Sampai di gedung Pledis, Roona tak langsung masuk karena menanti Eunha yang masih sibuk memarkirkan mobilnya, menunggu seorang diri di depan pintu.
"Ayo, mungkin besok kau sudah mendapatkan kartu akses."
Roona mengangguk mengerti dan berjalan bersama memasuki lift, mereka akan terpisah ketika Eunha harus ke lantai tiga, sedangkan dirinya akan ke lantai dua.
"Terima kasih eonni atas tumpangannya," kata Roona saat keluar dari lift. Eunha yang cuek hanya mengangguk sekilas.
Roona berjalan ke arah pintu putih yang tak jauh darinya. Pandangannya beralih pada botol-botol cola yang ada di gendongannya. Ia mengambil botol cola berukuran sedang kemudian mengocoknya dengan kekuatan penuh.
"Permintaan maafku untuk S.coups," gumamnya pelan sambil terkekeh puas.
"Annyeong," teriak Roona saat memasuki ruangan, membuat pria-pria penggila Cola bersorak senang dan langsung mengambil dua botol besar cola yang dibawa Roona.
Roona menghampiri S.coups yang masih serius berlatih, tak terkecoh dengan temannya yang sibuk minum Cola.
"S.coups-ssi, ini sebagai permintaan maafku," ucap Roona lembut tepat di samping S.coups. Pria itu menghentikan gerakannya secara otomatis karena mendengar ucapan Roona. Dia menatap botol cola dan juga wajah gadis itu secara bergantian kemudian mengambil botol itu tanpa sungkan.
Roona tersenyum puas kemudian berbalik arah, berhitung dalam hati kapan terjadinya peristiwa yang ditunggunya.
Tepat saat hitungan ketiga pada batinnya, suara muncratan terdengar bersamaan dengan suara geraman, membuat seisi ruangan mengalihkan pandangan mereka pada S.coups, korban kejahilan Roona.
"Kau harus melemaskan otot wajahmu tuan S.coups," ucap Roona ringan, tak peduli dengan tatapan tajam yang dilemparkan S.coups padanya.
"Aku keluar dulu, nikmatilah Colanya," ucap Roona santai kemudian berlalu begitu saja. Membuat dua belas laki-laki di ruangan itu tercengang tak percaya kemudian bertepuk tangan, bahkan ada beberapa dari mereka yang tak bisa menahan tawanya.
"Dia benar-benar luar biasa, S.coups-ah, kau tak apa-apa?" Jeonghan tak kuasa menahan senyumnya saat bertanya pada S.coups yang sekarang sibuk membersihkan cipratan Cola pada wajah dan bajunya.
*
Roona menatap tubuhnya yang mungil pada pintu kaca sebuah ruangan, setelah membantu tim wardrobe merapikan baju-baju yang baru sampai dari tempat laundry, ia justru tertarik dengan bayangan tubuhnya yang terpantul dari pintu kaca.
"Kau belum pulang? Ku kira tadi kau keluar untuk pulang,"
Roona terkejut ketika suara berat dan lembut tiba-tiba mengetuk gendang telinganya, ia menoleh dan melihat Joshua yang berada di sampingnya. Wajahnya terlihat basah karena keringat hingga ke leher. Rambut coklat muda yang sebelumnya menutupi keningnya sudah tersibak tak beraturan membuat keningnya terlihat.
"Kau habis latihan?" tanya Roona, mengabaikan pertanyaan Joshua sebelumnya yang sebenarnya pertanyaan retoris.
"Eo, setelah minum cola darimu tadi, kami semua berlatih," jawab Joshua sambil menyeka keringat yang baru saja meluncur dari dahinya.
"Rambutmu berantakan sekali," ucap Roona yang langsung membenahi letak rambut Joshua dengan hati-hati, membuat rambut itu menjadi lebih tertata. Selama proses pembenahan yang lumayan memakan jarak di antara mereka, Joshua dibuat beku karena menatap wajah Roona dari dekat. Wajah yang ayu, memiliki karakter berbeda dari wajah gadis Korea biasanya.
"Selesai, eh ... maafkan aku sudah lancang," ucap Roona riang namun langsung merendahkan nada bicaranya saat mengetahui wajah Joshua yang agak terkejut. Joshua sadar dari fokusnya kemudian menatap pantulan dirinya di pintu kaca dan terpukau karena melihat tatanan rambutnya yang berbeda dengan sebelumnya, bahkan Roona melakukannya tanpa alat bantu.
"Waow, kau pintar juga dalam menata rambut, gwaencanha tak masalah," ucap Joshua dengan senyum tulus.
"Itu tak seberapa." Roona tersipu dan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan pipinya yang mulai memerah.
Saat terjadi keheningan, Roona yang berdiri berdampingan dengan Joshua di depan pintu kaca harus terpisah karena kedatangan S.coups yang tiba-tiba.
"Jangan berdiri menghalangi jalan," desis S.coups sambil melirik sinis ke arah Roona kemudian masuk ke dalam ruangan berpintu kaca itu.
"Dia makin marah padaku? Padahal tadi aku hanya bercanda," ucap Roona lesu.
Pria tinggi itu hanya mengangkat bahunya tak tahu dan menepuk sebelah bahu Roona dengan pelan.
"Roona-ssi, kau di sini rupanya."
Roona menoleh ketika mendengar namanya dipanggil, Eunha menghampirinya sambil membawa sebuah benda seperti id card."Rupanya kartu aksesmu keluar lebih cepat dari perkiraan, selamat bergabung di staff Seventeen," ucap Eunha sambil mengulurkan benda yang ada di tangannya.
"Nuna, apa Roona akan menjadi staff Seventeen?" Joshua yang terkejut bertanya untuk memastikan. Eunha hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ah, dia pintar sekali menata rambutku. Lihat, lebih bermodel daripada tatanan Hayoung hyung."
Eunha menepuk lengan Joshua untuk memperingatkan, kalau saja ucapannya di dengar Hayoung, laki-laki bertato itu pasti sudah sangat marah.
"Eum, Roona akan menjadi stylist kalian, kalau menurutmu Roona menata rambut dengan bagus, ia juga bisa menjadi penata rambut kalian," ucap Eunha, Roona yang mendengarnya terkejut. Pasalnya, Eunha mengatakan dia hanya akan menjadi tim wardrobe, yang mungkin hanya menyiapkan baju-baju untuk mereka tampil, bukan menjadi penata style bahkan penata gaya rambut mereka.
"Tapi, eonni tadi 'kan bilangnya--" ucapan Roona terputus karena Eunha menatapnya tajam kemudian berlalu begitu saja.
"Selamat Roona."
Roona menoleh menatap Joshua yang kini memasang senyum lebar, sangat tampan. Roona dibuat kikuk kemudian mengangguk kaku.
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan pulang, aku mulai bekerja besok," ucap Roona, setelah itu dia membungkukkan badannya sekilas dan berlalu dari hadapan Joshua.
Berjalan pelan menyusuri koridor sambil memandangi kartu aksesnya yang lumayan cantik.
"Berjalanlah dengan benar!"
Roona terkejut saat mendengar bentakan dari arah depannya, dengan cepat ia memasukkan kartu aksesnya pada tas selempang kecil yang ia kenakan."Ikut aku, kau harus tahu apa saja jadwal Seventeen," ucap Munjae kemudian berjalan membimbing mendahului Roona.
Chwecans17
![](https://img.wattpad.com/cover/133344090-288-k449068.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen in One
FanficKetika seorang gadis yang tidak mengerti apa-apa tentang dunia K-pop harus terjebak di dalamnya. Omongan "kadang yang bukan fans lebih beruntung," terjadi pada diri Park Roona. Park Roona gadis tulen, berkewarga negaraan Indonesia dan berkuliah di n...