Merayakan Lara

64 2 0
                                    

Mencintaimu adalah patah hati yang paling disengaja. "Selamat menikmati luka dan lara", mungkin kalimat itu yang akan orang-orang katakan kepadaku. Hahaha aku memilih untuk menikmatinya, menikmati rindu yang selalu menguyur deras, sungguh rindu ini membuat kebodohan menjadi cerdas. Tabrak, walau selalu saja gelisah menghantui.

Bagaimana mungkin aku menjauh jika hanya padamu keakuanku luluh? Bagaimana mungkin aku berpindah jika padamu hatiku bisa singgah? Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin kau memilih orang lain? Otakku terus meneriakkan penyesalan sembari bertanya tentang kenapa, pada sikapmu yang membuat semesta menerka. Tanganku masih menggenggam harap untukmu, namun keegoisanmu membuatnya kosong laksana harapan semu.

Jangan pergi untuk dicari, jangan sengaja lari untuk dikejar, berjuang tidaklah sebecanda itu. Aku harap kau tidak benar-benar pergi, aku masih ingin memelukmu, masih ingin menikmati hangat pelukmu yang mampu membuat jiwaku tenang, meleburkan segala kegelisahan.

Bagaimana ? Nikmat bukan bertahan di antara luka dan lara ? mantap sekali. Hahaha... luarbiasa sekali hati ini menyaksikan sakit yang tumbuh berkembang. Menyiram, memupuk, merawat dengan sabar, membanggakan, saat panen tiba ku petik namun tidak merasakan manisnya. Aku memang bukanlah manusia yang sempurna, tapi bukankah kau diciptakan untuk melengkapi kekurangan itu?

Pernah bahagia merekah indah, saat lantunan rindu menjadi alasan setiap pertemuan, mencintaimu bukanlah sekedar lamunan, mimpiku memuai hebat. Kala itu hidupku menjadi berwarna jingga. Saat kau tampil dengan senyum malu khasmu itu sejumlah cinta mendarat tepat di hatiku.

Kala itu mengapa kau tidak mengucap jawaban ya atau tidak ? mengapa kau ucapkan kalimat seperti itu ? Eitsss... sebentar, mungkin ini semua salahku karena terlalu keras kepala mencintaimu.

Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang aku izinkan mengisi setiap rongga tubuhku.

Rasa ini seperti lautan yang luas, mungkin kau hanya singgah di permukaanya saja, cobalah untuk menyelam kau akan tau begitu indahnya di dalam sana. Setelah itu sesekali seruputlah kopi, kau juga akan tau menunggu tak selalu manis.

Aku tidak menyesalkan kau memutuskan untuk memilih orang lain, yang aku sesalkan hanyalah tidak ada waktu sedikitpun untuk aku membuatmu bahagia. Sadarlah aku mencintaimu dengan terengah – engah. Membuat duka ini menjadi begitu sempurna.

Tingkat sepi paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian. Di bawah gemerlap dentuman kembang api pengantian tahun, di saat orang – orang merayakan dengan penuh gembira, aku merayakan peresmian luka terbingkai lara.

Aku sadar untuk tidak sadar. Aku menikmati cemburu atas mendambamu yang semakin erat menjalin rindu. Padahal pagar sudah ada untuk membatasi perasaan, tetapi bagiku segala jeruji adalah lawan. Aku tidak peduli dengan semua itu, aku masih kuat mencintaimu, bagiku ketulusan adalah tambah dalam mendamba di antara luka. Cinta tak mengenal batas waktu dan jalanan semakin basah oleh air mata.

Di pelantaran logikaku hanyalah ada dirimu , hingga kini kaulah satu – satunya, kaulah yang membuat hatiku luluh, tidak menghirup kau sebagai oksigenku dadaku terasa sesak dan otakku pun terasa membeku. Dan hingga detik ini aku masih orang itu yang mencintaimu.

Jika hati adalah tempat terbaik untuk perasaan, mungkin akan sulit menemukan pada diriku, ia telah hancur berantakan, mengalir pada sungai duka hingga menjadi air terjun kesedihan. Aku sengaja menjaga kesedihan ini. Aku sengaja, sangat sengaja, agar kelak bisa menjadi tempatmu rekreasi.

Mampirlah, di mana lagi kau menemukan orang yang sudah kehilangan hati masih bisa hidup ? Jangan lewatkan kejadian ini, Tenang, untukmu tidak ada biaya masuk . Gratis ! Bahkan aku akan menyambutmu dengan secangkir kopi pahit dengan kenangan termanis. Bukankah kamu tau aku tidak suka menambahkan gula di secangkir kopi, manisnya hanya residu janji.

Aku selalu heran dengan mereka yang menambahkan gula di secangkir kopi, segitu hinakah rasa pahit ? Padahal yang terbaik dari kehidupan adalah menikmati kesedihan. Ahh mereka tak biasa menikmati lara.

Pahit Kopi Diujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang