Part 15

49 6 2
                                    

“Tepuk tangan untuk penampilan dari X.5. Bagus sekali penampilan vocal group kalian.” Bu Risa bertepuk tangan.

Saat ini mereka melanjutkan pensi yang tertunda akibat insiden tadi. Chelsea dan sahabat-sahabatnya kali ini memilih duduk di barisan tengah. Keadaan Tania sudah membaik. Kini ia lebih ceria dari pada saat di tenda tadi.

Bu Risa membuka gulungan kertas selanjutnya. “Penampilan selanjutnya dari.... X.4. Dipersilakan untuk maju ke depan.”

Chelsea berdiri dari duduknya. Berusaha menghilangkan gugup. Tania dan yang lainnya menyorakinya memberi semangat.

Ia mengambil gitar lalu duduk pada kursi yang sudah disediakan.

“Silakan Chelsea, mulai,” kata Pak Tyo yang duduk di belakang Chelsea.

Chelsea sedikit memutar otaknya. Memikirkan lagu apa yang akan dibawakannya.

Sebuah lagu terlintas di pikirannya. Ia mulai memetik gitar.

Tak Kusangka semua seperti ini.
Semua yang indah berubah jadi  sirna.

Tak habis pikir kau tega seperti ini.

Meninggalkan aku tanpa suatu kepastian.

Suara lembut Chelsea mengalun indah membuat yang mendengarkannya menghayati bait demi bait yang Chelsea nyanyikan.

Ku hanya bisa berharap kau bahagia di sana.

Dengan dia pilihanmu walau dia sahabatku.

Tania menegang. Seperti ada makna yang tersirat pada bait lagu yang dinyanyikan Chelsea itu.

Biar aku yang pergi.

Biar aku yang tersakiti.

Biar aku yang berhenti.

Berhenti mengharapkanmu.

Oh Tuhan kuatkan aku menerima semua ini.

Jika dia memang untukku.

Ku harap kembalikan dia padaku.

Tania tak kuasa menahan sesak di dadanya. Merasakan Chelsea menyanyikannya dengan sepenuh hati. Dari hati terdalamnya. Ia berkaca-kaca menatap Chelsea.

Biar aku yang pergi.

Biar aku yang tersakiti.

Biar aku yang berhenti.

Berhenti mengharapkanmu.

Oh Tuhan kuatkan aku menerima semua ini.

Jika dia memang untukku.

Ku harap kembalikan dia padaku

Vita dan Maureen saling pandang. Sedikit demi sedikit mereka mulai paham apa yang terjadi antara Chelsea dan Tania. Mereka menatap sendu Chelsea yang menahan cairan bening di pelupuk matanya dan Tania yang sudah berkaca-kaca.

Ku hanya bisa berharap kau bahagia di sana.

Dengan dia pilihanmu walau dia sahabatku.

Aku yang berhenti.

Kuatkan aku

Jika dia memang untukku

Ku harap kembalikan dia padaku

Oh Tuhan kembalikan dia padaku...

Chelsea menghentikan petikan gitarnya. Ia berdiri dan membungkuk sebagai ungkapan terimakasih. Sorak sorai dan tepuk tangan mulai menggema.

Love DestinyWhere stories live. Discover now