Rasanya sama seperti kau mengatakan bahwa aku adalah sebuah masalah.
Sejak saat itu aku menjadi seorang pemurung lagi, dan setiap malam semakin larut aku menangis, tak tahu apa yang ada dipikiran ku, rasanya aku sedih.
Dan saat ini perasaan itu muncul lagi.
Aku tak tahu aku menangis karena apa.
Aku hanya butuh kamu, itu yang keluar dari mulutku tiba-tiba. Dan terus.Kenapa harus kamu?
Kenapa harus begini?
Aku sempat menyalahkan Tuhan ku, kenapa harus aku?
Pertanyaan itu selalu ku ulangi, ku harap aku mendapatkan jawabannya. Tapi lagi-lagi yang ku dapat hanya keheningan.Seperti orang kehilangan warasnya, tanpa sadar aku mengatakan "Tuhan..... peluk aku. Aku butuh dia" dan terus berulang. Iya dia itu kamu, kamu yang kubutuhkan, selalu, dalam percakapanku dengan Tuhan.
Mungkin Tuhan cemburu kenapa harus selalu kamu yang ku bicarakan, kenapa sehebat ini aku mencintaimu, sementara Tuhan ku pun tak kucintai sehebat aku mencintaimu. Iya kurasa ada yang salah denganku.
Bahwa Tuhan ku pun sempat aku salahkan perihal kenapa aku harus mencintaimu.
Iya aku tak seharusnya menyalahkan Tuhan ku sendiri~
Sepertinya memang ada yang benar-benar salah dengan ku.
Aku hanya tidak tahu harus bagaimana, jika dipikiran mu saja aku hanya sebuah masalah. Sakit seperti apa lagi yang harus ku rasakan?12-09-2018
-Fiki Nuraeni Putri-
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan Rasa~
PoetryHey kau... Aku memang tak seberani wanitamu. Tak seberani wanitamu jika mengatakan cinta. Aku hanya berani memintamu pada Penciptaku. Aku mencintaimu, tapi tak berani berseru. Aku hanya berani menuliskan rasaku~ Rasa untukmu, priaku. Fnp~ - Fiki Nur...