Part 10 - The best part

13.4K 749 89
                                    

February, 2018

Alarm yang terlalu pagi membangunkanku. Dingin dan kantung kemihku penuh. Aku mulai bergerak ingin bangun dan pergi ke kamar mandi. Aku duduk dan tangan itu menggenggamku.

"Mau kemana ?" masih dengan mata terpejam dia bersuara.

"Kamar mandi, pipis."

"Jangan lama-lama." Juga masih dengan mata terpejam.

Aku tersenyum. "Iya"

Keluar dari kamar mandi aku memutuskan untuk mengambil air hangat di lantai bawah. Suara pintu kamar yang aku buka membuat ia terbangun.

"Ras, katanya ga lama. Mau ngapain ?"

"Haus."

"Nggak boleh, sini aja. Dingin. Aku ga suka kamu jauh-jauh, jangan jauh-jauh dari aku."

Aku tersenyum sambil kembali ke tempat tidur, memiringkan tubuhku agar bisa menatap dia. Terkadang sikapnya yang kekanakan membuat aku lupa akan rentang usia kita. Matanya masih terpejam tapi tangannya berusaha menggapaiku. Aku sangat suka memandangi wajahnya kala tidur. Tidak seperti aku yang tidur sembarangan, dia selalu terlihat tampan saat tidur. Aku menelusuri semua lekuk wajahnya, seperti ini baru pertama. Tanpa sadar aku menyentuh hidungnya yang entah kenapa bentuknya bisa sempurna. Dia tersenyum dengan mata yang masih tertutup.

"Favorit kamu ya."

"Selalu"

"Aku mau tanya sesuatu."

"Malam-malam begini ?" Dia mulai membuka matanya.

"Sudah hampir pagi, sebentar lagi alarm kamu yang bunyi."

"Kenapa dulu kamu galak banget sama aku ? Waktu kita pertama ketemu, interview itu."

"Ras, ini jam 3 pagi. Apa aku harus jawab ?" Suaranya masih sangat mengantuk.

Aku tersenyum usil. "Kalau kamu jawab, aku..." aku membisikkan sesuatu.

Dia tertawa dan menimbang-nimbang penawaranku. "Oke, penawaran yang tidak bisa ditolak." Matanya terbuka memperhatikanku, tetapi dia tidak merubah posisinya.

"Oke sayang, tanya apa saja. Aku jawab."

Aku terbahak karena perubahan sikapnya. "Bapak Krishna, silahkan jawab pertanyaan pertama."

"Oke, kenapa aku galak, simply karena kamu menarik."

"Ouw, terimakasih." Aku ke-GR-an karena selama ini memang jarang sekali dipuji.

"Belum selesai, CV dan nilai-nilai kamu yang menarik." Dia tersenyum menggoda.

Aku manyun sambil langsung melontarkan pertanyaan kedua.

"Kenapa ketika aku dulu diterima, kamu selalu terlihat kesal dan marah? Salah aku apa?" Nadaku agak kesal karena tiba-tiba ingatan masa itu menghampiri.

"Itu gampang, karena kamu menyusahkan. Mr.Han dulu langsung jatuh cinta sama kamu, dalam artian professional. Dia seperti rela membayar kamu berapa saja agar kamu mau bekerja sama. Bu Mayang jadi pusing gara-gara kamu, aku ikutan pusing karena tahu akan punya anak buah yang menarik. Intinya, kamu menyusahkan." Dia berkata sambil tertawa kecil seperti berusaha kembali mengingat apa yang terjadi dulu.

"Tunggu-tunggu, ini kenapa kamu nanya-nanya kayak gini sih Yang? Ini sudah berapa tahun sayang? Penasarannya kok telat amat."

"Nanti kamu juga tahu. Pertanyaan selanjutnya." Aku segera melanjutkan.

"Dari kapan kamu suka aku Mas?"

Dia berpikir sejenak. "Vitamin, masih inget kejadian vitamin itu ? Kalau kamu kasih vitamin itu ke aku saja, mungkin aku akan jadi biasa saja. Tapi kamu kasih ke semua orang, kamu perhatian Ras. Aku mulai suka sama kamu saat itu."

My Boss and I [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang