Mulmed: Chelsea
Happy reading!! ❤
-------------------------------------------------
“HELOO EVERY BODY!! KALIAN PASTI UDAH KANGEN SAMA VITA YANG CANS INI KANN.” Teriakan menggelegar itu memecahkan fokus Chelsea, Maureen, dan Tania yang sedang membahas tentang artis idola mereka yang sebentar lagi akan berulang tahun.
“Paan sih lo, pagi-pagi udah bikin gue budeg,” sahut Tania menutup kedua telinganya.
“Serah gue dong. Nyinyir mulu lo!” balas Vita.
“Biasa aja kali Mba!! Gak usah nyolot gitu.”
“Kok jadi gue sih yang nyolot Ta?!”
Chelsea dan Maureen berdecak melihat kedua sahabatnya yang sering berdebat tidak jelas itu.
“Lah memang tadi lo nyolot!”
“Lo duluan ka---”
“EKHEMM.”
Deheman yang tak asing bagi Tania dan Vita itu berhasil mengintrupsi keduanya yang kini ngacir ke bangku mereka masing-masing. Takut teriakan Bu Lena yang konon menggelegar itu nanti akan memporak-porandakan seisi kelas. Dasar murid kurang ajar.
Bu Lena kini berjalan ke depan kelas diikuti oleh seorang gadis cantik yang berambut bergelombang dan tidak terlalu tinggi. Semua menatap asing ke arahnya.
“Pagi anak-anak,” ucap Bu Lena memcah keheningan.
“Pagi Buuu....” jawab seluruh siswa.
Beliau melirik sekilas pada siswi di sampingnya itu. “Kita hari ini kedatangan seorang siswa baru.”
“Silahkan kamu memperkenalkan diri terlebih dahulu,” sambungnya.
Siswi itu tampak tersenyum canggung. “Perkenalkan nama gue Adira Raveena Thalita. Kalian bisa panggil gue Ara.”
Semuanya bersorak, terutama Kevin yang sudah bersiul-siul di tempatnya membuat Vita melempar segumpal kertas dengan kesal ke arahnya.
“Harap tenang semuanya, silahkan lanjutkan Adira,” sahut Bu Lena menenangkan semua.
“Gue pindahan dari SMA Angkasa, Bandung,” sambungnya.
“Mmm.. gue harap kita semua bisa temenan dengan baik.” Ia kemudian menyunggingkan senyuman manisnya.
“Oke, kamu bisa duduk di belakang bangku Maureen. Kebetulan Arevan tidak memiliki teman sebangku.” Bu Lena menunjuk bengku kosong di sebelah Revan itu.
Ara mengangguk patuh, kemudian mulai berjalan mendekati bangku di belakang Maureen itu.
“Gue.. gak apa-apa kan duduk di sini?” tanyanya mencoba bersikap ramah pada orang yang akan menjadi teman sebangkunya itu.
Revan hanya menatap sekilas kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.
“What?!” ucap Ara dalam hati, sepertinya ini akan sulit. Ia kira Revan akan mudah akrab dengannya.
“Baik anak-anak, Ibu akan kembali ke kantor. Dan tadi Pak Eri menyampaikan pesan agar kalian menjawab latihan matematika halaman 32. Beliau hari ini tidak bisa mengajar karena ada keperluan. Tolong kalian tetap di kelas dan jangan ribut.” Bu Lena kemudian berjalan ke luar kelas. Dan setelah itu hampir seluruh siswa bersorak girang.
“ACHELLL.” Kevin berjalan mendekati bangku Chelsea dan Tania.
“Kenapa Vin?” tanya Chelsea.
YOU ARE READING
Love Destiny
Teen FictionTakdir, Satu kata singkat yg sering diabaikan banyak orang Namun, Takdir... Satu kata singkat yg tak pernah ku sesali Bertemu denganmu, Adalah suatu takdir yang tak bisa ku hindari. Melupakanmu, Adalah suatu takdir yang tak ingin kujalani. Dan b...