Dafa Bagaskara.
Pantesan aja ini yang bikin bidadari gue nangis. Itu cowok terbuat dari apa, sih? Batu? Terus, emaknya ngidam apa coba waktu ngandung dia? Ngidam biji ketapang kali, ya? Makanya jadi keras banget hati sama otaknya.
Dia nuduh Nabila selingkuh tapi dia terang-terangan upload foto sama cewek lain. Dan itu dengan cewek yang sama. Disa. Kalo dia baru pertama kalinya ngeliat soal ini. Kalo gue udah kedua kalinya.
Heran. Itu yang gue rasain sama Disa. Ternyata sama-sama bejat ya, hatinya. Cewek sebaik Nabila ini harusnya deket sama orang yang baik. Bukan deket sama orang yang jahat kayak mereka.
Nabila Maharani.
Aku gak tau apa yang salah dalam diri aku sampe Galih berlaku kayak gitu sama aku. Selama ini aku udah capek dibentak, dijahatin, dicuekin.
Sikapnya beda 180 derajat dari sebelum dia ke Paris. Aku paham kalau dia sibuk. Tapi apa salahnya kalau dia ngabarin aku sebentar aja. Aku masih ingat apa yang ia janjikan dulu.
Aku gak akan ninggalin kamu.
Rasanya sakit, mungkin ini patah hati pertamaku. Entah aku harus apa sekarang? Aku selalu cerita masalah ini ke Dafa. Dafa selalu ada buat aku. Aku selalu nyaman kalau dekat dia. Apa Dafa akan ngelakuin hal yang sama untuk beberapa waktu yang akan datang?
Entah, akupun sudah gak percaya lagi sama janji manapun. Karna dimataku semua laki-laki sama. Sering mengumbar janji, tapi gak ada yang ditepati sama sekali.
Aku sudah menuruti apa mau Galih, aku rela kehilangan Dafa demi Galih. Apa itu salah satu hal yang paling bodoh untuk aku lakukan?
Aku memutuskan untuk menjauh dari Dafa. Tapi aku rasa itu hal bodoh yang gak seharusnya aku lakukan. Dafa orang baik, Dafa selalu ada untukku.
🍃🍃🍃
"Ya ampun, Bil. Mata lo bengkak banget. Pasti lo nangis semaleman, ya?" Tanya Salma.
"Lo diapain sama Galih?" Tanya Dini.
Nabila menggeleng dan langsung duduk. Salma dan Dini langsung bertatap, lalu menghampiri Nabila yang masih termenung.
"Udah lah, Bil. Gue gak suka liat lo kayak gini terus. Sama aja lo nyiksa diri lo sendiri tau" Dini menghela napasnya berat.
"Lo tuh udah gak dihargain lagi, Bil" ujar Salma gemas.
Nabila terdiam mendengar ucapan Salma dan Dini. Pikirannya terus menyalahkan dirinya sendiri. Hatinya masih bertanya-tanya. Apa salah Nabila selama ini terhadap Galih.
"Bil, dengerin gue baik-baik. Galih itu gak pantes buat lo. Galih itu udah jahat banget sama lo. Dan lo? Lo masih aja sabarin dia. Kalo gue jadi lo, gue putusin dia didepan mukanya. Biar dia tau rasanya disakitin itu kayak apa" Salma gemas sendiri melihat Nabila yang masih sabar dengan Galih.
"Iya, Bil. Lo tuh gak pantes dapetin dia. Hati lo ini kayak malaikat, hati dia kayak iblis. Jauh, Bil. Mendingan sama Dafa. Dafa baik banget lho, sama lo" tambah Dini.
"Dafa itu cuma sahabat gue. Gak lebih. Lagipula gue gak ada ras-
"Iya, gue tau" potong Salma.
Nabila menghela napasnya berat. Ia mengingat apa saja yang sudah ia lakukan pada Galih. Ia menyalahkan dirinya sendiri.
Bel masuk telah berbunyi. Salma dan Dini duduk di tempatnya masing-masing.
🍃🍃🍃
"Kamu gimana sama Nabila?" Tanya Disa.
"Yaa.. Gitu" jawab Galih.
"Sebenernya kamu sayang gak sih, sama aku?" Tanya Disa dengan nada meninggi.
"Sayang. Tapi aku belum ada waktu yang pas dan alasan yang jelas untuk mutusin dia" Galih mengusap rambutnya.
Disa terdiam. Memikirkan bagaimana cara mendapatkan Galih seutuhnya. Bisa memiliki Galih seutuhnya.
🍃🍃🍃
"Gue gak sekolah dulu, ya" Kata Nabila diseberang sana.
"Lho? Kenapa?" Tanya Dafa sambil memakai tasnya.
"Biasa, gue gak enak badan aja. Kemarin kehujanan sama kurang makan juga sih, hehe" kekeh Nabila dengan suara seraknya.
"Hmm.. Ya udah, gak apa-apa. Nanti pulang sekolah gue kerumah lo, ya" ucap Dafa sambil memutuskan sambungan teleponnya.
Dafa berangkat. Dan mulai melajukan motornya, dijalan sudah macet. Tiba-tiba melihat Disa dan Galih di mobil sport milik Galih- Sepertinya.
Dafa melihat Disa bersandar manja di bahu Galih. Dafa bertingkah seperti orang ingin muntah. Lampu hijau telah menyala. Mobil Galih belok ke kiri.
"Lho? Harusnya kan lurus. Kok, dia ke kiri?" Tanya Dafa dalam hati.
Dafa mengikuti mobil Galih. Hingga berhenti di gedung bekas yang tidak begitu tua. Mereka menaiki tangga. Begitu dengan Dafa.
"Ngapain mereka disini pagi-pagi? Bukannya sekolah" gerutu Dafa.
Sampai di rooftop. Galih duduk di sofa dan Disa pun sama. Dafa bersembunyi di balik tembok besar yang tidak jauh dari sofa bekas.
"Aku udah nemu gimana caranya mau putusin Nabila" ucap Galih sambil memegang jari jemari Disa.
"Gimana?" Tanya Disa sumringah.
"Nanti kamu tau ceritanya. Pokoknya, kamu jangan tinggalin aku. Karna aku sayang sama kamu" ucap Galih sambil menatap mata Disa lekat-lekat.
Disa dan Galih saling tatap. Dan mereka melakukan sesuatu disana.
"Anjir. Ini masih pagi, goblok. Udah begitu aja kalian" umpat Dafa.
"Ini gak bisa dibiarin. Gue harus cari cara sebelum Nabila diputusin sama si bego itu" Dafa menganggukkan kepalanya.
Dafa meninggalkan Galih dan Disa yang masih melakukan hal yang membuat Dafa geli setengah mati.
🍃🍃🍃
TBC
🍃🍃🍃Hai😅 gimana? Siapa yang kesel sama Galih?😂 lagian siapa coba yang gak kesel sama Galih? Akupun bete kalo nulis cerita yang ada Galihnya. Bikin kesel terus (curhat dikit ya😅)
Tetep ikutin cerita ini, ya. Jangan lupa vote+comment ok?😂
Salam ketjup buat para readers.
-Silvi
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Move On
Teen Fiction"Cowok brengsek kayak dia itu gak pantes diperjuangin. Gue bakal bikin lo move on, Nabila"--Dafa Bagaskara. "Apa gue harus percaya? Bukannya lo juga sama brengseknya kayak dia?"--Nabila Maharani. Dengan segala cara Dafa untuk membuat Nabila move o...