#09

3.8K 155 0
                                    

     Aku merasa sangat kesepian bagaimana tidak Orang Tua ku sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing saat mereka pulang pun mereka langsung beristirahat. Tak ada waktu sedikit pun untuk ku, ah sungguh andai saja Natan berada disini pasti aku tak akan merasa kesepian.  Memikirkan Natan membuatku teringat sedikit memori tentangku dan juga Natan.

Flashback on;
    Aku berlari menghindari Natan yg terus menerus mengejarku hingga akhirnya aku pun menyerah, dan kami pun duduk di teras rumah.
     "Natan" panggilku
    "Iya kak" jawabnya
    "Kalo misalkan kita punya adik lagi pasti seru" ucapku antusias sementara Natan mengubah mimik wajah nya.
   "Gak seru" ucap nya membuatku sedikit mengerutkan kening
    "Kenapa?" tanyaku
   "Nanti kalo kita punya adik lagi, nanti kk lbih sayang sama dia" jawabnya membuatku tertawa
   "Haha gak kok kk masih bakal sayang kamu" ucapku tapi tak membuatnya berubah pikiran
   " gak aku gak mau pokoknya cuman aku adik Kk" ucapnya dan memelukku. Hingga terdengar panggilan dari dalam Natan pun baru melepas pelukannya.

Flashback off:

    Sungguh cuplikan Memori itu membuatku merindukannya. Itu adalah saat kami berumur 7tahun. Tetapi nyatanya hingga sekarang Natan tak sedikitpun berubah dia masih terlihat manja denganku. Aku mengalihkan pandangan ku dari Piguran foto yg kupengan entah sejak kapan ke arah Handphoneku menampilkan sebuah Nomor yg tak ku kenal.
     "Hallo" jawabku
     "Maaf apa ini Natalia?" tanya seseorang di ujung telpon sana
    "Iya, anda siapa yh?" tanyaku
    "Saya Daren Abang nya Embun" jawabnya
    "Oh , kamu mau ambil sepedah milik Embun yh?" tanyaku.
    "Iya, sekarang saya sudah didepan rumah milik anda" jawabnya membuatku melihat lewat jendela kamarku dan betapa kagetnya dia Daren yg bersekolah sama denganku. Buru buru aku matikan telponnya dan berjalan turun menuju garasi.

            ----------------------------------
     "Nih sepedahnya" ucapku membuat Daren yg tadi membelakangi ku menjadi menghadap ke arahku.
    "Loh, lo!" ucapnya kaget
    "Nih sepedahnya" ucapku ulang tetapi seperti tak ada gerakan sedikitpun darinya.
   "Malah benggong, Nih sepedahnya" ucapku Membuat Daren tersadar dan mengambil sepedah milik adiknya dari ku.
    "Kok lo dsini?" tanyanya
   "Ini Rumah gw" jawabku
    "Kita tetanggaan donk" ucapnya dan tersenyum
    "Maybe" ucapku
  "Udah gak ada lagi kan yg pengen lo tanyain. Gw masuk " lanjutku dan meninggalkan Daren. Bodo amat dibilang gk sopan juga aku males ngeliatnya apa lagi bikin aku kesel kalo inget soal yg tadi siang.
   

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang