga ke tengah ice ring, Victor dengan cepat melesat menjemput dirimu. Tangan besarnya terayun untuk meraih satu tanganmu. Jemari kalian yang saling bertaut, saling menyalurkan kehangatan. Victor menarik tanganmu lembut ke tengah ice ring tempat Yuuri berada.
Kau tengah berhadapan dengan Victor. Kedua tangan kalian masih saling menggenggam. Kau merasakan tatapan lembut Victor semakin intens. Membuatmu bisa hanyut kapan saja dalam birunya netra indah yang menjadi kepunyaannya.
"Shall we dance?"
Ucap Victor mengejutkanmu.
"Hey, t-tapi aku tidak bisa, Vicchi. Kau tahu kan aku bodoh dalam berseluncur?"
Kau tak yakin bisa berdansa dengan Victor saat mengenakan sepatu khusus seperti ini.
"Dan kau juga tahu aku tak akan melepas genggamanku apapun yang terjadi."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Victor mengerlingkan matanya dan langsung bergerak perlahan sembari menggenggam tangan dan pinggangmu. Otomatis dirimu juga mengikuti pergerakan Victor, seraya kau genggam tangannya.
"Aku sangat merindukan ini, (y/n). Sangat."
"Ya, aku juga."
"Namun, sekarang berbeda. Sekarang aku berdansa dengan (y/n) Anoushka yang sudah menjadi seorang wanita, bukan gadis kecil lagi."
"Apakah itu menjadi masalah?"
"Tentu. Bagaimana jika saat berdansa lalu aku jatuh cinta padanya? Apa kau mau menerima perasaan seorang Victor Nikiforov yang berusia 27 tahun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Precious Feelings [Reader's Imagine]
FanfictionDapatkah cinta monyet berpeluang menjadi cinta sejati? Pertemuan terakhirmu dengannya telah menggugah hatinya untuk tetap mengejarmu. Di satu sisi, seseorang dengan penuh kesederhanaannya mengisi lembaran demi lembaran dalam hidupmu, juga selalu be...