Pukul delapan malam waktu Korea Selatan. Dengan tergesa-gesa, Roona keluar dari rumah sewanya berlari menuju halte bus.
"Gue bisa telat nih," gumamnya kasar di sepanjang perjalanan.Ketika sudah sampai di halte, tubuhnya tak bisa diam, sesekali ia mengamati layar ponselnya kemudian menengok ke kiri untuk memastikan alat transportasi umum yang ia nantikan sudah sampai.
Senyuman membentuk di bibirnya ketika wujud bus yang ia nantikan terlihat, tinggal beberapa meter sampai di halte tempatnya berdiri. Namun, belum juga bus yang ia nantikan berhenti, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seorang pria berpakaian serba hitam, wajahnya tertutup masker hitam dan juga topi, menyisakan mata tajamnya yang sekarang menatap Roona yang berusaha melepaskan diri, akibat gerakannya yang terlalu berlebihan dan cengkeraman pria itu yang kuat, ponsel Roona terlempar ke jalan raya dan terlindas oleh ban bus yang tepat berhenti setelahnya. Tak kehabisan akal, Roona menggigit punggung tangan pria itu, ia ingin menyelamatkan ponselnya, tapi usahanya tak menghasilkan apa-apa, justru Roona ditarik semakin kuat dan cepat.
Pria itu dengan kuat menarik Roona menuju sebuah van yang tak jauh dari halte. Roona dimasukkan ke dalam van dengan mudah.
"Yak! Sebenarnya kau siapa? Berani sekali menarikku!" gertak Roona pada pria berpakaian serba hitam yang sedang duduk di sebelahnya. Ia belum menyadari kalau ia tak hanya berdua di dalam van itu.
Dengan kasar S.coups melepas topi dan masker yang ia jadikan sebagai penyamaran. Ia menatap Roona dengan tajam beberapa detik kemudian mengalihkan pandangannya pada jendela.
"S.coups?" gumam Roona lirih yang sebenarnya untuk memastikan penglihatannya.
"Hyung! Lihat!" S.coups berucap lumayan keras untuk menarik perhatian laki-laki bertubuh lumayan berisi dan berkacamata yang duduk di samping kemudi. Ia menoleh dan menatap S.coups yang sedang mengangkat tangannya, menunjukkan punggung tangannya yang memerah terdapat bekas gigitan.
"Kau berusaha menyakiti seorang idol?" tanya pria itu setelah cukup memerhatikan luka yang sebenarnya tak terlalu parah pada punggung tangan S.coups. Pria berkacamata itu menatap Roona dengan tajam.
"Apa? Aku? Bahkan aku tak tahu dia siapa, dia seperti penjahat kelamin yang tiba-tiba menarikku," ucap Roona untuk membela dirinya.
S.coups menatap Roona tajam kemudian menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menutup matanya.
"Kau Carat yang maju terakhir itu 'kan?"
Roona dikejutkan dengan sentuhan di pundaknya dan pertanyaan dari pria yang duduk di belakangnya, ternyata Joshua. Roona dengan mudah mengenali wajah pria ramah itu.
"Yang juga diberi spesial layanan oleh S.coups hyung," ucap pria berwajah lonjong dengan hidung lancip yang duduk di bagian paling belakang bersama pria lain dengan topi dan kacamata yang ia kenakan. Ia terkikik geli setelah bicara.
"Carat? Apa itu?" Tanya Roona memilih mengabaikan ucapan pria yang duduk di kursi bagian belakang. Pertanyaannya membuat seisi van tercengang kemudian tertawa garing.
"Sudah kuduga dia bukan penggemar kita," ucap S.coups dengan mata terpejam. Joshua mengangguk-angguk kemudian tersenyum.
"Aku juga merasakannya, biasanya yang datang untuk acara fansigning akan memberikan kita sesuatu, mengobrol hangat dengan kita dan sebagainya, tapi baru tadi aku menandatangani album tanpa ada obrolan dan kontak fisik," ucap pria dengan rambut coklat yang berada di sebelah Joshua. Kalau dilihat sekilas, Joshua dan pria yang ada di sampingnya seperti saudara kembar.
"Hyung, kenapa kau mencari gadis ini? Apa nanti tidak akan ada skandal?" laki-laki bertopi dan berkacamat bertanya setelah membenahi posisi topinya yang sebelumnya hampir menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen in One
FanficKetika seorang gadis yang tidak mengerti apa-apa tentang dunia K-pop harus terjebak di dalamnya. Omongan "kadang yang bukan fans lebih beruntung," terjadi pada diri Park Roona. Park Roona gadis tulen, berkewarga negaraan Indonesia dan berkuliah di n...