6. Memulai melepaskan

25 0 0
                                    

"Mengapa sekentara ini perihal hati yang mudah rapuh, hingga entah caranya seperti apa aku tiba-tiba melupa dan hendak pulang"
____________________________________

Sebenarnya aku enggan menyakitimu, bukan mauku untuk tiba tiba meninggalkanmu, melepaskan apa yang pernah kita rencanakan dulu. Perihal tanggung jawab, baiklah. Benci saja kepadaku, yang begitu saja hendak bepergian melepas tanggubg jawab hati.

Entah aku harus memulai bagaimana, bukan aku mau mencari seseorang yang lain 一berpaling darimu, tapi ini sungguh-sungguh keinginanku sendiri untuk menjauh. Bagaimanapun peristiwanya, aku merasa tidak nyaman lagi bersamamu, di dekatmu aku merasa ada sesuatu yang harus ditinggalkan.

Inginku segera menemukanmu lagi sampai-sampai kutata perihal menuju pergi ini begitu kentara, tapi tetap saja, semesta enggan menyatukan kembali apa yang dulu kujadikan prioritas, yang dulu kuingin berencana, yang dulu buatku bahagia seketika, dan yang dulu buatku senyum mempesona sepanjang masa.

Mengumpulkan ego sudah tak berperasaan, hanya akan mengusik segala ketenangan. Tapi aku berusaha untuk membuatmu menjauh tanpa terluka. Aku harap kau akan baik-baik saja setelah ini.

Hiruk pikuk keinginanku bergumul, mencari celah untuk segera melangsungkan apa yang hendak kubawa sendiri, meninggalkanmu dan hati yang pernah kujaga.

Jangan sakit, aku mohon! Aku percaya kau adalah lelaki tangguh yang akan menerima segala keputusan secara tak terduga ini, perihal kemarin adalah kadoku, kuucapkan terima kasih terhadap apa yang selalu kau beri padaku.

Semoga setelah ini, kau akan selalu bahagia tanpaku, aku percaya. Seperti bilangmu awal kali menggugah hatiku: Jangan kaget bila tiba-tiba ada salah satu anggota hati yang mulai merapuh, meninggalkan apa yang pernah dijaga. Dan memang keputusan pergi adalah jawaban terbaik untuk melepaskan, apapun waktunya kita harus sepakat tanpa sepihak. Aku akan menerima segalanya tentang kemauanmu, kaupun akan begitu tenang saat aku menghendaki keinginanku.

Aku sadar, bagaimana bisa aku meninggalkanmu padahal kau amat cinta. Tapi kuulangi sekali lagi, cinta terkadang menjadi bumerang bagi diri sendiri. Mungkin selepas ini kau akan membenciku, mendiamkanku sebab tak ada lagi cara untuk menyapa, masih di ubun-ubun setelah pergi, tidak terlalu penting menanyakan seperti dahulu lagi 一bisa jadi begitu.

Tapi aku akan menyakini sekuat yang aku mampu, bahwa ini adalah jalan terbaik untuk kita, aku paham sebegitu semesta tak merestui keinginan kita yang hendak bersatu, dan aku tahu bahwa kepergian hati ini akan selalu bermakna.

________________________
Tertanda: Salbiyah AT

Luv ya❤❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Euforia KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang