Chapter 5: Inevitably

36 4 0
                                    


Adora duduk dengan gelisah dihadapan lelaki itu, Zach lebih tepatnya. Adora tidak suka dengan kondisi dimana ia mrasa terintimidasi seperti saat ini.

Tangannya memilin-milin jemarinya yang kurus dengan telapak tangan yang berkeringat. Aura dua orang yang duduk di kafe yang cukup ramai itu terlihat canggung dan suram.

Kejadian yang terjadi sekitar dua puluh menit yang lalu itu masih terngiang dipikiran ach dan Adora.

"Lo lagi!, kenapa sih setiap ketemu lo gue selalu jatuh?", tanya Zach geram.

Adora yang merasa ketakutan pun diam sejenak sebelum berkata 'maaf' dengan lirih. Zach yang masih kesal mengurungkan niatnya untuk berkoar lebih lanjut lagi saat melihat mereka menjadi tontonan gratis di jalan sore itu. Tangan Zach terulur menarik adora ke kafe yang ditujunya dengan cepat.

"Eh? Mau dibawa kemana aku," Adora panik.

"Udah diem aja, gak usah banyak tanya," ketus Zach.

Dan disini lah mereka duduk berhadapan dengan kikuk.

Zach

'Heran gue sama ini cewe. Kenapa coba setiap gue ketemu dia, gue jatuh terus?'. Pikir Zach.

Gue lihat matanya yang jernih dan kosong menatap lurus kearah gue. Tangannya bergerak-gerak gelisah di bawah meja, dan gue tau itu.

'Emang gue seserem dan sesangar itu ya?, ganteng gini kok dia takut'. Tanya gue dalam hati.

"Maaf sekali lagi udah buat kamu jatuh",  si gadis aneh itu angkat bicara.

'Lah, emang gue butuh maaf lo?. Muka gue udah dilecehkan dua kali sama lo gara-gara jatuh ditempat umum. Dari tadi ngomongnya maaf mulu.'  .Gondok gue.

"So...... begini ya..... eh siapa nama lo? Gue gak tau". Tanya gue.

"Adora." Jawab dia pendek dan pelan.

'Namanya cantik'

'Hah, mikir apaan lo barusan?'

'Enggak lah, gausah bohong. Emang bener kok dia cantik'

'Diem lo!.'

Hati nurani gue berdebat. Alis gue berkerut, meringis dengan pertengkaran yang terjadi pada dalam diri gue. Gue gak suka gini.

"Gini ya Adora, pertama gue gak butuh maaf lo. Karena gue gak bisa megang ucapan lo. Dua bulan lalu juga lo bilang maaf tapi malah nabrak gue lagi. So i guess i have right to not trust you right?. Kedua, karena gue kesel sama lo dan kalo emang lo serius minta maaf, gue mau lo terima apa yang gue bilang setelah ini. " Jabar gue panjang lebar.

"Um... aku mau kok kalau kamu mau maafin kamu." Jawabnya ragu.

'Oke, game menarik ini dimulai' sinis gue.

"Mana sini hape lo?." Pinta gue.

"Hah?, kamu mau ngapain?". Cewe itu panik.

'Lucu'

'Hah apaan sih lo bego?'

'Oke cukup!'

Gue menggelengkan kepala untuk mengenyahkan pemikiran yang aneh bin ajaib itu. Seorang Zachary gak pernah muji perempuan. Apalagi terpana.

"Udah sini mana, gak usah banyak bacot". Gue geregetan asli.

Tangannya merogoh saku rok satin selututnya dengan ragu dan memberikan ponselnya pada gue, Gue menyunggingkan senyum miring andalan gue. Tangan gue dengan lihai mengetik nomor ponsel gue disana.

"Oke Adora, gue mau lo setiap gue telfon, lo dateng dan bawa apa yang gue mau. Selama dua bulan". Tantang gue.

Adora

'Aku gak salah denger kan?'

"Kamu..... serius?." tanyaku ragu.

"Yep,absolutely. Kenapa? takut?." Tantang dia.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, seseorang bertanya kepadaku dengan heran.

"Adora?, kamu ngapain disini?."

"Lana?." Tanyaku seraya merasakan dimana keberadaannya.

"Iya, ini aku. Kamu ngapain disini?". Tanya Lana penasaran.

"Um.... aku......". aku bingung mau jawab apa sama Lana.

"Waiter!." panggil seseorang, mungkin Lana yang dia maksud.

"Oke fine, kita lanjut ini nanti dirumah. Kamu utang cerita sama aku." Bisik Lana dengan terburu takut pelanggannya marah.

"Siapa tadi?." Tanya lelaki yang entah siapa namanya duduk berhadapan denganku.

"Temen aku." Jawabku pendek.

"So, gimana? Lo terima tantangan gue gak?"

Aku ragu ingin menjawabnya. Sebernarnya dia tahu kan kalau aku..... disablilitas?, lalu kenapa dia menantangku seperti ini?. Tapi aku merasa bersalah karena sudah dua kalinya membuatnya terjatuh. Sepertinya aku memang tidak punya pilihan lain.

"Oke...." jawab ku.

"Then it's deal, nice to meet you Adora. Gue Zach kalo lo mau tau siapa nama gue." Ucap dia sebelum meninggalkan aku sendirian.

Sepertinya aku sudah menabrak orang yang salah.

LOVE YOURSELF [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang