Perjuanganmu mungkin tak sebesar ibu.
Kau memang tidak melahirkanku.
Tapi, kau berjuang bekerja keras demi menghidupiku.
Kasih sayangmu, mungkin tak terlihat seperti ibu.
Tapi ku tau, walau tak terlihat kau amat begitu menyayangiku.
Ayah~
Rasanya aku merindukan saat digendongan mu.
Saat itu aku bahagia sekali.
Pelukan hangat mu masih jelas terasa.
Kau adalah lelaki pertama yang aku cintai, ku sayangi, dan kau lah cinta pertamaku.
Kau adalah seorang lelaki yang ku banggakan didepan teman-temanku, bahagia rasanya mempunyai ayah sepertimu.
Tak pernah ku berpikir bahwa dirimu akan pergi sebelum ku bahagiakan.
Ayah~
Kini anak gadismu sudah sebesar ini.
Aku sudah tumbuh menjadi dewasa, sudah berani mencintai lelaki lain sesudahmu. Tapi tetaplah, cinta pertamaku itu kau ayah~
Tak ada yang bisa mencintaiku seperti kau mencintaiku.
Mungkin ragamu sudah pergi, tapi ku tau cinta mu tetap dihati.
Apakah kau sedang melihatku sekarang?
Disetiap do'a tak henti ku panjatkan namamu, semoga kau bahagia disana.
Ayah~
Terkadang rasa iri muncul dihatiku.
Ketika ku melihat seorang anak di gandeng oleh ayah nya, ah rasanya bahagia sekali.
Andai saja kau masih berada disisiku, pasti aku lebih bahagia dari anak itu~
Ah tidak, aku tidak mau berandai-andai. Ku tau Allah lebih menyayangimu, makanya Dia memanggilmu lebih dulu. Bukankah setiap makhluk akan kembali kepada-Nya.
Walau hati belum rela melihat kepergianmu. Jika aku bisa marah, aku akan marah, 'mengapa harus ayahku yang Engkau ambil?" tapi aku tak bisa lakukan apa-apa, selain mengikhlaskan.
Rindu ini rasanya hampir membuat air mata ku ingin menyeruak ke luar, ku tahan agar tak jatuh, tapi apa daya ketika anak merindukan ayahnya yang sudah pergi? Ku hanya bisa menangisi, setiap kenangan bersamamu.
Ayah~
Dengan do'a aku memelukmu.
Fnp
14 januari 2018
***
Di dedikasikan untuk seorang anak gadis yang merindukan ayahnya yang sudah pergi😊
Semoga dipertemukan kembali di surga nanti😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan Rasa~
PuisiHey kau... Aku memang tak seberani wanitamu. Tak seberani wanitamu jika mengatakan cinta. Aku hanya berani memintamu pada Penciptaku. Aku mencintaimu, tapi tak berani berseru. Aku hanya berani menuliskan rasaku~ Rasa untukmu, priaku. Fnp~ - Fiki Nur...
