Tak terasa sudah setahun lebih kau meninggalkanku tanpa alasan yang jelas hingga menimbulkan tanya sampai sekarang. Malam ini aku bolehkan kembali merindukanmu, mengingat kembali masa di mana aku lebih baik dari sekarang. Kau porosku dan rinduku mengelilingimu pada orbitnya.
Saat ini adalah masa di penghujung tahun di mana para remaja milenial sudah mempersiapkan agenda untuk kencan bersama kekasih atau mungkin bersama gebetannya. Sedangkan aku hanya meraba kisah yang telah hilang sebelum perayaan pergantian tahun setahun yang lalu.
Saat perayaan tiba ada yang menikmati kemacetan di bawah gemerlap kembang api, ada pula yang menikmati di atas gunung dan bahkan ada yang sudah mempersiapkan kamar hotel.
Kini akupun hanya bisa berbicara dengan jamariku melalui lembaran ini untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam, tanpa bisa mengucap lisan di depan indahnya senyumanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahit Kopi Diujung Senja
General FictionSejatinya kopi rasanya pahit, namun walaupun pahit kopi tetap layak untuk dinikmati. Banyak filosofi pada setiap cangkir kopi, bahkan banyak orang yang menggunakan kopi sebagai kedok dalam hidupnya. Begitu pula kesedihan yang harus kita nikmati pros...