Dafa menghampiri Nabila yang tengah berkumpul bersama kedua temannya di kantin. Dafa ngos-ngosan akibat berlari.
"Lo kenapa, sih?" Tanya Nabila sambil mendongak menatap aneh kepada Dafa.
"Ikut gue" Dafa menarik pergelangan tangan Nabila.
"Eh? Mau kemana?" Tarik Nabila kembali.
"Ikut aja" Dafa menarik Nabila hingga Nabila pasrah.
Dafa membawa Nabila ke belakang sekolah. Dafa membenarkan rambutnya yang lebat kebelakang.
Nabila berkacak pinggang "kita mau ngapain sih, disini sebenarnya?" Tanya Nabila bingung.
"Gue cuma mau kasih tau kalau Galih beneran selingkuh, Bil" katanya sambil menatap mata indah Nabila.
"Hahaha ngaco lo" Nabila terkekeh mendengar ucapan Dafa barusan.
"Serius, Bil. Tadi gue liat Galih sama Dis--
"Stop. Galih itu lagi sekolah di Paris. Jadi gak mungkin. Lagi pula, Disa izin harus ikut orang tuanya untuk pergi ke luar kota selama 3 hari" ucap Nabila. Dafa menghela napasnya panjang dan mengusap wajahnya frustasi.
"Tapi gue lihat pakai mata kepala gue sendiri, Bil. Makanya gue telat datang kesekolah" katanya meyakinkan Nabila.
Nabila terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Ucapannya benar-benar tidak masuk akal menurut Nabila.
"Kok lo ketawa?" Tanya Dafa kesal.
"Lucu aja, lo kalo gak suka sama Galih bilang aja, Daf. Jangan ber-alibi kalau Galih selingkuh. Jelas-jelas dia kasih foto ini ke gue tadi pagi" ucap Nabila sambil menunjukkan foto Galih.
"Terserah, terserah lo mau percaya atau enggak."
"Kalau sampai benar apa yang gue bilang soal ini, dan lo sampai nangis. Lihat, gue gak akan tinggal diam" kata ini tertahan di hati. Ia belum bisa mengeluarkan apa yang Dafa rasakan saat ini.
Dafa berbalik dan meninggalkan Nabila sendirian. Sebenarnya Nabila mempercayai ucapan Dafa tadi, tapi, Nabila ingin melihatnya sendiri.
Nabila kembali ke kelas dengan wajah yang sedang bingung.
"Kenapa, Bil?" Tanya Salma.
"Tadi, Dafa bilang kalau Galih sama Disa selingkuh. Gue setengah percaya, setengah lagi enggak. Soalnya gue belum lihat kejadiannya secara langsung" ucap Nabila sambil memasukkan buku-bukunya kedalam tas.
"Gini, nih. Kalo orang yang udah terlanjur buta sama cinta. Sampai orang bejat kayak dia gitu masih aja disayang" decak Salma.
"Bil, dengerin gue. Sekarang gue tanya sama lo, Dafa pernah bohong apa sama lo?" Tanya Salma sambil menatap layar ponselnya.
"Y- ya gak pernah, sih. Tapi bercanda--
"Bercanda apalagi sih, Bil? Ini anak beneran harus di ruqyah, nih" Salma memejamkan matanya sambil geleng-geleng kepala, menahan rasa kesalnya.
"Lo ini batu banget, asli, gue gak bohong, Bil" Ucap Dini saking gemasnya.
"Lo pikir nih, pakai logika. Disa-Disa itu sekarang gak masuk, dengan alibi dia mau ikut orang tuanya ke luar kota. Terus? Galih? Bukannya bulan ini dia harus udah balik dari Paris? Lo ini pinter, Bil. Masa logika lo anjlok, kan gak lucu" ucap Salma. Salma merapalkan doanya semoga kata-katanya barusan bisa membuat Nabila sadar.
Nabila terdiam sejenak, berpikir. Memang kalau dipikir secara logika, semua yang dibilang Salma dan Dini itu cukup masuk akal.
"Kebanyakan mikir, ah. Tuh, udah ditungguin sama pemeran penggantinya Galih" kata Salma sambil bangkit dari tempat duduknya.
Nabila mendongak melihat Dafa tengah berdiri di depan pintu kelasnya. Tumben, biasanya Dafa hanya mengirimkan pesan singkat pada Nabila bahwa Dafa sudah menunggunya di parkiran sekolah.
"Tumben lo kesini?" Tanya Nabila sambil membenarkan rambutnya.
"Ya udah kalau gak boleh. Gue pulang sendiri aja" Dafa berbalik arah.
"Dasar nyebelin. Ya udah gue pesan ojek online kalau gitu" ancam Nabila. Dafa berbalik arah menghadap Nabila. Dafa dan Nabila saling pandang. Ada yang tak beres dengan jantung Dafa. Kenapa begitu kencang degupannya.
Mampus, gue jantungan dadakan. Gumam Dafa dalam hati.
Nabila membuang pandangannya ke arah lain.
"Udah ayo, nanti nyokap lo nyariin gara-gara anaknya belum pulang. Bisa digorok leher gue sama nyokap lo" ucap Dafa.
"Garing lo" Nabila terkekeh pelan.
🍃🍃🍃
"Ih ganteng, ya"
"Iya. Mulus"
"Kalau jomblo, gue mau deketin ah"
"Asli, bening banget"
"Iya. Tapi dia udah punya pacar"
"Siapa?"
"Itu lho anak baru yang baru masuk seminggu yang lalu"
"Oh.. Siapa namanya tuh gue lupa? Kalau gak salah namanya Disa"
Begitu yang ditangkap oleh telinga Galih sedari tadi berjalan di koridor sekolah. Ini hari pertama Galih bersekolah di SMA Nusa Bangsa.
Nabila turun dari motor Dafa dan berjalan untuk ke kelasnya. Matanya menyipit melihat sesosok cowok yang sepertinya ia kenal. Nabila berhenti, membuat Dafa ikut terhenti.
Dafa melihat Nabila yang sedang melihat cowok yang sedang bertanya dengan beberapa siswi dikoridor sekolah.
"Itu Galih?" Tanya Dafa pada Nabila. Nabila mengangguk.
Nabila menghampiri Galih dengan wajah sumringah. Tapi Nabila berhenti begitu melihat Disa yang lebih dulu menghampiri Galih.
Sakit. Itu yang dirasakan oleh Nabila.
"See" ucap Dafa sambil menatap Nabila.
Nabila menghela napasnya dan segera meninggalkan Dafa. Nabila berlari ke kamar mandi. Menangis sejadi-jadinya. Jadi, apa yang Dafi bilang waktu itu benar?
Nabila tidak habis pikir kenapa Galih dan Disa seperti itu. Terutama Disa, Disa adalah sahabat sejak kecil. Nabila pun tidak habis pikir terhadap Galih, padahal Galih pernah bilang tidak akan meninggalkan Nabila.
🍃🍃🍃
Dafa sedang berkumpul dengan teman-temannya di belakang sekolah. Mereka bercanda tawa. Kali ini, Dafa hanya terdiam. Ia khawatir, khawatir dengan Nabila. Pasti kondisinya sangat buruk saat ini.
"Lo kenapa, Daf? Tumben diem aja" tanya Fadil.
"Paling mikirin Nabila" jawab Rizal.
"Kenapa lagi sama Nabila?" Tanya Fadil.
Dafa menghela napasnya berat. "Tadi kan ada Galih disini. Waktu Nabila mau nyamperin dia, Disa udah nyamperin Galih duluan. Terus Nabila langsung kayak mau nangis gitu. Dan gue khawatir sama dia" ucap Dafa sambil memainkan sedotan digelasnya.
"Lagian jadi cewek polos banget, sih. Disakitin masih aja tahan" kesal Fadil.
"Mending lo suruh dia putus aja, Daf" ucap Rizal. Fadil mengangguk setuju.
"Gak. Gue bukan siapa-siapa dia. Gue juga gak berhak nyuruh dia begitu" Jawab Dafa sambil mengusap rambutnya frustasi.
🍃🍃🍃
TBC
🍃🍃🍃Hai.. Kasihan ah Nabilanya ): sebagian cewek pasti pernah ngalamin kayak Nabila yakan?😅 kenapa dia gak sama Dafa aja coba? Kan kasihan Dafa.
Jangan lupa tinggalin jejak disini😂 vote+comment okay :)
Salam ketjup
Silvi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make Me Move On
Teen Fiction"Cowok brengsek kayak dia itu gak pantes diperjuangin. Gue bakal bikin lo move on, Nabila"--Dafa Bagaskara. "Apa gue harus percaya? Bukannya lo juga sama brengseknya kayak dia?"--Nabila Maharani. Dengan segala cara Dafa untuk membuat Nabila move o...