Kamu adalah orang yang pernah aku banggakan terang-terangan kepada penciptaku.
Kamu adalah orang yang selalu ku minta kepada penciptaku.
Kamu adalah alasan mengapa aku tak jatuh cinta pada orang lain, selain kamu.
Aku tak mengerti apa itu jatuh cinta. Aku hanya tau jatuh karena cinta itu seperti apa.
Saat aku mengenalmu, kau membuatku merasa bahwa aku adalah satu-satunya, tetapi ternyata aku hanyalah salah satunya.Kamu adalah.... Entahlah~ Aku tak bisa mendeskripsikan kamu sepenuhnya. Aku hanya tau kamu yang mampu membuat diriku merasakan nyaman yang hangat. Kamu bisa membuatku merasa kehilangan. Kehilangan sosok yang selalu ada.
Aku bahkan lupa. Bahwa tak semua akan tetap bertahan. Termasuk dirimu.
Aku lupa bahwa seseorang sewaktu-waktu akan pergi.
Bahkan saat kau pergi pun, kau tak mengucapkan apapun, berkata pamit atau selamat tinggalpun tak ada. Kau malah pergi perlahan. Ketahuilah, itu sangat menyakitkan. Dan sakitnya lagi, aku tak bisa mencegahmu ketika kau pergi, aku hanya bisa melihat punggungmu sampai menghilang dari pandangan. Sungguh aku ingin mengatakan "jangan pergi" Sambil menangis sejadi-jadinya dipelukmu, jika bisa. Dan aku sadar aku terlambat. Tak bisa melalukan apa-apa, tak bisa mengatakan apapun, tapi air mata mengalir begitu saja tanpa permisi. Dan deras. Semakin kencang. Dalam kesunyian.Maaf karena telah meragukan perasaanmu.
Aku mencintaimu priaku~ tapi sayangnya aku terlambat. Terlambat atau tidaknya aku, kau sudah pergi. Dari hati yang kau buat nyaman ini.
Kamu, ah aku lupa bahwa kamu sudah pergi. Pergi dari kenyamanan yang kau buat sendiri.
Kamu, priaku. Saat itu. :')
Apa kabar?
Haha seharusnya aku tidak perlu lagi menanyakan tentang kabarmu. Bahwa kenyataanya kau baik-baik saja. Bersama dia tentunya.Rindu ini menyesakkan, sungguh. Sakit sekali ku rasakan.
-Fiki Nuraeni Putri-
KAMU SEDANG MEMBACA
Deretan Rasa~
PoetryHey kau... Aku memang tak seberani wanitamu. Tak seberani wanitamu jika mengatakan cinta. Aku hanya berani memintamu pada Penciptaku. Aku mencintaimu, tapi tak berani berseru. Aku hanya berani menuliskan rasaku~ Rasa untukmu, priaku. Fnp~ - Fiki Nur...