12

1K 27 9
                                    

Tangis, adalah satu hal yg dari dulu selalu Zyta benci. Namun kenyataannya, saat ia sudah sadar dari komanya ia selalu menangis.

Ia memikirkan perkataan pria yang ada dalam tempat indah tersebut. Sekarang Zyta sedang sendiri di ruang rawat inapnya.

Fathia tak bisa selalu mengunjunginya karena ia harus kerja, sedangkan orangtuanya sedang kembali ke rumah untuk mengambil beberapa barang yang sempat tertinggal.

Tangisan Zyta semakin kencang saat tak sengaja pikirannya tertuju pada Fathul. Sudah berapa lama ia meninggalkan Dia tanpa memberi kabar sedikit pun.

'Maafin gue ya Kak, ini semua demi kebaikan Kakak. Jiji cuma gak mau Kakak sedih' batin Zyta sambil mencoba tersenyum.

Tahukah kalian bahwa perasaan yang paling sakit ialah ketika kamu harus tersenyum demi menghentikan tangis mu. Dan itulah yang kini Zyta rasakan. Dadanya terasa sangat sesak, bahkan kini tangisnya terdengar sangat menyedihkan.

Ia kembali memukul mukul dadanya, berharap rasa sakit tersebut menghilang. Namun kenyataannya, rasa sakit itu malah semakin menghujam dadanya.

Keadaan Zyta sudah sangat kacau sekarang. Matanya terlihat merah dan sangat sembab, pipinya yg basah karena air mata yang terasa tak ingin berhenti mengalir.

Yang ia butuhkan saat ini ialah bahu untuk bersandar. Ajaibnya, terlihat Lexa yang masih mengenakan pakaian sekolah masuk ke ruang rawat inap Zyta.

Tak membutuhkan waktu lama, melihat keadaan Zyta yang menangis tersedu-sedu Lexa langsung memeluk tubuh lemah sahabatnya tersebut.

***

Semburat oranye terlukis indah dilangit, menandakan senja telah menjemput. Ini adalah hal yang paling Zyta sukai dalam hidupnya, yaitu Senja.

Namun sepertinya kali ini, ia tak dapat menikmati indahnya senja karena ia kembali pada masa kritisnya.

Semua telah berdoa yang terbaik untuk Zyta. Tangis terdengar di lorong panjang yang biasa orang sebut koridor di rumah sakit tempat Zyta dirawat.

Tangis ini adalah suara tangis Alexa, Nathalia, Jessica serta Fathia ketika mendengar bahwa dokter tak lagi bisa menyembuhkan penyakit Zyta.

Tangis tersebut terdengar begitu menyedihkan ketika mereka mengingat kata kata Zyta sebelumnya. "Kalo misalnya gue gak bisa sembuh, janji jangan pada nangis ya" ucap perempuan berwajah pucat layaknya mayat hidup tersebut sambil tersenyum.

Yang sekarang bisa mereka lakukan adalah berdoa. Dilain sisi, Fathul sudah mendengar kabar buruk ini.

Sekarang ia sedang bersama Fadlan, Akmal, dan Nanda yang sengaja menemaninya. Mereka semua terdiam menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang telah menetes deras dari kedua pelupuk mata mereka. "Kenapa?!! Kenapa dia gak ngasih tau gue kalo selama ini dia sakit?! Kenapa?!! Kenapa?!!" raung Fathul sambil berlutut dan menangis.

Teman temannya berusaha mencegahnya agar tak menangis meraung raung seperti ini. Mereka sedang berada di koridor rumah sakit.

Oke sepertinya saat ini Fathia akan kembali trauma. Dulu, kakak kandungnya yang bernama Letta Aluna meninggal tepat didepan matanya saat ingin menyelamatkannya dari mobil yg ingin menabrak dirinya. Sahabat terbaiknya yang bernama Alya Faridha meninggal saat ingin memberinya kejutan di hari ulang tahun Fathia.

Begitu juga dengan Pacarnya yang juga meninggal saat ingin pergi ke pesta ulang tahun Fathia. Fathia berdiri dari posisi duduknya di koridor dan segera berlari menuju atap rumah sakit. Disana ia berteriak sambil menangis.

"Kenapa semua yang gue sayang selalu ninggalin gue, apa salah gue sama mereka Tuhan. Gue gak kuat kalo kali ini gue harus di tinggal in sama Zyta, gue gak kuat. Kembalikan mereka semua Tuhan, aku rindu mereka" teriak Fathia sambil menangis kencang.

"Kak Letta, Alya, Rayhan, gue kangen" ucapnya pelan sambil memukul dadanya yang terasa sangat sesak.

Tanpa disadarinya, Nicole, dokter spesialis gigi yang merupakan teman dekat sekaligus teman kecil Fathia, melihatnya dari jauh.

Nicole kemudian memeluk tubuh rapuh Fathia yang ingin menusukkan pisau kecil ke arah tangan Fathia.

"Fat! Sadar Fat! Semua ini bukan salah lo" teriak Nicole yang juga menangis melihat keadaan temannya yang sangat rapuh ini.

"LEPASIN! LEPASIN GUE! GUE MAU NYUSUL!!!" teriak Fathia sambil mencoba melepaskan tubuhnya dari pelukan erat Nicole.

"Fath! Istighfar Fat! Lo udah nyakitin diri lo sendiri, semua ini bukan salah lo. Semua ini udah takdir" ucap Nicole sambil mendekap tubuh Fathia yang tak lagi melakukan perlawanan.

"Tapi.... Kak Letta meninggal karena gue, Alya meninggal tepat saat dia diperjalanan ke acara ultah gue, Rayhan juga. Semua ini karena gue" tangis Fathia kembali terdengar.

Nicole menangis mengingat semua itu. Saat Fathia yang pingsan saat tau Rayhan meninggal.

Saat itu juga, Fadlan memanggil Fathia dan memberi tahu bahwa Zyta telah tiada. Mendengar hal tersebut, Fathia langsung tak sadarkan diri. Terlalu shock mendengar berita ini.

Disisi lain, terlihat semua teman teman Zyta yang memasuki ruang inap Zyta. Saat itu juga mereka melihat Zyta yang sudah sadar.

"Gue minta tolong, Janji sama gue untuk gak nangis tiap ketemu gue. kalo gue udah gak ada, jangan pernah lupain gue ya, gue juga minta maaf kalo gue masih banyak salah sama kalian" ucapnya lemah dan pelan. Membuat tangis teman temannya seakan meledak ledak, namun mereka ingin menepati janji mereka kepada Zyta.

Lexa, Jessie, dan Nata memeluk tubuh lemah Zyta yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Membuat sang empu tersenyum dalam sakitnya. Tiba tiba terdengar bunyi panjang yang berbunyi dan memasuki gendang telinga mereka semua. Bunyi yang sangat ditakuti oleh mereka.

Bunyi yang menandakan bahwa teman mereka telah tiada. "Zyt! Bangun! Bangun Zyt, jangan tinggalin gue, Zytaa!!!!!!" teriak Lexa sambil menggoncang tubuh Zyta.

Jessie yang melihat itu langsung terduduk, kakinya seakan tak lagi mampu menahan berat tubuhnya. Sedangkan Nata segera memeluk tubuh Lexa yang masih saja mencoba membangunkan Zyta.

Fathul langsung terdiam, tak lagi dapat menangis karena seperti ada yang menahannya. Akmal langsung menunduk, menangisi Zyta yang telah tiada.

Ibu Zyta sudah tak sadarkan diri saat melihat Zyta telah tiada. Sedangkan Ayahnya berusaha terlihat tegar karena telah berjanji pada anaknya untuk tidak menangis.


























End...

Maaf kalo gak dapet feelnya. Ini juga ngetiknya sambil badmood. Terima kasih untuk pembaca setia cerita ini. Btw bonus chapnya mungkin aku update lama karena mau fokus UN. Ywdah deh, aku bingung mau ngetik apalagi. Masih sedih denger kabar W1 mau bubar. Pliss YMC ENT tolong perpanjang kontrak kalian pada W1.

P. Siantar
3 Februari 2018
Tertanda
Istri Pcy dan Selingkuhannya Park Jihoon

Im YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang