Part 8

2.5K 186 126
                                    

Disclaimer/claimer: Characters by Sorachi Hideaki-sensei.
Story idea and Arts by MPutri a.k.a OkitaSora.

Genres: Romance, Drama, a bit of humor (?).

Setting : AU-Modern life.

Rate : T (15+) Maybe will increase to 17+ in the near future. Maybe. Maybe yes maybe no.

Warning! Typos, OOC, Kadang ngeres. Chapter ini bakal panjang dan banyak adegan lovey-doveynya, so siap-siap kalo jdnya OOC tingkat dewa.

A/N :
Btw, Si-ders banyak ya, ratusan kadang sampe ribuan. Makasih bnyk ya udah mau baca 😊 Kalo boleh please kasih vomennya juga 😉
Tapi aku lebih makasih lagi sama kalian yang selalu setia komen dan votes 😍😘 Yang udah follow juga makasih bgt 😍😙
Jangan lupa tinggalkan jejak votes dan komentarnya lagi ya dearyyyy. Yang belum pernah komen dan votes, ayo lakukan hehe 😄 Seperti biasa itu membuat supeeerrr semangat buat lanjutin! Sekali lagi terima kasih minnaaa. 😙

.

.

.

.

.

* * *

Kagura membuka matanya secara perlahan, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Tubuhnya terasa berat. Ia melihat ke langit-langit kamarnya. Hmm...Bukan kamarnya. Ternyata dia memang tidak sedang bermimpi. Kepalanya menoleh ke sisi kanan namun ia mendapati kumpulan benang halus berwarna cokelat pasir di depan matanya. Mungkin dia belum sadar seutuhnya.

". . ."

Eh? Benang? Cokelat pasir?

Saat menyadari tubuhnya memang sedang dipeluk, Kagura menarik nafas dan bersiap untuk menjerit.

"Oh. Anda sudah sadar nona?"

Suara berat seseorang menyita perhatian Kagura. Gadis itu masih terdiam di posisinya sedikit terkejut. Ia kemudian menoleh ke arah kiri dan mendapati pria berkacamata yang diperkirakan berumur sekitar 27 tahunan bermantel putih dengan stetoskop menggantung di lehernya.

"Saya Kamotarou Itou, dokter pribadi Sougo-sama. Anda bisa memanggil saya Itou" Pria itu tersenyum ke arah gadis yang sekarang sudah berada dalam posisi duduk itu. Tangan pemuda yang memeluknya sudah ia singkirkan.

"Dan saya sudah bertugas selama 3 hari disini untuk merawat anda atas perintah Sougo-sama" Pria itu tetap melanjutkan walau ia masih tak mendapat respon.

Kagura masih terdiam berusaha mencerna apa yang barusan ia dengar.

Sudah ?

3 hari ??

"Oh, anda sudah tidak sadarkan diri selama 3 hari, nona. 3 hari yang lalu anda pingsan karena anemia dan juga demam tinggi. Saya baru saja melepaskan infus anda" Ujar Itou seolah menjawab pertanyaan yang ada di benak Kagura.

Kagura terkejut mendengarnya. Ia menatap punggung tangannya yang ditempeli perekat luka dan perban kecil. Ternyata benar. Ia harus diberi infus karena tidak sadarkan diri selama itu. Namun ia tetap jua tak membuka suara. Dokter itu seolah sedang berbicara sendiri sedari tadi, karena lawan bicaranya hanya bungkam.

Kagura berusaha mengingat-ingat apa yang sudah menjadi pemicunya hingga pingsan selama itu. Ia memang sudah merasa ada yang tidak beres sejak awal mengenai kondisi fisiknya di hari itu. Tetapi tetap saja setaunya ia pingsan bukan cuma karena anemia dan demam, tapi Kagura sama sekali tak bisa mengingatnya.

His Girlfriend or His Wife ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang