Adora hanya bisa menghela nafas cemas menunggu 'seseorang' yang berada didalam sana membuka salah satu pintu apartemen mewah yang berada di hadapannya ini.
Dirinya tentu saja tidak seorang diri mencari keberadaan tempat yang ia tuju. Seorang pria tua salah satu penghuni tempat ini lah yang dengan baik hati mau mengantarkannya.
Kalau tidak mungkin dirinya akan tersesat entah di lantai berapa apartemen mewah ini.
Jantungnya mencelos saat kali pertama di pagi ini, dia menghubunginya untuk menagih apa yang mereka sepakati beberapa hari yang lalu.
Tak lama, pintu dihadapannya terbuka. Dan Adora tahu, sosok yang berada dihadapannya ini adalah malapetaka yang saat ini akan dimulai.
"Bagus, lo udah dateng. Gak main-main ya lo ternyata ya." Suara baritone yang sudah terasa familiar itu terdengar.
"Aku gak mungkin lupa." Cicit Adora.
"Great, jadi lo udah bawa apa yang gue mau?." Tanya Zach.
"Udah." Jawab Adora singkat. Pagi ini, Zach menghubunginya guna memerintahkannya untuk datang membawa croissant hangat favoritnya.
"Oke, gue mandi dulu." Ucap Zach kembali sambil melangkah.
Adora yang merasa kikuk perlahan berjalan pelan meraba benda sekitarnya, menerka-nerka seperti apakah bentuk apartemen seorang casanova yang tenar ini.
Ia merasa bahwa apartemen ini meskipun luas tetapi terasa dingin dan sepi.
Tidak ada kehidupan lain, selain diri Zachary itu sendiri. Adora berpikir apakah ia tidak merasa kesepian?.
Kakinya menyenggol sesuatu yang terasa familiar, tangannya meraba-raba benda apakah ini.
Dan rupanya ini adalah sebuah piano. Sepertinya keadaannya terasa sedikit berdebu.
Sudah berapa bulan yang lalu Adora terakhir memainkan piano kesayangannya.
Tangannya terasa gatal untuk memegang tuts-tuts piano yang lembut itu.
Tangannya yang terasa ringan perlahan menekan tuts-tuts itu, lambat laun pergerakan tangannya bergerak lincah menyeruakan lantunan lembut dan indah ke sepenjuru apartemen yang hening itu.
Pagi itu, lewat full length window yang berada didepan piano memancarkan semburan hangat sinat mentari.
Dan kala itu pula, perpaduan sinar matahari dan alunan nada piano menghidupkan suasana kelam disekitarnya.
Adora yang asik dengan dunianya, tidak menyadari bahwa selama itu ada sepasang mata yang menatapnya terpaku berdiri diam seribu kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOURSELF [ON HOLD]
RomansaZachary Nataniel, seorang bintang dan juga kapten basket dari tim ketermuka yang selalu to the point, dan pula selalu hidup dalam kemewahan. Tapi dirinya tidak percaya akan namanya cinta. Bagi Zach, cinta itu hanya sebuah khayalan. Berupa permainan...