Fase awal dari dunia pekerjaan untukku baru saja dimulai. Aku akan ceritakan dari awal. Awal alasan aku yang akhirnya menerima pekerjaan di perusahaan yang sama dengan manager logistic itu.
Hari Pertama
Senin, 26 Maret 2007. Aku duduk dibelakang kemudi mobil dengan perasaan campur aduk. Bersemangat sekaligus khawatir atas apa yang menunggu di pekerjaan pertamaku. Satu minggu yang lalu aku menghubungi Ibu Mayang dan menerima tawaran kerjanya. Selama beberapa hari setelah hari interview dengan Ibu Mayang aku berusaha keras menemukan alasan untuk menolak tawarannya. Berusaha dengan keras namun tidak berhasil. Aku bahkan menghubungi Ayah untuk minta pendapatnya. Ini hebat, mengingat Ayah sudah berpisah dengan Ibu sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku tidak sekeras kepala kakak perempuanku, aku tetap berhubungan baik dengan Ayah. Namun biasanya aku bisa memutuskan sendiri atas apa yang aku mau. Tapi kali ini bukan hanya aku taruhannya, tapi juga keluargaku, adik dan ibu.
Ibuku memiliki usaha kecil-kecilan dan juga sedikit sisa dari hasil pernikahan-nya dengan Ayah. Adik perempuanku masih duduk di bangku SMA, kakakku sudah menikah dan tinggal dengan suaminya. Jika perhitungan matematika ku tepat yang biasanya begitu, maka aku membutuhkan pekerjaan yang baik untuk menghidupi Ibu dan Adik. Hidupku tidak sesusah itu, paling tidak itu menurutku. Aku hanya menjalaninya, hari demi hari persis seperti hari ini.
Kembali ke topik tentang keputusan berat atas tawaran Ibu Mayang. Nasihat Ayah "Jadilah ikan yang besar di kolam yang kecil karena sesungguhnya itu lebih baik untuk karirmu." Dan untuk pertama kalinya aku mendengarkan.
Aku sampai, segera parkir dan pergi ke ruangan HRD. Diana memberikan ID card sekaligus kartu akses masuk ke area logistik dan mengantarku ke ruangan kerja yang ternyata berada di ruangan yang sama dengan Manager Logistik itu. Ya Tuhan, kuatkan hamba-Mu ini.
Manager logistik itu duduk di ruangannya, asik berkutat dengan laptopnya dan tidak terlalu mengindahkan kedatanganku dan Diana. Ada 2 meja didepannya. Satu meja yang menghadap tembok sisi sebelah kanan berisikan karyawan perempuan umur 30an, kurus, namun sepertinya baik. Aku tidak tahu, semoga saja. Satu meja lagi kosong. Meja itu menghadap ke jendela terbuka mengarah ke koridor depan dan membelakangi meja manager logistik. Sepertinya itu mejaku.
"Pak Krishna, ini Laras anak buah Bapak yang baru. Tolong diajak keliling ya Pak dan induction dulu hari pertama. Jangan yang berat-berat." Diana tersenyum.
"Saya sibuk."
"Iya Pak, saya tahu Bapak sibuk, tapi tolong ya Pak. Masa Bu Anna yang ajak keliling." Diana tersenyum pada Ibu Anna yang menoleh kepadanya. Oke, namanya Ibu Anna gumamku.
Karena Bapak Manager itu tidak menjawab, akhirnya Diana pergi dari ruangan sambil berbisik "Semangat ya Ras !" Aku mengangguk. Aku baru saja duduk dimeja dan ingin menyalakan komputer ketika dia berujar.
"Kerja disini bukan untuk main-main. Kita ga butuh anak manja yang cuma bisa bertahan 1-2 bulan. Jadi kalau kamu ga serius dan mau main-main, berhenti dari sekarang." Suaranya serius, dan matanya masih menatap laptop. Dia bahkan tidak mau menatapku.
'What?' Aku cuma melongo diam dan bilang "Iya Pak."
Aku mulai menyesali keputusanku.
***
Sudah genap satu minggu yang terasa seperti bertahun-tahun karena perilaku bosku yang baru. Oh bukan, bukan bosku yang baru tapi aku yang anak baru. Kelakuannya aneh bin ajaib dalam artian yang paling menyebalkan. Setelah menyambut kedatanganku dengan sinis, 2 hari pertama dia melimpahkan semua laporan yang Ibu Anna kerjakan padaku. Alasannya, biar aku belajar. Iya aku paham anak baru harus belajar, tapi bagaimana bisa di hari ketiga dia mewajibkan aku mengirimkan laporan ke Direktur perusahaan tentang jadwal penerimaan barang dan kapasitas gudang dengan bahasa inggris. Aku bahkan belum tahu flow pergerakan barangnya, apa arti dari laporan itu dan ini...ditujukan ke Direktur, 1 level diatas Mr.Han. 'Gilak.' itu pendapatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss and I [Completed]
ChickLitLaras adalah fresh graduate yang baru saja diterima di sebuah start up company. Dia bertemu dengan Krishna, bosnya yang super menjengkelkan. Kehidupan Laras jungkir balik karena perilaku Krishna. Sementara Ardi pacar Laras tidak banyak membantu, La...