Chapter 1

480 65 2
                                    

[Mafu PoV]

Suasana ramai ini sungguh membuatku muak. Aku sama sekali tidak suka keramaian, lebih tepatnya manusia. Terutama manusia-manusia penjilat seperti mereka. Melihat wajahnya saja sudah membuat nafsu membunuhku meningkat. Apalagi melihat senyumannya, aku sudah tidak tahan lagi. Aku harus menyelesaikannya sekarang, sebelum aula pesta ini berubah menjadi lokasi pembunuhan massal akibat nafsuku yang tidak terkendali.

Kuletakkan gelas wine di tanganku. Kutatap David dari lantai atas sembari mengawasi keadaan untuk mencari waktu yang tepat. Melihat para tamu undangan yang mulai sibuk memperhatikan David yang tengah menunjukkan serum curiannya dan penjaga terlihat lengah, aku segera menyiapkan alat penghambat aliran listrik dan mulai membidik. Inilah waktu yang tepat. Dengan cepat kulemparkan alat itu kearah lampu utama. Bodohnya mereka memusatkan aliran listrik pada benda yang sangat mencolok. Benda runcing tersebut melesat cepat, seketika menembus kedalam mesin lampu. Listrik padam setelah beberapa detik kemudian. Kuselipkan 8 pisau di setiap 2 jari tanganku. Senyumku mengembang seiring semangatku yang mulai membara.

"Its show time~"

Dengan cepat aku melompat ke kain penghias yang menjuntai kebawah. Tanganku sigap meraih kain tersebut dan mulai berayun. Tidak mau membuang waktu, kulemparkan 4 pisau di sebelah tanganku yang bebas sembari berayun. Pisau itu melesat dalam kegelapan, menghasilkan kilauan cahaya bulan. Keempat pisau itu tepat menancap di dahi setiap petugas penjaga. Seketika keempat penjaga itu tersungkur  di tempat. Merasa cukup dekat dengan lantai, aku melompat dengan hati-hati. Aku sukses mendarat di samping penjaga lain. Mengetahui pergerakan aneh, penjaga itu menyiapkan pistolnya. Namun sayang, jantungnya tertusuk dengan sebilah pisau sebelum berhasil menarik pelatuknya. Waktu semakin habis, tersisa 30 detik lagi. Sialnya 3 penjaga lain menyadari rekannya yang tewas. Dengan cepat kulemparkan salah satu pisau kearah salah satu penjaga, dan menancap di bagian perpotongan lehernya. Kulihat salah satu penjaga tengah membidik dari jauh dan menarik pelatuknya. Peluru itu melesat sangat cepat, tidak mungkin untuk menghindarinya. Tanganku menarik paksa penjaga yang muncul dari belakang sebagai perisai. Alhasil peluru itu menancap di dadanya. Dengan kasar kulemparkan mayat itu dan melemparkan pisau dengan sekuat tenaga yang akhirnya menancap ke jantung penjaga itu hingga menembus ke bagian belakang.

Semua penjaga sudah dilenyapkan. Waktu tersisa 15 detik. Dengan gesit kuberlari kearah David yang mulai terlihat panik dan berusaha menyelamatkan serum yang tengah dibawanya. Kuambil pedang pendek dibalik bajuku. Kemudian kutebaskan tepat kearah leher David dan mengambil serum ditangannya tanpa ia sadari. Tepat ketika aku selesai listrik kembali normal. Lampu kembali menyala. Para tamu undangan terlihat bingung. Dan seketika menjadi panik melihat kepala David yang perlahan lepas dan jatuh ke lantai dengan badannya. Keadaan menjadi sangat kacau karena mereka berhamburan keluar dari aula utama. Mafu bergabung dengan kerumunan para tamu yang saling berebut keluar mansion, berusaha berkamuflase di tengah pelariannya. Setelah berhasil keluar tanpa dicurigai aku segera pergi ke arah hutan. Setelah menemukan tempat yang dirasa aman, kemudian aku melepas sarung tangan tipis yang tadi kugunakan. Aku merogoh saku bajuku mencari serum yang tadi kuambil, kusejajarkan dengan cahaya bulan. Membuat cahaya bulan menembus lurus ke dalam serum, menghasilkan kilauan cahaya biru di dalamnya. Senyumku merekah, merasa puas dengan hasil kali ini.

"Cukup sampai disini.."

Suara sedingin es menggema di telingaku. Benda yang terasa dingin menempel tepat dibelakang kepalaku. Dengan perlahan kuangkat kedua tanganku pertanda menyerah. Dengan perlahan aku membalikan badanku. Terlihat seorang pemuda dengan surai navy tengah menghadapkan pistolnya tepat di depan wajahku. Mata yang senada dengan rambutnya berkilau dibawah cahaya bulan. Tatapannya tajam dan dingin.

"Menyerahlah.."ujarnya lirih. Ketika aku hendak melawan tubuhku seketika lemas. Pandanganku kabur, membuat fokusku seketika menghilang. Pemuda itu terlihat merenggangkan pistolnya. Kakiku lemas, aku mulai ambruk.

"Hmm..reaksinya sesuai perkiraanku. Sayang sekali kau harus beristirahat untuk sementara waktu,"

Pemuda itu terlihat memegang botol kecil berisi cairan. Aku memperhatikan botol itu dengan sisa penglihatanku yang semakin kabur. Kemudian aku terjatuh dalam kegelapan setelah aku menyadari apa isi dari botol itu, 'obat bius'.

"Sial.."gumamku sebelum kesadaranku menghilang seutuhnya.

Yeeaayy~ baru chapter 1 😂

Terimakasih untuk bagi yang sudah membaca cerita saya. Sampai bertemu di chapter selanjutnya.. 🙋

- Sora

LOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang