Part 4

2.4K 166 25
                                    

Disclaimer/claimer: Characters by Sorachi Hideaki-sensei.
Story idea and Arts by Milka Putri a.k.a OkitaSora.

Genres: Romance, Drama, a bit of humor (?).

Setting : AU-Modern life.

*
*
*
*
*

Didalam gedung tinggi pencakar langit yang merupakan sebuah restoran hotel berbintang 5 yang klasik, terlihat sepasang kekasih dimabuk cinta yang sedang sarapan bersama dengan damai dan harmonisnya...

Tapi... bohong.

Lebih tepatnya, pasangan kekasih palsu yang akan melakukan konflik kapanpun dan dimanapun mereka berada. Terlebih hal itu terjadi karena hal-hal kecil. Dari awal sampai ditempat tujuan, si lelaki selalu mencari perkara agar membuat si gadis kesal. Ya, begitulah mereka.

"Wow, untuk ukuran gadis sepertimu, kau makannya banyak sekali. Dasar cewek rakus" Sougo berkata dengan ekspresi datar namun nadanya mencemooh. Kagura hanya menatapnya sekilas, kemudian gadis itu melanjutkan sarapannya. Ia tidak terlalu perduli tentang apapun pendapat lelaki itu tentangnya. Ia sudah capek ber-argumen dengan Sougo. Sedangkan Sougo, masih menatap kagura, lelaki itu terlihat tidak terlalu fokus pada makanannya.

Tadinya Sougo bingung harus mengajak Kagura sarapan dimana. Karena gadis itu selalu menjawab terserah kapanpun Sougo bertanya ia ingin makan dimana. Itulah pemicu konflik diantara mereka. Tentu saja, Sougo kesal jika tawaran baik-nya yang langka ini disia-siakan. Sougo sendiri bukanlah orang yang penurut dan mau diperintah. Tapi gadis bodoh itu terlalu naif menolak saat Sougo memberinya kesempatan untuk memilih. Namun, pada akhirnya restoran hotel berbintang di kawasan apartemennya-lah yang menjadi pilihan Sougo untuk sarapan bersama Kagura. Saat tiba disana, gadis itu terlihat biasa saja. Mungkin dia sudah terbiasa pergi ketempat semacam itu. Atau malah dia mungkin memang tidak mengerti mengenai tempat berkelas ? Entahlah. Sougo dan orang-orang yang berada di dalam restoran menjadi takjub ketika melihat Kagura yang tidak segan mengambil sepiring fried rice, sepiring fried noodles, dan seporsi steak sekaligus. Gadis itu menaruh semua makanannya di meja yang mereka pilih-tentu saja tempat yang dekat dengan chef dan meja hidang- dan kembali mengambil beberapa kue, salad dan cereal dengan dua gelas air putih dan tiga gelas jus buah. Sedangkan Sougo hanya memakan roti tawar dan cereal dengan segelas susu saja.

"Terserah aku, orang tengik jangan ikut campur" Kagura akhirnya menjawab. Dengan ketus tentunya. Ia seharusnya diam, tapi entah kenapa mulutnya terasa gatal jika tidak membalas ucapan menyebalkan dari Sougo.

Mendengar itu, Sougo tersenyum simpul. Ia mengangkat tangannya, seolah untuk memanggil seseorang. Dan benar, melihat gesture dari Sougo, seorang pelayan pria segera mendekat ke arahnya.

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu ?"

"Nanti tagihannya tolong berikan kepada gadis ini" Ujar Sougo sambil menunjuk Kagura. Pelayan itu sedikit bingung, ia ingin mengatakan sesuatu, namun pada akhirnya ia mengurungkan niatnya dengan membungkuk sopan dan pergi.

"Baik, tuan"

Lantas, Kagura segera terbatuk dan membelalakkan matanya. Ia menghentikan kegiatan makannya yang tadinya bahagia. Bibirnya ternganga. Bahkan garpu dan pisau yang digenggamnya untuk memotong steak pun terjatuh di meja.

"Ka, kau be, bercanda kan ??!" Tanyanya terbata-bata. Seolah mulutnya sedang terkena gangguan sulit bicara atau lebih tepatnya gagap. Kagura tidak habis pikir. Kenapa malah dia yang disuruh membayar ?! Restoran hotel berbintang begini tentu saja tidak murah. Bagaimana ia bisa membayarnya ?! Apa lelaki ini sudah gila ?! Bukannya dia tau bahwa Kagura sedang dalam masa kritis ?!

His Girlfriend or His Wife ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang