Dari hati ada yang ingin ditanyakan, tapi apa daya mulut tak tersampaikan.
Ingin rasanya menanyakan "Sejak kapan kau menyukaiku (dulu)?"
Haha rasanya memalukan.Tidak. Aku tidak bermaksud apa-apa.
Aku hanya ingin bertanya. Itu saja.
Tenanglah. Aku tidak menginginkan lebih.
Sekali lagi, aku 'hanya' ingin bertanya.Aku?
Kau tanya, sejak kapan aku menyukaimu?
Entahlah. Aku pun tidak tahu.
Tapi, setelah aku tahu bahwa kau menjaga hati bukan untuk ku saja, perih rasanya.
Sejak saat itu aku mengerti, bahwa aku telah jatuh cinta. Padamu.
Dan itu baru ku sadari.Maaf. Mungkin, aku tak pernah menganggap serius perasaan mu. Karena hati ku mengatakan, kau mencintai orang lain, bukan aku.
Tapi aku pun tak mau jika kau pergi. Sungguh. Tak pernah ku inginkan kepergianmu. Sama sekali.
Ingin rasanya mengatakan, "Jangan pergi. Setidaknya tetaplah bersamaku, walau hanya sebatas teman." (Tanpa kepastian).
Lucu sekali, bahkan aku mengharapkan kau yang belum tentu bertahan untukku.
Dan benar sekali, perpisahan itu terjadi. Tanpa ada kata pamit atau selamat tinggal.Menurutmu siapa yang pergi?
Aku?,
Apakah kau?Menurutmu siapa yang salah?
Aku?,
Apakah kau?,
Ataukah waktu?
Dan ataukah dia? Ah aneh sekali aku ini. Tak mungkin dia.Ku pikir, kita yang sama-sama menjauh, setelah sama-sama mencari.
Fnp
16-01-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan Rasa~
PoetryHey kau... Aku memang tak seberani wanitamu. Tak seberani wanitamu jika mengatakan cinta. Aku hanya berani memintamu pada Penciptaku. Aku mencintaimu, tapi tak berani berseru. Aku hanya berani menuliskan rasaku~ Rasa untukmu, priaku. Fnp~ - Fiki Nur...