Part 4

64 8 0
                                    

Tok tok tok..

Galih membenarkan jaketnya, dan merapikan bunga yang ia bawa. Dan sesosok perempuan yang menunggunya kembali membukakan pintu, ia langsung membelalakkan matanya dan langsung mencubit tangannya sendiri.

Nabila memekik senang, dan langsung memeluk Galih.
"Aku kangen banget sama kamu" katanya yang masih memeluk Galih.

"Aku juga" ucap Galih sambil mengeratkan pelukannya.

"Sini masuk" ajak Nabila sambil menarik lengan Galih.

"Bunda, ada Galih" teriak Nabila. Wanita paruh baya yang Nabila panggil itu langsung menghampiri Galih dan Nabila diruang tamu. Matanya menyipit begitu melihat Galih.

Galih menyalami punggung tangan Dira. Langsung melihat sinis kepada Galih.

"Ngapain kamu kesini?" Ketus Dira

"Kebetulan Galih lagi libur, Bunda. Jadi Galih kesini"

"Kirain udah gak kenal sama Nabila lagi" katanya sambil melipat tangannya di dada. Galih langsung mngerutkan keningnya tak mengerti apa maksud dari Dira.

"Maks…"

"Assalamu'alaikum, Tante" Dafa bingung melihat orang yang tengah bersama Nabila dan Bunda Nabila itu. Alisnya bertaut mengingat siapa cowok itu.

Ia ingat, ia adalah Galih. Pacar Nabila yang berengsek. Ia menatap tajam kearah Galih. Begitupun sebaliknya.

"Nak Dafa ada apa kesini?" Tanya Dira dengan hangat.

"Eh? Ini, tante. Dafa mau kasih masakan nenek buat keluarga tante" ucap Dafa sambil memberikan bungkusan berisi makanan.

"Wah.. Kayaknya enak, tante terima, ya" katanya sambil menerima bungkusan yang diberi Dafa.

"Iya, tante. Dafa langsung pulang aja, ya" Dafa menyalami punggung tangan

"Makan dulu aja disini" ucap hangat.

"Eh? Gak apa-apa, nih? Dafa kan ngasih makanan untuk tante, lagian Dafa udah makan kok" Dafa sedikit berbohong. Ia muak melihat Galih yang terus-terusan menatapnya tajam.

"Sini, kamu bantu tante" ajak , Dafa mengekor dari belakang sambil tersenyum miring kepada Galih.

Galih menatap tajam pada Dafa. Bisa-bisanya Dafa mendapat sambutan hangat dari . Beda dengan Galih yang baru datang langsung mendapat ketusan tajam.

"Dia siapa?" Tanya Galih.

"Oh itu, dia sahabat aku" Nabila menggigit bibir bawahnya. Takut Galih marah didepannya.

"Sejak kapan kamu temenan sama dia?"

"Udah lama, kok. Cuma aku baru kasih tau sekarang. Aku minta maaf, ya" kata Nabila memelan. Galih memejamkan matanya dan menghela napasnya sejenak.

"Yaudah. Sana kamu makan"

"Ayo, kamu juga makan. Kamu pasti belum makan" ajak Nabila sambil menarik lengan Galih.

Nabila mengambilkan piring, ia ingin memberikannya kepada Dafa. Namun, Galih dan Dafa memegang piring yang Nabila pegang. Dan Galih menarik kasar piring tersebut.

Galih menatap tajam ke arah Dafa. Ada rasa tidak suka yang dirasakan Galih. Dafa tersenyum miring sambil geleng-geleng kepala.

"Kamu kapan kesini, Galih?" Tanya Nabila sambil mengambil secentong nasi kemudian lauknya.

"Tadi malam, sayang. Aku minta maaf, ya. Karena waktu itu aku gak bisa nepatin janji" ucap Galih sambil memegang tangan kiri Nabila.

Dafa memutar bola matanya jengah. Cari muka banget. Kemarin nyakitin terus, sekarang sok manis. Cih. Dafa berdecih pelan.

Make Me Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang