3. Mengenai Perasaan

22 1 0
                                    

"Aku tidak menuntutmu untuk memberiku kebahagiaan, sebab seperti mulanya cinta-bahagia-luka akan datang sendiri tanpa dipaksa"

_______________________________

Sekarang, aku menjadi benar-benar dalam bagian hidupmu. Setengah hatimu merelakan untuk diungsikan olehku. Ada rasa bahagia yang terselebung dalam menjalaninya --Bahwa untuk mendapatkanmu bukanlah hal yang sulit.

Memang ini awal kali, aku merasa degup yang tak beraturan, memandangmu adalah suatu kewajibanku saat bertemu. Menyunggingkan bibirku adalah satu hal pasti saat kau tersenyum. Ternyata, bibit-bibit ragamu itu telah bereaksi di dalam hatiku. Begitu saja jantung terasa tidak waras. Ingin tetap memandang, meski wajah semesta harus pulang pada malam.

Perasaanku adalah demikian --demikian nyata dan menjalar dari mata turun ke hati. Meski ku tata berkali-kali jawabannya sama ; mencintaimu. Pernah sekali, aku harus berusaha tak menebarkan perasaan menggebu ini padamu, tapi aku tak bisa, sebab entah apa namanya, rasa ini sudah terlahir lebih dulu lalu terkunci oleh sekat-sekat temu.

Memang benar, tak ada namanya cinta pertama, tapi menurutku ini adalah jatuh hati pertama --orang pertama yang aku jatuhkan cintanya. Aku merasa setiap kali aku merindu, hal terbaik untuk kusembuhkan adalah temu.

Aku masih bertanya-tanya saat aku belum menjadi bagian kamu --Jikalau bukan cinta kenapa aku harus berlagak kencang degupnya setiap kali bertemu denganmu, atau barang kali hanya sepintas melihatmu? Aku yakin, ini bukan hanya sekadar kagum; tapi lebih. Lihat saja, aku merasa tidak baik-baik saja bila berpapasan denganmu, di setiap malam aku selalu menjemput jelmaanmu di sebelum tidurku. Untuk apa kalo bukan cinta namanya?

Meski begitu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuat kenangan bagi kita. Apapun bentuk dan hasilnya, aku akan siap jikalau terluka. Sebab, inilah keputusanku saat pertama kali : mencintaimu aku harus kokoh saat ditantang oleh luka dan kesedihan.

Dan aku hanya perlu terus memberikan peluang kebahagiaan yang lebih besar bersamamu. Sebagai hadiah jatuh hati pertama yang saat ini aku rasakan gebunya. Barang kali kita sempat untuk di pisahkan, tetapi setidaknya kenangan yang harus aku kenang lalu aku terkenang, membuatku tersenyum bukan kesedihan yang larut.

_____________________________
Tertanda: Salbiyah AT

Makasih untuk yang selalu membaca prosa-prosaku semoga ngena dan bikin baper. Berusaha mencoba meski banyak yang tak suka dengan tulisan ini. Siapa tahu suatu saat nanti disukainya sama penerbit  *eh... ( Amin ) wkwkwk.

Luv ya❤❤❤

Euforia KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang